ESSAI
PRESTASI – KEGIATAN PELAYANAN MASYARAKAT
Kania
Ika Mudmainnah
23310410034
Psikologi
Inovasi
Dosen
Pengampu Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Kegiatan
pelayanan masyarakat merupakan bentuk nyata kepedulian dan tanggung jawab
sosial terhadap sesama. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya membantu
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup, meningkatkan kesejahteraan, serta
menumbuhkan semangat kebersamaan di lingkungan sekitar. Pelayanan masyarakat
tidak hanya sekadar memberikan bantuan, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran
bagi para peserta untuk menumbuhkan empati, rasa gotong royong, dan kesadaran
sosial. Melalui kegiatan ini, diharapkan terjalin hubungan yang harmonis antara
masyarakat dengan para pelaksana kegiatan, baik dari kalangan mahasiswa,
pelajar, lembaga, maupun pemerintah.
Pelayanan
masyarakat juga memiliki nilai edukatif yang tinggi. Melalui keterlibatan
langsung di lapangan, peserta belajar memahami berbagai permasalahan sosial dan
mengasah kemampuan untuk berkontribusi secara nyata. Dengan demikian, kegiatan
ini bukan hanya memberikan manfaat bagi masyarakat penerima layanan, tetapi
juga membentuk karakter positif bagi para pelaksana seperti tanggung jawab,
keikhlasan, disiplin, dan kepedulian terhadap sesama.
Pada
akhirnya, kegiatan pelayanan masyarakat menjadi wujud nyata dari semangat
kemanusiaan dan gotong royong yang telah menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
Melalui kegiatan ini, diharapkan muncul generasi yang tidak hanya cerdas secara
intelektual, tetapi juga memiliki kepekaan sosial yang tinggi serta mampu
berperan aktif dalam pembangunan masyarakat yang lebih baik. Di dalam pelayanan
Masyarakat ini saya mengambil kegiatan membantu di dalam acara 40 harian
saudara dan juga hajatan pernikahan tetangga sebelah.
1.
Pada tanggal 1 Oktober 2025, di desa saya diadakan acara 40 harian untuk mengenang saudara saya yang
telah meninggal dunia. Dalam acara tersebut, masyarakat masih mempertahankan
tradisi tahlilan
malam hari
sebagai bentuk doa bersama dan penghormatan kepada almarhum. Sebelum acara
dimulai, biasanya warga sudah melakukan kegiatan rewang atau gotong royong memasak bersama sekitar dua hari sebelumnya.
Kegiatan rewang hari pertama biasanya dilakukan oleh para ibu-ibu yang bertugas
menyiapkan berbagai perlengkapan dan bahan masakan, seperti menggoreng peyek dan kerupuk, serta menyiapkan alat-alat dapur
yang akan digunakan pada hari pelaksanaan.
Pada hari kedua, saudara yang lainnya
seperti simbah dan bulik, budhe bersama-sama menyiapkan tas kresek berisi sembako yang akan dibagikan kepada warga sekitar.
Isi dari tas tersebut antara lain: dua bungkus mi instan, setengah kilogram
gula pasir, teh, segelas beras, sebutir telur mentah, satu bungkus wafer, nasi
gurih, kerupuk, dan peyek. Selain
itu, tuan rumah juga menyediakan sepiring makanan dan snack
box berisi jajanan pasar untuk para tamu yang hadir pada malam tahlilan. Dalam
kegiatan tersebut, saya turut berpartisipasi membantu warga, khususnya dalam menyiapkan tas kresek berisi sembako, mencuci piring, dan membantu memasak di dapur. Kegiatan rewang ini tidak hanya menjadi sarana
gotong royong, tetapi juga mempererat hubungan antarwarga dan menumbuhkan rasa
kebersamaan di masyarakat desa kami.
2.
Pada tanggal 5 Oktober 2025, salah satu tetangga saya yang berada di RT berbeda mengadakan acara hajatan pernikahan. Seperti tradisi masyarakat desa
pada umumnya, warga sekitar turut serta dalam mempersiapkan acara tersebut
melalui kegiatan gotong
royong. Beberapa hari
sebelum hari pelaksanaan, para ibu-ibu mulai mempersiapkan berbagai masakan
untuk keperluan ater-ater (antaran makanan kepada tetangga dan
kerabat), hidangan untuk para tamu yang datang menyumbang, serta masakan yang
akan disajikan pada hari
H pernikahan. Sementara
itu, bapak-bapak bekerja sama untuk mendirikan tenda, menata kursi, serta
membantu bagian dekorasi dan perlengkapan acara.
Tidak ketinggalan, para pemuda dan pemudi juga ikut berpartisipasi dalam
kegiatan tersebut. Kami diberi tugas untuk menjadi laden atau pramusaji, baik saat persiapan maupun pada
hari pelaksanaan acara. Saya sendiri, bersama teman-teman pemuda dan pemudi
lainnya, bertugas sebagai pramusaji
di hari H, yaitu menjaga ruang makan tamu VIP serta stand
dimsum yang disediakan
untuk para tamu undangan. Kegiatan ini memberikan pengalaman berharga bagi
saya, karena melalui kerja sama dan gotong royong, suasana kebersamaan
antarwarga semakin erat. Selain itu, saya juga belajar tentang tanggung jawab,
kerja tim, serta pentingnya berkontribusi dalam kegiatan sosial di lingkungan
tempat tinggal.
Lampiran Foto Acara 40 Harian
Lampiran Foto Acara Pernikahan



.jpeg)


.jpeg)
0 komentar:
Posting Komentar