Skema Persepsi dari Theory Paul A. Bell dan Kawan-Kawan
Oleh :
Ade Satria Kurniawan 23310410065
Dosen Pengampu Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA
Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Tahun 2025
Program barak militer Dedi Mulyadi merupakan sebuah inovasi dalam penanganan anak-anak yang memiliki perilaku "unik" atau nakal. Program ini bertujuan untuk mengubah perilaku anak-anak tersebut menjadi lebih baik melalui pelatihan disiplin, olahraga, dan kegiatan positif lainnya.
Pandangan saya adalah bahwa program ini memiliki potensi untuk membantu anak-anak yang memiliki masalah perilaku, terutama jika dilakukan dengan pendekatan yang tepat dan melibatkan orang tua serta keluarga. Namun, perlu diingat bahwa setiap anak memiliki kebutuhan dan karakteristik yang unik, sehingga program ini harus disesuaikan dengan kebutuhan individu anak.
Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa program ini tidak hanya fokus pada perubahan perilaku, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan emosional dan psikologis anak-anak. Anak-anak yang memiliki masalah perilaku seringkali memiliki luka batin atau masalah emosional yang perlu diatasi, sehingga program ini harus melibatkan ahli psikologi atau konselor yang dapat membantu anak-anak tersebut.
Dalam konteks ini, saya ingin menekankan pentingnya pendekatan yang holistik dan komprehensif dalam penanganan anak-anak yang memiliki masalah perilaku. Program barak militer Dedi Mulyadi dapat menjadi salah satu contoh inovasi dalam penanganan anak-anak, namun perlu diingat bahwa setiap anak memiliki kebutuhan yang unik dan memerlukan pendekatan yang tepat.
Kang Dedi Mulyadi (KDM) memiliki pendekatan yang unik dalam menangani remaja yang "unik" (nakal, suka merokok, berkelahi, membolos, dan kenakalan lainnya). Menurut teori persepsi dari Paul A. Bell dan kawan-kawan, persepsi menjadi dasar terbentuknya suatu perilaku. Berikut adalah jalan pikiran KDM dalam menangani para remaja tersebut :
1.Persepsi terhadap masalah : KDM memandang bahwa kenakalan remaja adalah masalah yang serius dan perlu diatasi dengan cara yang efektif. Ia tidak hanya melihat kenakalan sebagai perilaku yang salah, tetapi juga sebagai tanda bahwa remaja tersebut membutuhkan bantuan dan bimbingan.
2.Identifikasi kebutuhan : KDM mengidentifikasi bahwa remaja yang "unik" tersebut membutuhkan struktur, disiplin, dan bimbingan untuk mengubah perilaku mereka. Ia juga menyadari bahwa orang tua mereka mungkin tidak memiliki kemampuan atau sumber daya untuk mengatasi masalah tersebut.
3.Pengembangan solusi : KDM mengembangkan solusi yang inovatif, yaitu memasukkan remaja tersebut ke barak militer untuk dilatih dan dibimbing. Solusi ini dirancang untuk mengubah perilaku mereka dan membantu mereka mengembangkan kebiasaan yang baik.
4.Penerimaan orang tua : KDM memastikan bahwa orang tua remaja tersebut setuju dengan solusi yang ditawarkan. Ia meminta orang tua untuk menandatangani surat persetujuan yang bermeterai, sehingga mereka memiliki komitmen untuk mendukung perubahan perilaku anak mereka.
5. Implementasi program : KDM mengimplementasikan program pelatihan di barak militer, yang mencakup kegiatan seperti berolah raga, berdoa, dan belajar. Program ini dirancang untuk membantu remaja mengembangkan kebiasaan yang baik dan meningkatkan disiplin mereka.
KDM menggunakan persepsi yang positif dan konstruktif untuk mengatasi masalah kenakalan remaja. Ia tidak hanya melihat masalah, tetapi juga mencari solusi yang efektif dan inovatif. Program ini telah menunjukkan hasil yang positif, dengan remaja yang "unik" tersebut berubah menjadi lebih baik dan memiliki rencana masa depan yang lebih jelas.
Menurut teori persepsi dari Paul A. Bell dan kawan-kawan (dalam Patimah et al., 2004; Sarwono, 1995), persepsi adalah proses pengolahan informasi yang melibatkan seleksi, interpretasi, dan evaluasi stimulus. Dalam konteks ini, kita dapat menganalisis cara Dedi Mulyadi menangani para remaja dengan program barak militer sebagai berikut :
1.Seleksi Stimulus : Dedi Mulyadi memilih remaja yang memiliki masalah perilaku dan memerlukan perubahan.
2.Interpretasi Stimulus : Dedi Mulyadi menginterpretasikan bahwa remaja tersebut memerlukan struktur, disiplin, dan bimbingan untuk mengubah perilaku mereka.
3.Evaluasi Stimulus : Dedi Mulyadi mengevaluasi bahwa program barak militer dapat membantu remaja tersebut mengembangkan kebiasaan yang baik dan meningkatkan disiplin mereka.
4. Respon : Dedi Mulyadi merespon dengan membuat program barak militer yang dirancang untuk membantu remaja tersebut mengubah perilaku mereka.
Dengan menggunakan skema persepsi dari Theory Paul A. Bell dan kawan-kawan, kita dapat memahami bahwa Dedi Mulyadi menangani para remaja dengan program barak militer berdasarkan pada persepsi yang positif dan konstruktif. Dedi Mulyadi memandang bahwa remaja tersebut memiliki potensi yang baik dan memerlukan bimbingan untuk mengubah perilaku mereka, dan program barak militer dapat membantu mereka mengembangkan kebiasaan yang baik dan meningkatkan disiplin mereka.

0 komentar:
Posting Komentar