Langkah Kecil Menjaga Bumi: Refleksi Plogging di Stadion
Maguwoharjo dan Pantai Sundak
Itsnaini Latifatur Rohmah (24310440001)
Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Kegiatan menjaga kebersihan lingkungan tidak harus dimulai dari sesuatu yang besar. Terkadang, langkah kecil seperti mengumpulkan sampah sambil berolahraga atau disebut plogging, bisa menjadi bentuk nyata kepedulian terhadap bumi. Pada tanggal 12 Oktober 2025, saya bersama beberapa rekan melakukan kegiatan plogging di area Stadion Maguwoharjo pukul 08.00–09.00 WIB. Berbekal kantong sampah, saya mengumpulkan berbagai jenis sampah seperti botol plastik, bungkus makanan, dan kertas. Jarak tempuh Jogging di area stadion sekitar 1,5 KM dengan total sampah yang terkumpul sekitar 1,2 kg. Untuk jenis sampah non organik dibuang di TPS yang ada di stadion, sementara jenis sampah yang bisa di daur ulang saya bawa kerumah untuk dikumpulkan dan nantinya akan dibawa ke TPS Gemah Ripah untuk pengelolaan lebih lanjut.
Beberapa minggu
kemudian, tepatnya pada 1-2 November 2025, saya mengikuti kegiatan Latihan Alam
di Pantai Sundak bersama Club bela diri Black Eagle. Kegiatan giat pagi
dilakukan pada tanggal 2 November 2025 pukul 05.00 – 06.00 WIB diawali dengan senam
pagi dan dilanjutkan lari di sepanjang pesisir pantai dari barat ke timur dengan
jarak tempuh 2,5 KM. Saat perjalanan kembali, kami menyusuri garis pantai
sambil memungut sampah yang berserakan seperti ranting bekas api unggun, botol
plastik, dan bungkus makanan. Hasilnya, satu kantong besar sampah dengan berat
sekitar 3-4 kg berhasil terkumpul lalu di buang ke TPS di kawasan wisata Pantai
dan sebagian dibakar ditempat yang disediakan pengelola pantai.
Kegiatan ini menjadi
refleksi penting tentang kesadaran ekologis dan perilaku pro-lingkungan hidup.
Dalam perspektif Psikologi Lingkungan, tindakan plogging merupakan bentuk altruistic
behavior yaitu perilaku menolong yang dilakukan tanpa pamrih demi kebaikan
lingkungan (Schultz, 2014). Menurut teori Cognitive Dissonance dari Festinger
(1957), banyak orang sebenarnya tahu pentingnya menjaga kebersihan, tetapi
perilaku mereka sering tidak selaras dengan pengetahuan itu. Melalui aksi
langsung seperti plogging, disonansi ini bisa berkurang karena individu
bertindak sesuai dengan nilai pro-lingkungan yang diyakininya.
Selain itu, kegiatan ini juga memperlihatkan bagaimana collective behavior dapat memperkuat motivasi individu. Ketika dilakukan bersama-sama, rasa tanggung jawab dan kebanggaan terhadap kebersihan lingkungan meningkat. Meskipun sampah yang dikumpulkan hanya beberapa kilogram, dampaknya lebih besar karena memunculkan kesadaran sosial dan menjadi contoh positif bagi masyarakat sekitar. Dengan demikian, plogging bukan hanya kegiatan fisik, tetapi juga proses psikologis yang menumbuhkan empati terhadap alam. Dari kegiatan sederhana ini, saya belajar bahwa menjaga lingkungan bukan tanggung jawab pemerintah semata, melainkan tugas bersama. Setiap langkah kecil yang dilakukan secara konsisten akan menciptakan perubahan besar bagi bumi yang kita cintai.
Referensi:
Schultz, P. W. (2014). Environmental Psychology and Conservation Behavior. In Oxford Handbook of Environmental and Conservation Psychology. Oxford University Press.
Festinger, L. (1957). A Theory of Cognitive Dissonance. Stanford University Press.
0 komentar:
Posting Komentar