13.11.25

ESSAI PRESTASI – KEGIATAN PELAYANAN MASYARAKAT

ESSAI PRESTASI – KEGIATAN PELAYANAN MASYARAKAT

 

Kania Ika Mudmainnah

23310410034

Psikologi Inovasi

Dosen Pengampu Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Kegiatan pelayanan masyarakat merupakan bentuk nyata kepedulian dan tanggung jawab sosial terhadap sesama. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup, meningkatkan kesejahteraan, serta menumbuhkan semangat kebersamaan di lingkungan sekitar. Pelayanan masyarakat tidak hanya sekadar memberikan bantuan, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran bagi para peserta untuk menumbuhkan empati, rasa gotong royong, dan kesadaran sosial. Melalui kegiatan ini, diharapkan terjalin hubungan yang harmonis antara masyarakat dengan para pelaksana kegiatan, baik dari kalangan mahasiswa, pelajar, lembaga, maupun pemerintah.

Pelayanan masyarakat juga memiliki nilai edukatif yang tinggi. Melalui keterlibatan langsung di lapangan, peserta belajar memahami berbagai permasalahan sosial dan mengasah kemampuan untuk berkontribusi secara nyata. Dengan demikian, kegiatan ini bukan hanya memberikan manfaat bagi masyarakat penerima layanan, tetapi juga membentuk karakter positif bagi para pelaksana seperti tanggung jawab, keikhlasan, disiplin, dan kepedulian terhadap sesama.

Pada akhirnya, kegiatan pelayanan masyarakat menjadi wujud nyata dari semangat kemanusiaan dan gotong royong yang telah menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Melalui kegiatan ini, diharapkan muncul generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepekaan sosial yang tinggi serta mampu berperan aktif dalam pembangunan masyarakat yang lebih baik. Di dalam pelayanan Masyarakat ini saya mengambil kegiatan membantu di dalam acara 40 harian saudara dan juga hajatan pernikahan tetangga sebelah.

1.     Pada tanggal 1 Oktober 2025, di desa saya diadakan acara 40 harian untuk mengenang saudara saya yang telah meninggal dunia. Dalam acara tersebut, masyarakat masih mempertahankan tradisi tahlilan malam hari sebagai bentuk doa bersama dan penghormatan kepada almarhum. Sebelum acara dimulai, biasanya warga sudah melakukan kegiatan rewang atau gotong royong memasak bersama sekitar dua hari sebelumnya. Kegiatan rewang hari pertama biasanya dilakukan oleh para ibu-ibu yang bertugas menyiapkan berbagai perlengkapan dan bahan masakan, seperti menggoreng peyek dan kerupuk, serta menyiapkan alat-alat dapur yang akan digunakan pada hari pelaksanaan.

Pada hari kedua, saudara yang lainnya seperti simbah dan bulik, budhe bersama-sama menyiapkan tas kresek berisi sembako yang akan dibagikan kepada warga sekitar.

Isi dari tas tersebut antara lain: dua bungkus mi instan, setengah kilogram gula pasir, teh, segelas beras, sebutir telur mentah, satu bungkus wafer, nasi gurih, kerupuk, dan peyek. Selain itu, tuan rumah juga menyediakan sepiring makanan dan snack box berisi jajanan pasar untuk para tamu yang hadir pada malam tahlilan. Dalam kegiatan tersebut, saya turut berpartisipasi membantu warga, khususnya dalam menyiapkan tas kresek berisi sembako, mencuci piring, dan membantu memasak di dapur. Kegiatan rewang ini tidak hanya menjadi sarana gotong royong, tetapi juga mempererat hubungan antarwarga dan menumbuhkan rasa kebersamaan di masyarakat desa kami.

2.     Pada tanggal 5 Oktober 2025, salah satu tetangga saya yang berada di RT berbeda mengadakan acara hajatan pernikahan. Seperti tradisi masyarakat desa pada umumnya, warga sekitar turut serta dalam mempersiapkan acara tersebut melalui kegiatan gotong royong. Beberapa hari sebelum hari pelaksanaan, para ibu-ibu mulai mempersiapkan berbagai masakan untuk keperluan ater-ater (antaran makanan kepada tetangga dan kerabat), hidangan untuk para tamu yang datang menyumbang, serta masakan yang akan disajikan pada hari H pernikahan. Sementara itu, bapak-bapak bekerja sama untuk mendirikan tenda, menata kursi, serta membantu bagian dekorasi dan perlengkapan acara.

Tidak ketinggalan, para pemuda dan pemudi juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Kami diberi tugas untuk menjadi laden atau pramusaji, baik saat persiapan maupun pada hari pelaksanaan acara. Saya sendiri, bersama teman-teman pemuda dan pemudi lainnya, bertugas sebagai pramusaji di hari H, yaitu menjaga ruang makan tamu VIP serta stand dimsum yang disediakan untuk para tamu undangan. Kegiatan ini memberikan pengalaman berharga bagi saya, karena melalui kerja sama dan gotong royong, suasana kebersamaan antarwarga semakin erat. Selain itu, saya juga belajar tentang tanggung jawab, kerja tim, serta pentingnya berkontribusi dalam kegiatan sosial di lingkungan tempat tinggal.

Lampiran Foto Acara 40 Harian




Lampiran Foto Acara Pernikahan




0 komentar:

Posting Komentar