11.11.25

RAy Fransisca Marita Kusuma (24310410005) - SPSJ - Psi Lingkungan - UTS - Dr A Shinta , M.A - 11 November 2025

ESAI UJIAN TENGAH SEMESTER RAy FRANSISCA MARITA KUSUMA (24310410005) Psikologi Kelas : Karyawan Psikologi Lingkungan - Ibu Dr. Arundati Shinta., MA
Tidak ada orang yang ingin tinggal di perumahan kumuh tersebut karena setelah melihat objek fisik yang diohadapi individu ternyata sangat berbeda dengan yang pernah dialaminya maka individu mungkin akan mempersepsikan bahjwa situasi baru tersebut diluar batas optimal. Menghadapi lingkungan kotor, kumuh, tidak nyaman dan terkesan bau akan membuat individu stress, sehingga ia berusaha untuk mengatasi stress tersebut (coping behavior). Apabila usaha individu megatasi stress sukses maka individu tersebut telah melakukan adaptasi (merubah diri agar sesuai dengan lingkungan) atau melakukan adjustment (mengubah lingkungan supaya sesuai dengan dirinya). Contoh adaptasi menjadikan rumah kumuh tersebut sebagai rumahnya perilaku adaptasi terhadap lingkungan adalah tubuh menyesuaikan diri terhadap kondisi rumah yang panas, kotor dan tidak nyaman. Dampaknya individu lama kelamaan menjadi nyaman berhadapan dengan rumah kumuh tersebut. Contoh perilaku adjustment adalah individu membersihkan rumah kumuh tersebut, menyapu, mengepel dengan pewangi lantai, mengecat, memperbaiki bagian – bagian yang rusak, sehingga situasi menjadi nyaman untuk ditinggali. Apabila pengalaman berhasil mengatasi stress terjadi berulang maka toleransi individu terhadap kegagalan menjadi rendah. Individu tersebut akan berusaha keras agar terus berhasil, selain itu individu juga akan mengembangkan stimulus – stimulus baru. Apabila usaha dari individu dalam mengatasi stress gagal dan kegagalan tersebut terjadi berulang maka situasi itu merupakan kondisi bagi individu meyakini dirinya bahwa ia tidak berdaya dengan kemampuan rendah dalam mengatasi hambatan dalam kehidupan, itu adalah bentuk dari gangguan mental yang serius.
Individu satu dengan yang lain tidak bisa memaksakan persepsi satu dengan yang lain karena ada beberapa aspek yang mempengaruhi persepsi yaitu budaya, status sosial ekonomi, usia, agama dan interaksi peran gender, desa atau kota dan juga suku. Contoh mempengaruhi persepsi dari budaya adalah individu yang sudah terbiasa hidup di lingkungan kumuh sejak kecil merasa nyaman saja berbeda dengan yang tidak terbiasa. Status sosial ekonomi juga mempengaruhi persepsi, orang yang mampu atau kaya melihat rumah kumuh pasti merasa tidak nyaman berbeda dengan orang yang kurang beruntung, individu tersebut merasa nyaman tinggal di rumah kumuh dibandingkan ia harus tinggal di pinggir jalan. Usia dan tahap perkembangan juga mempengaruhi persepsi rumah kumuh tersebut, anak – anak melihat rumah kumuh bisa jadi seperti melihat tempat bermain yang seru karena di tempat kumuh biasanya ramai anak – anak kecil bermain seperti di film yang pernah ia lihat, berbeda dengan orang dewasa yang sudah lebih paham bahwa rumah kumuh tidak nyaman untuk ditinggali. Pengalaman individu dan lingkungan saling terkait dan sangat mempengaruhi pembentukan persepsi seseorang. Referensi : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/nalars/article/download/594/555/1150 https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/old12/125416-S-5609-Gambaran%20persepi-Literatur.pdf

0 komentar:

Posting Komentar