ESAI 4
KOMITMEN TENTANG SAMPAH
Galuh
Sekar Anindita
NIM
24310410027
Kelas
Karyawan
Mata
Kuliah Psikologi Lingkungan
Dosen
Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A.
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Isu
sampah bukan lagi sekadar masalah kebersihan tetapi sudah menjadi persoalan
lingkungan global yang memengaruhi kehidupan manusia secara langsung. Di
sekitar kita tumpukan sampah plastik, sisa makanan dan limbah rumah tangga
semakin hari semakin menumpuk. Dari sinilah saya mulai menyadari pentingnya
memiliki komitmen pribadi terhadap pengelolaan sampah bukan hanya untuk menjaga
kebersihan lingkungan, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab moral terhadap
bumi yang saya tinggali. Komitmen pertama yang saya pegang adalah mengurangi
penggunaan plastik sekali pakai. Saya mulai dari hal kecil seperti membawa
botol minum sendiri, memakai tas belanja kain dan menolak sedotan plastik di
kafe. Awalnya terasa repot akan tetapi lama-kelamaan menjadi kebiasaan. Saya
juga menyadari bahwa tindakan kecil seperti ini dapat mengurangi timbulan
sampah plastik yang sulit terurai di lingkungan. Berdasarkan data dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan
sekitar 68 juta ton sampah per tahun, dan 17% di antaranya adalah sampah
plastik. Angka ini membuat saya semakin yakin untuk terus berkomitmen
mengurangi plastik dalam kehidupan sehari-hari.
Komitmen
kedua dengan memilah sampah dari sumbernya. Di rumah, saya menyediakan dua
tempat sampah terpisah: satu untuk sampah organik dan satu lagi untuk
anorganik. Sampah organik seperti sisa makanan dan daun kering saya kumpulkan
untuk dijadikan kompos dengan cara sederhana menggunakan ember tertutup.
Sedangkan sampah anorganik seperti botol plastik, kardus dan kaleng saya
kumpulkan untuk disetorkan ke bank sampah di lingkungan tempat tinggal saya. Melalui
kegiatan ini saya belajar bahwa sampah sebenarnya masih memiliki nilai ekonomi
jika dikelola dengan benar. Komitmen selanjutnya yaitu mengubah pola konsumsi
menjadi lebih bijak. Saya berusaha membeli barang sesuai kebutuhan dan
menghindari perilaku konsumtif. Saat membeli makanan, saya memilih produk
dengan kemasan ramah lingkungan atau membawa wadah sendiri saat membeli makanan
di luar. Saya juga berusaha memanfaatkan kembali barang-barang bekas seperti
botol kaca yang diubah menjadi pot tanaman atau kardus yang digunakan untuk
menyimpan barang.
Dalam
hal itu saya juga berkomitmen untuk menularkan kebiasaan baik ini kepada orang
lain. Di keluarga, saya mengajak adik dan orang tua untuk ikut memilah sampah
dan mengurangi plastik. Di kampus saya bersama teman-teman membuat gerakan
“Kantin Tanpa Plastik” yang mendorong mahasiswa membawa peralatan makan
sendiri. Meskipun langkah-langkah ini sederhana namundampaknya terasa nyata
ketika lingkungan menjadi lebih bersih dan kesadaran masyarakat meningkat. Bagi
saya, komitmen terhadap sampah bukan hanya tentang tindakan sesaat tetapi
tentang membangun gaya hidup baru yang berkelanjutan. Saya percaya perubahan
besar dimulai dari langkah kecil dan perubahan itu bisa dimulai dari diri
sendiri. Dengan menjaga konsistensi dan kesadaran saya ingin menjadi bagian
dari generasi yang peduli lingkungan yang bukan hanya berbicara tentang
perubahan tetapi benar-benar melakukannya dalam kehidupan nyata. Jika bukan
kita yang memulainya tentu siapa lagi? Pikir, Gerak dan Jalankan.
0 komentar:
Posting Komentar