6.11.25

Psikologi Inovasi Essai 8 - Ujian Tengah Semester

 

UJIAN TENGAH SMESTER

PSIKOLOGI INOVASI

KELAS A

DOSEN PENGAMPU : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA

DISUSUN OLEH : JOO ADAM FELIX NADAPDAP

NIM : 25310420008



                                                               
FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

 

Krisis  karakter  yang  masih  melanda  remaja  Indonesia  menandakan  lemahnya fondasi  etis  dan  sosial  generasi  muda.  Dalam  situasi  ini,  pendidikan  karakter  bukan  lagi sekadar  pelengkap  melainkan  kebutuhan  mendesak  yang  menuntut  pendekatan  baru  yang tidak hanya bersifat normatif tetapi juga praksis dan transformatif. Salah satu upaya inovatif dalam  menjawab  tantangan  tersebut  adalah  program  pendidikan  karakter  melalui  Barak Militer  yang  digagas  oleh  Kang  Dedi  Mulyadi,  Gubernur  Jawa  Barat  periode  2025–2030. Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengeksplorasi  bentuk  gagasan  pendidikan  karakter  dalam program  tersebut  serta  menganalisisnya  melalui  teori  perkembangan  moral  Lawrence Kohlberg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program barak militer tidak dibangun atas dasar pendekatan represif  melainkan  berfungsi  sebagai  Pendidikan   moral  yang  memadukan  kedisiplinan militer,  sentuhan  kemanusiaan  dan  pembinaan  nilai  secara  intensif.  Peserta  menjalani transformasi  perilaku  melalui  rutinitas  fisik,  refleksi  spiritual  dialog  terbuka  serta  interaksi empatik dengan pelatih dan fasilitator. Barak  militer  ditunjukkan  sebagai  ruang  baru  pembentukan  nilai  yang  tidak hanya  mendorong  kedisiplinan  tetapi  juga  membangkitkan  kembali  integritas,  empati  dan tanggung jawab sosial remaja KDM memilih metode yang inovatif dan tegas: memasukkan remaja tersebut ke dalam barak militer selama beberapa bulan. Di sana, mereka dilatih untuk berdisiplin, berdoa, berolahraga, belajar, dan menjalani rutinitas positif lainnya. Menariknya, orang tua dari anak-anak tersebut justru menyetujui pendekatan ini secara formal melalui surat bermeterai.

Pendekatan KDM dapat dianalisis melalui skema persepsi yang dikemukakan oleh Paul A. Bell dan kawan-kawan (dalam Sarwono, 1995; Patimah et al., 2024). Skema ini menjelaskan bahwa persepsi terhadap stimulus lingkungan menjadi dasar terbentuknya perilaku, yang kemudian dapat berkembang menjadi kebiasaan jika dilakukan secara berulang.

Dalam konteks ini, stimulus lingkungan berupa perilaku menyimpang remaja dipersepsikan oleh KDM sebagai kondisi yang berada di luar batas optimal. Alih-alih menoleransi atau mengabaikan perilaku tersebut, KDM memaknai situasi ini sebagai bentuk kegawatan sosial yang harus segera ditangani. Persepsi ini mendorong munculnya coping behavior berupa intervensi lingkungan yang ketat dan terstruktur melalui barak militer. Strategi ini merupakan bentuk adjustment, yaitu upaya mengubah lingkungan agar sesuai dengan kebutuhan perkembangan remaja.

Pendekatan KDM juga menunjukkan bahwa persepsi bukanlah proses pasif, melainkan aktif dan kreatif. Ia tidak sekadar bereaksi terhadap stimulus, tetapi menciptakan makna baru dan lingkungan baru yang memungkinkan perubahan. Dalam psikologi lingkungan, hal ini sejalan dengan gagasan bahwa manusia dapat memengaruhi dan membentuk lingkungannya untuk mencapai keseimbangan dan kenyamanan psikologis (homeostatis).

Sebagai maahasiswa psikologis, pedekatan KDM, dalam program Barak Militer membuktikan bahawa Pendidikan berbasis kedisiplinan dapat menjadi sarana efekktif untuk mengembalikan jati diri remaja dan membentuk generasi penerus bangsa yang Tangguh dan Pendekatan Kang Dedi Mulyadi dalam menangani remaja bermasalah melalui barak militer merupakan contoh nyata bagaimana persepsi terhadap lingkungan sosial dapat melahirkan strategi coping yang inovatif dan efektif. Dengan memaknai kenakalan remaja sebagai kondisi yang dapat diubah melalui intervensi lingkungan yang terstruktur, KDM berhasil menciptakan perubahan perilaku yang berkelanjutan. Skema persepsi Paul A. Bell menunjukkan bahwa persepsi bukan sekadar respons terhadap stimulus, melainkan proses aktif yang melibatkan makna, pengalaman, dan tujuan.

Dalam konteks psikologi inovasi, pendekatan ini menegaskan pentingnya desain lingkungan sebagai alat transformasi perilaku. Ketika individu ditempatkan dalam lingkungan yang mendukung nilai-nilai positif, maka persepsi terhadap diri dan masa depan pun ikut berubah. Perubahan perilaku yang konsisten akan membentuk kebiasaan baru yang lebih sehat dan produktif.

 

Sebagai penutup, pendekatan KDM mengajarkan bahwa perubahan sosial tidak selalu harus dimulai dari kebijakan besar atau sistem formal. Terkadang, perubahan dimulai dari keberanian untuk mempersepsikan masalah secara berbeda, dan dari kemauan untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan tumbuhnya harapan dan disiplin. Dalam dunia yang terus berubah, psikologi inovasi memiliki peran penting untuk menjembatani antara persepsi, perilaku, dan masa depan yang lebih baik.

 

Daftar Pustaka

Parhi, N. I. Z. (2025). Analisis Gagasan Kang Dedi Mulyadi tentang Pendidikan Karakter Remaja melalui Model Barak Militer. Muadalah13(1), 1-16.

Mulyadi, H. D., & merupakan tokoh penting asal Purwakarta, S. H. Inovasi Kepemimpinan Dedi Mulyadi Dengan Model Militer untuk Kesejahteraan Sosial.

Patimah, A. S., Shinta, A., & Al Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi, 20(1), 23–29.

Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI.

 

0 komentar:

Posting Komentar