PRO-LINGKUNGAN HIDUP
Cindy Auriliya Fikri Andani
NIM 24310410023
Kelas Karyawan
Mata Kuliah Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A.
ESAI 4 – KOMITMEN BERPERILAKU PRO-LINGKUNGAN HIDUP
Kesadaran menjaga lingkungan sering kali terhambat oleh gaya hidup praktis dan keterbatasan fasilitas, terutama bagi mahasiswa yang tinggal di kos-kosan. Lingkungan fisik yang sempit membuat banyak orang merasa sulit untuk memilah sampah atau menerapkan gaya hidup ramah lingkungan. Padahal, perilaku pro-lingkungan adalah salah satu wujud tanggung jawab sosial individu terhadap keberlanjutan bumi. Permasalahan yang muncul ialah kesenjangan antara niat dan tindakan nyata, banyak yang tahu pentingnya menjaga lingkungan, namun sedikit yang benar-benar melakukannya secara konsisten. Karena itu, saya berkomitmen untuk terus berperilaku pro-lingkungan hidup meskipun tinggal di kos, sebab komitmen yang kuat dan disaksikan banyak orang dapat memperkuat konsistensi perilaku positif.
Komitmen utama saya dalam tindakan pro-lingkungan adalah menjadikan perilaku ramah lingkungan sebagai kebiasaan sehari-hari.
1. Pertama, saya berkomitmen untuk selalu membuang sampah pada tempatnya. Dimulai dari hal kecil seperti ini akan menumbuhkan suatu kesadaran bagi diri saya betapa pentingnya untuk berperilaku pro-lingkungan. Ini adalah suatu bentuk perilaku yang harus dibiasakan mulai sejak dini, karena kebiasaan akan muncul dengan sendirinya jika kita memulai pada waktu sedini mungkin.
2. Kedua, saya berkomitmen untuk selalu memilah sampah antara organik dan anorganik. Saya menyediakan dua wadah di kamar untuk memisahkan sisa makanan dari plastik atau kertas. Sampah anorganik saya kumpulkan untuk disetor ke bank sampah terdekat, sedangkan sampah organik dibuang ke TPS resmi agar tidak mencemari lingkungan. Upaya kecil seperti ini terbukti efektif dalam membentuk kebiasaan berkelanjutan.
3. Ketiga, saya berkomitmen menghemat energi dan air dengan mencabut peralatan listrik saat tidak digunakan serta memanfaatkan cahaya alami di siang hari. Dengan demikian, dapat meningkatkan kedisiplinan diri, menghemat pengeluaran (biaya), dan membiasakan untuk tetap berperilaku pro-lingkungan.
4. Keempat, saya mengurangi plastik sekali pakai dengan membawa botol minum sendiri dan tas kain belanja. Hal ini menjadi kebiasaan baik bagi diri saya, karena dapat menghemat pengeluaran serta Kesehatan lingkungan juga lebih terjaga.
Saya juga berusaha mengajak teman sekos untuk turut serta menjaga kebersihan lingkungan. Meskipun tidak semua perilaku saya langsung ditiru, teman saya sudah mulai mengikuti kebiasaan ini setelah melihat tindakan nyata saya. Pengaruh sosial memiliki peran penting dalam memperkuat perilaku pro-lingkungan karena melibatkan komitmen kolektif, bukan hanya individu. Hidup di kos bukan alasan untuk berhenti peduli terhadap lingkungan. Dengan komitmen pribadi yang kuat dan konsisten, setiap individu dapat tetap menerapkan perilaku pro-lingkungan di mana pun berada. Komitmen ini terbentuk dari kesadaran diri dan diperkuat oleh pengawasan sosial di sekitar. Perilaku ramah lingkungan harus dimulai dari hal kecil dan dilakukan terus-menerus agar menjadi budaya hidup. Saya percaya bahwa dengan terus menunjukkan perilaku peduli lingkungan, saya tidak hanya menjaga bumi tetapi juga menularkan semangat positif bagi orang lain untuk berbuat hal yang sama.
0 komentar:
Posting Komentar