Tugas : Esai 3 - Menjadi Suri Tauladan
Mata Kuliah : Psikologi Inovasi
Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, M.A.
Generasi Z tumbuh di tengah kemajuan teknologi dan era digital, yang membuat mereka menghadapi tantangan yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Tekanan dari lingkungan sosial, tuntutan akademis yang tinggi, serta ketidakpastian tentang masa depan sering kali memicu tingkat stres dan kecemasan yang lebih tinggi di kalangan remaja (Susanto, 2024)
Resiliensi adalah kemampuan untuk mengatasi keadaan yang berat atau kejadian buruk dan masalah hidup yang menimpa hidup seseorang (Reivich dan Shatte, 2002). Grotberg (1995) menjelaskan pengertian resiliensi adalah kemampuan manusia untuk menghadapi, dan menjadi kuat atas kesulitan yang dialaminya. Resiliensi memiliki faktor yang dapat mempengaruhi yaitu faktor resiko (kemungkinan terjadinya hal negatif) dan faktor pelindung (faktor yang meminimalisir hasil negatif) (Ghate dan Hazel, 2022).
Membangun resiliensi atau ketahanan pada remaja merupakan kebutuhan yang sangat penting. Remaja yang tangguh akan mampu menunjukkan sikap dan perilaku positif, berfungsi positif dalam situasi yang berisiko, mengembangkan kemampuan coping yang positif, dapat bangkit kembali dari situasi yang traumatis, dan menurunkan risiko munculnya gejala depresi. Beberapa Tips-tips resiliensi sederhana untuk membangkitkan semangat remaja, yaitu sebagai berikut :
1. Terima perasaanmu. Dalam konteks resiliensi, menerima perasaan adalah fondasi untuk bangkit kembali. Individu pasti pernah merasa sakit hati, marah, kecewa, namun itu merupakan suatu hal yang wajar, hal ini menandakan fungsi manusia normal. Untuk itu patut kita terima perasaan yang sedang kita rasakan dengan lapang dada karena mengikhlaskan segala sesuatu yang dirasakan, apa yang telah terjadi, jadi bahan introspeksi diri untuk lebih baik kedepa
2. Fokus ke hal yang bisa diubah. Di dunia ini terdapat dua hal, yang pertama adalah hal yang dapat kita ubah dan hal yang tidak dapat kita ubah, Salah satu kunci utama dalam membangun resiliensi adalah fokus pada hal-hal yang bisa kita ubah dan jangan terpacu pada sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan. Hal-hal seperti usaha, sikap, dan reaksi adalah hal yang bisa kita atur, sedangkan pendapat orang lain, masa lalu, atau situasi eksternal sering kali berada di luar kendali kita.
3. Cerita ke orang yang dipercaya. Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya, artinya manusia tidak dapat hidup sendiri, itu yang mengharuskan setiap manusia untuk bisa saling berhubungan dengan orang-orang disekitarnya. Cerita ke teman, sahabat, keluarga, atau orang yang dipercaya merupakan salah satu cara kita dalam meluapkan emosi agar tidak terpendam dan menyebabkan semakin parah hingga berujung meledak, Karena emosi manusia itu layaknya per, yang semakin ditekan akan semakin tinggi atau semakin besar lompatannya, seperti itulah gambaran emosi pada diri kita khususnya para remaja yang emosinya masih terbilang tidak stabil.
4. Cerita ke orang yang dipercaya. Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya, artinya manusia tidak dapat hidup sendiri, itu yang mengharuskan setiap manusia untuk bisa saling berhubungan dengan orang-orang disekitarnya. Cerita ke teman, sahabat, keluarga, atau orang yang dipercaya merupakan salah satu cara kita dalam meluapkan emosi agar tidak terpendam dan menyebabkan semakin parah hingga berujung meledak, Karena emosi manusia itu layaknya per, yang semakin ditekan akan semakin tinggi atau semakin besar lompatannya, seperti itulah gambaran emosi pada diri kita khususnya para remaja yang emosinya masih terbilang tidak stabil.
Tips-Tips Menjadi Orang yang Tekun, yaitu:
1. Tetapkan Tujuan yang Jelas
2. Menjadwalkan rencana dan disiplin menjalankannya
3. Mulai dari Hal Kecil tetapi Konsisten.
4. Jangan Takut Gagal (Jika gagal, lakukan evaluasi dan introspeksi diri lalu mulai kembali).
5. Jaga Motivasi dan Ingat Tujuan (Agar tidak mudah menyerah)
6. Hindari Menunda Pekerjaan.
Resiliensi bukanlah sesuatu yang bawaan atau hanya dimiliki oleh orang tertentu, melainkan kemampuan yang bisa dilatih dan dikembangkan oleh siapa saja. Dengan berfokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, menerima perasaan-perasaan yang muncul secara sadar, serta melihat setiap tantangan sebagai kesempatan untuk berkembang, kita bisa membangun kekuatan dalam diri yang membuat kita mampu bertahan dan kembali bangkit setelah menghadapi kesulitan. Hidup tidak selalu berjalan lancar, tetapi dengan sikap tangguh, fleksibel, dan mampu menerima perubahan, kita bisa menghadapi setiap perubahan dengan lebih tenang dan bijak.
Link Video Youtube 1 : Tips Resiliensi -Membangkitkan semangat-
https://youtube.com/shorts/vdDD7xfbOUE?si=b7DbinFIcxqPibm4
Link Video Youtube 2 : Tips Membangun Ketekunan
https://youtube.com/shorts/D7--WuN8a04?si=kAiJd1LCkZ5puYcr
Daftar Pustaka
(Hastuti et al.,
2024)Hastuti, R., Tiofanny, J., &
Angelina, V. (2024). Psikoedukasi Membangun Resiliensi Sebagai Strategi
untuk Pengembangan Diri Generasi-Z Psychoeducation to Build Resilience as a
Strategy for Generation-Z. 4, 23–28.
Kartini, M. (2022). Intervensi
untuk Meningkatkan Resiliensi pada Remaja. 8(1), 16–25.
Nihayah, U., Putri, S. A., &
Hidayat, R. (2021). Konsep Memaafkan dalam Psikologi Positif. 3(2),
108–119.

0 komentar:
Posting Komentar