Fenomena yang sedang viral di media sosial Indonesia saat ini adalah sosok Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), yang telah membuat sebuah metode unik dalam menangani anak-anak remaja yang berperilaku nakal dan menyimpang, yang biasa disebut sebagai remaja ‘unik’. Berbeda dengan pendekatan tradisional yang banyak menggunakan lembaga pesantren atau penempatan di lapas khusus, KDM memilih metode edukasi melalui penempatan mereka dalam barak militer selama beberapa bulan. Pendekatan ini menargetkan perubahan perilaku disiplin dan pembentukan kebiasaan baik yang berdampak positif pada masa depan remaja tersebut.
Dalam hal ini pendidikan karakter tidak cukup hanya disampaikan melalui ceramah moral di ruang kelas. Dibutuhkan pendekatan alternatif yang bersifat intensif, menyentuh aspek psikososial dan mampu menyentuh akar persoalan perilaku, misalnya melalui pendidikan karakter remaja berbasiskan model barak militer. Model barak militer menawarkan format yang tegas namun humanistik, suatu ruang disipliner yang terstruktur untuk membangun kembali fondasi moral remaja melalui kedisiplinan, keteladanan dan penguatan nilai secara langsung (Binomedia dalam Parhi, 2025).
Krisis karakter yang masih melanda remaja Indonesia menandakan lemahnya fondasi etis dan sosial generasi muda. Di tengah kompleksitas tantangan sosial yang dihadapi remaja Indonesia, survei nasional prevalensi penyalahgunaan narkotika tahun 2023 yang dilakukan oleh BNN bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia sebesar 1,73% atau setara dengan sekitar 3,3 juta penduduk berusia 15-64 tahun. Survei ini kemudian menunjukkan adanya peningkatan penyalahgunaan narkotika secara signifikan pada kelompok umur 15-24 tahun yang mencakup pelajar dan mahasiswa (Humas BNN dalam Parhi, 2025).
Dalam situasi ini, pendidikan karakter bukan lagi sekedar pelengkap melainkan kebutuhan mendesak yang menuntut pendekatan baru yang tidak hanya bersifat normatif tetapi juga praksis dan transformatif. Salah satu upaya inovatif dalam menjawab tantangan tersebut adalah program pendidikan karakter melalui Barak Militer yang digagas oleh Kang Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat periode 2025–2030 (Parhi, 2025).
Melalui skema persepsi Paul A. Bell dan kawan-kawan (dalam Patimah et al., 2024; Sarwono, 1995), persepsi terhadap situasi dan objek adalah dasar terbentuknya suatu perilaku. Dalam konteks ini, KDM memanipulasi persepsi remaja dan keluarga tentang disiplinnya kehidupan militer sebagai suatu kesempatan bukan sebagai hukuman melainkan sebagai ruang pembentukan karakter dan kebiasaan baru yang lebih positif. Persepsi yang berubah ini kemudian menghasilkan perilaku baru yang berkesinambungan melalui pengulangan kebiasaan baik dalam lingkungan terstruktur barak militer. Dengan demikian, perilaku positif itu membentuk kebiasaan yang memperbaiki kualitas hidup remaja tersebut dan membangun perencanaan masa depan yang lebih baik.
Program pendidikan karakter melalui barak militer yang digagas oleh Kang Dedi Mulyadi (Gubernur Jawa Barat untuk periode 2025-2030) merupakan salah satu respons konkret terhadap kerapuhan nilai-nilai moral yang mulai terlihat jelas di kalangan remaja (Parhi, 2025).
Sebagai respon terhadap meningkatnya kasus kenakalan remaja, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Kang Dedi Mulyadi mengeluarkan Kebijakan Program Barak Militer Komando Daerah Militer (KDM) di Jawa Barat merupakan inisiatif strategis yang bertujuan untuk mendisiplinkan anak-anak yang dianggap bermasalah melalui latihan kemiliteran dan pembentukan karakter, meningkatkan kapasitas dan kesiapan militer di wilayah tersebut, sekaligus berpotensi memberikan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar ( Fajariya, 2025)
Program Barak Militer KDM yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat bertujuan sebagai solusi atas maraknya kenakalan remaja dengan pendekatan kedisiplinan ala militer.
Daftar Pustaka
Fajariya, U. N., Husna, M., Rahmalia, N. C., Saepulloh, A., & Suhardi. (2025). Analisis kebijakan program barak militer KDM di Jawa Barat. Jurnal Pendidikan Tambusai, 9(2), 24286-24296. https://jptam.org/index.php/jptam/article/download/30570/20167/51405
Parhi, N. Z. (2025). Analisis gagasan Kang Dedi Mulyadi tentang pendidikan karakter remaja melalui model barak militer. Mu’adalah: Jurnal Studi Gender dan Anak, 13(1), 1-16. https://doi.org/10.18592/muadalah.v13i1.16723
Patimah, A. S., Shinta, A., & Al Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi, 20(1), 23-29.
https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1807/975
.jpeg)
0 komentar:
Posting Komentar