14.11.25

ESAI PRESTASI-PSIKOLOGI INOVASI

 ESAI PRESTASI

PSIKOLOGI INOVASI 
KELAS SPSJ
DOSEN PENGAMPU : Dr.ARUNDATI SHINTA, M.A



CHRISTINA ANGELINE NATALIA M

24310420060

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA




BERTUMBUH DALAM PELAYANAN

Menjalani peran sebagai mahasiswa seringkali diidentikkan dengan tuntutan akademik yang padat dan berbagai kegiatan pengembangan diri di dalam kampus. Namun, di tengah kesibukan tersebut, saya menemukan sebuah ruang pertumbuhan yang tak ternilai harganya, yaitu melalui pelayanan di gereja sebagai seorang singer/penyanyi. Bagi saya, aktivitas ini bukan sekadar kewajiban spiritual, tetapi telah menjadi sebuah proses yang secara signifikan mengasah kemampuan bernyanyi dan menempa kepercayaan diri saya untuk tampil di hadapan publik.

Pelayanan gereja, pada hakikatnya, adalah sebuah bentuk respons ibadah dan partisipasi aktif dalam kehidupan komunitas iman. Sebagai seorang mahasiswa, keterlibatan ini menjadi sebuah tempat untuk menerapkan konsep "tatalayan" atau pengelolaan karunia. Seperti yang diungkapkan dalam studi tentang pelayanan jemaat, setiap individu dipanggil untuk menggunakan talenta yang telah Tuhan berikan sebagai bentuk pelayanan yang membangun (Siregar, 2020). Dalam konteks saya, karunia itu adalah suara. Keterlibatan sebagai penyanyi dalam tim pujian, menuntut saya untuk memberikan yang terbaik bukan untuk pamer kebolehan, melainkan sebagai persembahan ibadah.

Proses inilah yang secara langsung mengasah kemampuan vokal saya. Pelayanan di gereja menuntut disiplin dan konsistensi. Latihan rutin setiap minggu, seringkali di sela-sela jadwal kuliah dan tugas, memaksa saya untuk terus belajar teknik vokal, harmoni, dan interpretasi lagu. Berbeda dengan sekadar hobi, pelayanan memiliki standar kualitas karena tujuannya yang luhur. Tekanan positif untuk tampil dengan baik demi kemuliaan ibadah inilah yang mendorong saya berlatih lebih keras, sehingga kemampuan bernyanyi saya terasah secara terstruktur dan konsisten.

Lebih jauh lagi, dampak terbesar yang saya rasakan adalah pertumbuhan kepercayaan diri. Berdiri di depan jemaat setiap pelayanan ibadah, awalnya adalah sebuah tantangan besar yang memicu demam panggung. Namun, frekuensi tampil yang rutin secara bertahap mengikis rasa gugup tersebut. Gereja menjadi "panggung" yang aman; sebuah lingkungan yang suportif di mana fokus utamanya adalah ibadah, bukan penilaian. Pengalaman ini melatih saya untuk mengelola kecemasan, fokus pada pesan lagu, dan berani berekspresi.

Pada akhirnya, peran ganda sebagai mahasiswa dan pelayan gereja adalah sebuah sinergi yang saling memperkaya. Pelayanan sebagai penyanyi telah memberikan saya lebih dari sekadar kepuasan spiritual; ia telah menjadi tempat pelatihan vokal yang efektif sekaligus sekolah kepribadian yang menempa mental dan kepercayaan diri saya. Saya belajar bahwa mengabdikan talenta dalam sebuah pelayanan tidak mengurangi fokus akademik, justru melengkapinya dengan keterampilan hidup yang esensial.



*pelayanan di GKI Gejayan post The Grace (Pakuwon Mall Jogja)







*pelayanan di GKI Gejayan Yogyakarta


Daftar Pustaka

Siregar, B. (2020). Tatalayan Karunia: Peran Pelayanan Jemaat dalam Pertumbuhan Gereja. Jurnal Teologi Kontekstual, 11(2), 145-159.



0 komentar:

Posting Komentar