“Pendekatan Inovatif Kang Dedi Mulyadi dalam Membentuk Perilaku Remaja melalui Perspektif Persepsi Lingkungan”
Naufal Abyansah_23310410019
UJIAN TENGAH SEMESTER
Psikologi Inovasi
A. Pendahuluan
Kenakalan remaja merupakan salah satu isu sosial yang terus mendapat perhatian karena berkaitan dengan perkembangan karakter dan masa depan generasi muda. Berbagai bentuk perilaku menyimpang seperti tawuran, merokok, atau bolos sekolah sering kali muncul akibat lemahnya kontrol sosial dan kurangnya lingkungan yang mendukung pembentukan disiplin.
Dalam konteks ini, Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), menghadirkan pendekatan yang tidak biasa. Ia menangani remaja “unik” atau bermasalah dengan cara menempatkan mereka di barak militer untuk mengikuti pembinaan karakter. Pendekatan tersebut berbeda dari cara konvensional seperti pengiriman ke pesantren atau lembaga pemasyarakatan. Hasilnya, banyak remaja menunjukkan perubahan perilaku yang lebih positif setelah menjalani program tersebut.
Pendekatan KDM menarik untuk dikaji melalui perspektif psikologi inovasi, khususnya dengan menggunakan teori persepsi lingkungan dari Paul A. Bell dkk. yang menjelaskan bagaimana persepsi terhadap lingkungan dapat memengaruhi perilaku dan pembentukan kebiasaan.
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis cara berpikir dan strategi KDM dalam membina remaja bermasalah melalui kerangka persepsi lingkungan, serta menunjukkan bagaimana perubahan persepsi dapat menghasilkan perilaku inovatif dan transformatif.
B. Landasan Teori
1. Persepsi Lingkungan Menurut Paul A. Bell dkk
Menurut Bell, Greene, Fisher, dan Baum (2005), psikologi lingkungan adalah bidang yang menelaah hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungan fisik maupun sosialnya. Proses persepsi lingkungan mencakup tiga tahap utama: penerimaan stimulus dari lingkungan, interpretasi atau pemberian makna terhadap stimulus tersebut, dan respons berupa perilaku.
Persepsi ini tidak bersifat objektif semata, tetapi dipengaruhi oleh pengalaman, nilai, dan budaya individu (Bell, 1989). Oleh karena itu, perubahan konteks lingkungan dapat mengubah persepsi seseorang terhadap dirinya maupun lingkungannya, yang pada akhirnya memunculkan perilaku baru yang lebih adaptif.
2. Hubungan antara Persepsi, Perilaku, dan Kebiasaan
Persepsi berperan sebagai dasar pembentukan perilaku. Ketika seseorang menafsirkan lingkungannya sebagai ruang yang mendukung dan penuh makna, ia cenderung menampilkan perilaku positif. Sebaliknya, jika lingkungan dinilai kacau atau penuh tekanan, individu bisa menunjukkan perilaku menyimpang. Apabila perilaku baru dilakukan secara berulang dalam lingkungan yang konsisten, maka terbentuklah kebiasaan (habit) yang menetap.
C. Analisis Kasus: Inovasi Dedi Mulyadi dalam Pembinaan Remaja
1. Persepsi KDM terhadap Remaja Bermasalah
KDM memandang remaja bermasalah bukan semata sebagai pelaku kenakalan, tetapi sebagai korban dari lingkungan sosial yang kurang mendukung pembentukan karakter. Ia percaya bahwa perilaku menyimpang tidak lahir dari niat jahat, melainkan dari kondisi sosial yang tidak terarah dan minim keteladanan. Dengan dasar pemikiran tersebut, KDM berupaya melakukan pendekatan yang lebih humanis dan edukatif (Tempo, 2025).
Persepsi inilah yang menjadi kunci inovasi KDM. Ia tidak menggunakan hukuman sebagai sarana perubahan, melainkan berusaha menciptakan lingkungan baru yang memfasilitasi pembelajaran disiplin, tanggung jawab, dan kesadaran diri.
2. Barak Militer sebagai Lingkungan Inovatif
Program barak militer yang diterapkan KDM menjadi bentuk konkret perubahan lingkungan. Dalam barak, remaja dilatih menjalani kehidupan yang terstruktur: bangun pagi, berolahraga, berdoa bersama, belajar, dan beristirahat sesuai jadwal. Struktur lingkungan yang ketat ini menghadirkan stimulus baru bagi mereka untuk menata kembali cara pandang terhadap waktu, kebersamaan, dan tanggung jawab pribadi.
Menurut teori Bell dkk. (2005), perubahan konteks lingkungan seperti ini dapat menata ulang persepsi individu terhadap realitas sosialnya. Dengan persepsi baru tersebut, perilaku yang sebelumnya negatif dapat bergeser menjadi positif, karena individu menyesuaikan diri dengan pola dan nilai yang berlaku dalam lingkungan baru (Metrotvnews, 2025).
3. Pembentukan Kebiasaan dan Dampak Psikologis
Setelah beberapa bulan pembinaan, banyak remaja menunjukkan perubahan nyata menjadi lebih disiplin, menghargai orang tua, dan memiliki cita-cita yang lebih jelas (Liputan6, 2025). Proses ini menggambarkan rangkaian yang dijelaskan Bell: perubahan persepsi → munculnya perilaku baru → terbentuknya kebiasaan baru.
Program ini menunjukkan bahwa perubahan perilaku yang berkelanjutan tidak dapat dicapai hanya melalui hukuman, melainkan melalui pengalaman langsung dalam lingkungan yang mendukung pertumbuhan psikologis. Dalam konteks psikologi inovasi, langkah KDM dapat disebut sebagai inovasi sosial yang berorientasi pada pembentukan karakter melalui intervensi lingkungan.
D. Kesimpulan
Pendekatan Kang Dedi Mulyadi dalam menangani remaja bermasalah menunjukkan bentuk inovasi psikologis yang berlandaskan pada perubahan persepsi dan lingkungan. Dengan menciptakan barak militer sebagai ruang pembelajaran perilaku, KDM berhasil mengarahkan remaja untuk melihat disiplin bukan sebagai paksaan, melainkan sebagai kebutuhan.
Proses ini sejalan dengan pandangan Paul A. Bell dkk. yang menegaskan bahwa perilaku manusia merupakan hasil dari interaksi dinamis antara individu dan lingkungannya. Ketika persepsi terhadap lingkungan berubah, perilaku pun akan menyesuaikan, dan jika dilakukan berulang, menjadi kebiasaan baru yang positif.
Pendekatan seperti ini dapat dijadikan referensi bagi pemerintah maupun lembaga pendidikan dalam merancang strategi pembinaan remaja yang lebih konstruktif dan berkelanjutan dengan tetap memperhatikan hak anak dan keseimbangan aspek psikologis peserta program.
E. Daftar Pustaka
Bell, P. A., Greene, T. C., Fisher, J. D., & Baum, A. (2005). Environmental Psychology (5th ed.). Fort Worth, TX: Harcourt.
Bell, P. A. (1989, August). Environmental Psychology: A Mechanism for Integrating All Psychology. Paper presented at the meeting of the American Psychological Association.
“5 Fakta Program Dedi Mulyadi Didik Remaja Nakal via Barak Militer.” (2025). Metrotvnews.com.
“Gubernur Dedi Mulyadi Kirim Anak Bermasalah ke Barak Militer, Psikolog Ingatkan Dampaknya.” (2025). Liputan6.com.
“Kirim Anak ke Barak, Dedi Mulyadi Bilang 100 Persen Yakin Kenakalan Remaja Teratasi.” (2025). Tempo.co.

0 komentar:
Posting Komentar