UJIAN
TENGAH SMESTER
PSIKOLOGI
INOVASI
KELAS
A
DOSEN
PENGAMPU : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA
DISUSUN
OLEH : JOO ADAM FELIX NADAPDAP
NIM
: 25310420008
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Krisis karakter
yang masih melanda
remaja Indonesia menandakan
lemahnya fondasi etis dan
sosial generasi muda.
Dalam situasi ini,
pendidikan karakter bukan
lagi sekadar pelengkap melainkan
kebutuhan mendesak yang
menuntut pendekatan baru
yang tidak hanya bersifat normatif tetapi juga praksis dan transformatif.
Salah satu upaya inovatif dalam
menjawab tantangan tersebut
adalah program pendidikan
karakter melalui Barak Militer
yang digagas oleh
Kang Dedi Mulyadi,
Gubernur Jawa Barat
periode 2025–2030.
Penelitian ini bertujuan
untuk mengeksplorasi bentuk
gagasan pendidikan karakter
dalam program tersebut serta
menganalisisnya melalui teori
perkembangan moral Lawrence Kohlberg. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa program barak militer tidak dibangun atas dasar pendekatan
represif melainkan berfungsi
sebagai Pendidikan moral
yang memadukan kedisiplinan militer, sentuhan
kemanusiaan dan pembinaan
nilai secara intensif.
Peserta menjalani
transformasi perilaku melalui
rutinitas fisik, refleksi
spiritual dialog terbuka
serta interaksi empatik dengan
pelatih dan fasilitator. Barak
militer ditunjukkan sebagai
ruang baru pembentukan
nilai yang tidak hanya
mendorong kedisiplinan tetapi
juga membangkitkan kembali
integritas, empati dan tanggung jawab sosial remaja KDM memilih
metode yang inovatif dan tegas: memasukkan remaja tersebut ke dalam barak
militer selama beberapa bulan. Di sana, mereka dilatih untuk berdisiplin,
berdoa, berolahraga, belajar, dan menjalani rutinitas positif lainnya.
Menariknya, orang tua dari anak-anak tersebut justru menyetujui pendekatan ini
secara formal melalui surat bermeterai.
Pendekatan KDM dapat
dianalisis melalui skema persepsi yang dikemukakan oleh Paul A. Bell dan
kawan-kawan (dalam Sarwono, 1995; Patimah et al., 2024). Skema ini menjelaskan
bahwa persepsi terhadap stimulus lingkungan menjadi dasar terbentuknya
perilaku, yang kemudian dapat berkembang menjadi kebiasaan jika dilakukan
secara berulang.
Dalam konteks ini,
stimulus lingkungan berupa perilaku menyimpang remaja dipersepsikan oleh KDM
sebagai kondisi yang berada di luar batas optimal. Alih-alih menoleransi atau
mengabaikan perilaku tersebut, KDM memaknai situasi ini sebagai bentuk
kegawatan sosial yang harus segera ditangani. Persepsi ini mendorong munculnya
coping behavior berupa intervensi lingkungan yang ketat dan terstruktur melalui
barak militer. Strategi ini merupakan bentuk adjustment, yaitu upaya mengubah
lingkungan agar sesuai dengan kebutuhan perkembangan remaja.
Pendekatan KDM juga
menunjukkan bahwa persepsi bukanlah proses pasif, melainkan aktif dan kreatif.
Ia tidak sekadar bereaksi terhadap stimulus, tetapi menciptakan makna baru dan
lingkungan baru yang memungkinkan perubahan. Dalam psikologi lingkungan, hal
ini sejalan dengan gagasan bahwa manusia dapat memengaruhi dan membentuk
lingkungannya untuk mencapai keseimbangan dan kenyamanan psikologis
(homeostatis).
Sebagai maahasiswa
psikologis, pedekatan KDM, dalam program Barak Militer membuktikan bahawa Pendidikan
berbasis kedisiplinan dapat menjadi sarana efekktif untuk mengembalikan jati
diri remaja dan membentuk generasi penerus bangsa yang Tangguh dan Pendekatan
Kang Dedi Mulyadi dalam menangani remaja bermasalah melalui barak militer
merupakan contoh nyata bagaimana persepsi terhadap lingkungan sosial dapat
melahirkan strategi coping yang inovatif dan efektif. Dengan memaknai kenakalan
remaja sebagai kondisi yang dapat diubah melalui intervensi lingkungan yang
terstruktur, KDM berhasil menciptakan perubahan perilaku yang berkelanjutan.
Skema persepsi Paul A. Bell menunjukkan bahwa persepsi bukan sekadar respons
terhadap stimulus, melainkan proses aktif yang melibatkan makna, pengalaman,
dan tujuan.
Dalam konteks psikologi
inovasi, pendekatan ini menegaskan pentingnya desain lingkungan sebagai alat
transformasi perilaku. Ketika individu ditempatkan dalam lingkungan yang
mendukung nilai-nilai positif, maka persepsi terhadap diri dan masa depan pun
ikut berubah. Perubahan perilaku yang konsisten akan membentuk kebiasaan baru
yang lebih sehat dan produktif.
Sebagai penutup,
pendekatan KDM mengajarkan bahwa perubahan sosial tidak selalu harus dimulai
dari kebijakan besar atau sistem formal. Terkadang, perubahan dimulai dari
keberanian untuk mempersepsikan masalah secara berbeda, dan dari kemauan untuk
menciptakan lingkungan yang memungkinkan tumbuhnya harapan dan disiplin. Dalam
dunia yang terus berubah, psikologi inovasi memiliki peran penting untuk
menjembatani antara persepsi, perilaku, dan masa depan yang lebih baik.
Daftar Pustaka
Parhi, N. I. Z. (2025). Analisis Gagasan Kang Dedi
Mulyadi tentang Pendidikan Karakter Remaja melalui Model Barak Militer. Muadalah, 13(1),
1-16.
Mulyadi, H. D., & merupakan tokoh penting asal
Purwakarta, S. H. Inovasi Kepemimpinan Dedi Mulyadi Dengan Model Militer untuk
Kesejahteraan Sosial.
Patimah, A. S., Shinta, A., & Al Adib, A. (2024).
Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi, 20(1), 23–29.
Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan. Jakarta:
Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI.

0 komentar:
Posting Komentar