11.11.25

Psikologi Lingkungan - ESAI 4 KOMITMEN TENTANG SAMPAH - Dr. A. Shinta, M.A. - November 2025 - Galuh Sekar Anindita 24310410027

ESAI 4 KOMITMEN TENTANG SAMPAH

Galuh Sekar Anindita

NIM 24310410027

Kelas Karyawan

Mata Kuliah Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A.

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

Isu sampah bukan lagi sekadar masalah kebersihan tetapi sudah menjadi persoalan lingkungan global yang memengaruhi kehidupan manusia secara langsung. Di sekitar kita tumpukan sampah plastik, sisa makanan dan limbah rumah tangga semakin hari semakin menumpuk. Dari sinilah saya mulai menyadari pentingnya memiliki komitmen pribadi terhadap pengelolaan sampah bukan hanya untuk menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab moral terhadap bumi yang saya tinggali. Komitmen pertama yang saya pegang adalah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Saya mulai dari hal kecil seperti membawa botol minum sendiri, memakai tas belanja kain dan menolak sedotan plastik di kafe. Awalnya terasa repot akan tetapi lama-kelamaan menjadi kebiasaan. Saya juga menyadari bahwa tindakan kecil seperti ini dapat mengurangi timbulan sampah plastik yang sulit terurai di lingkungan. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 68 juta ton sampah per tahun, dan 17% di antaranya adalah sampah plastik. Angka ini membuat saya semakin yakin untuk terus berkomitmen mengurangi plastik dalam kehidupan sehari-hari.

Komitmen kedua dengan memilah sampah dari sumbernya. Di rumah, saya menyediakan dua tempat sampah terpisah: satu untuk sampah organik dan satu lagi untuk anorganik. Sampah organik seperti sisa makanan dan daun kering saya kumpulkan untuk dijadikan kompos dengan cara sederhana menggunakan ember tertutup. Sedangkan sampah anorganik seperti botol plastik, kardus dan kaleng saya kumpulkan untuk disetorkan ke bank sampah di lingkungan tempat tinggal saya. Melalui kegiatan ini saya belajar bahwa sampah sebenarnya masih memiliki nilai ekonomi jika dikelola dengan benar. Komitmen selanjutnya yaitu mengubah pola konsumsi menjadi lebih bijak. Saya berusaha membeli barang sesuai kebutuhan dan menghindari perilaku konsumtif. Saat membeli makanan, saya memilih produk dengan kemasan ramah lingkungan atau membawa wadah sendiri saat membeli makanan di luar. Saya juga berusaha memanfaatkan kembali barang-barang bekas seperti botol kaca yang diubah menjadi pot tanaman atau kardus yang digunakan untuk menyimpan barang.

Dalam hal itu saya juga berkomitmen untuk menularkan kebiasaan baik ini kepada orang lain. Di keluarga, saya mengajak adik dan orang tua untuk ikut memilah sampah dan mengurangi plastik. Di kampus saya bersama teman-teman membuat gerakan “Kantin Tanpa Plastik” yang mendorong mahasiswa membawa peralatan makan sendiri. Meskipun langkah-langkah ini sederhana namundampaknya terasa nyata ketika lingkungan menjadi lebih bersih dan kesadaran masyarakat meningkat. Bagi saya, komitmen terhadap sampah bukan hanya tentang tindakan sesaat tetapi tentang membangun gaya hidup baru yang berkelanjutan. Saya percaya perubahan besar dimulai dari langkah kecil dan perubahan itu bisa dimulai dari diri sendiri. Dengan menjaga konsistensi dan kesadaran saya ingin menjadi bagian dari generasi yang peduli lingkungan yang bukan hanya berbicara tentang perubahan tetapi benar-benar melakukannya dalam kehidupan nyata. Jika bukan kita yang memulainya tentu siapa lagi? Pikir, Gerak dan Jalankan.

0 komentar:

Posting Komentar