Esai 1 - Meringkas Jurnal Tentang Sampah
Esai 1 - Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. ARUNDATI SHINTA,MA
CHRISTINA ANGELINE NATALIA M
24310420060
KELAS SPSJ (PSIKOLOGI LINGKUNGAN)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
|
Topik |
Perilaku
Buang Sampah dan Kesehatan Masyarakat pada Kawasan Pesisir Desa Pengambengan. |
|
Sumber |
Chrismawati,
M. (2022). Perilaku buang sampah dan kesehatan masyarakat pada kawasan
pesisir Desa Pengambengan. Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, 10(3),
261–271. |
|
Perma-
salahan |
Kawasan
pesisir Desa Pengambengan selalu dipenuhi sampah akibat kebiasaan masyarakat
yang membuang sampah rumah tangga di pinggir pantai. Situasi ini tidak hanya
menyebabkan lingkungan kotor, berbau, dan menjadi sarang lalat , tetapi juga
berdampak pada pencemaran laut dan risiko timbulnya penyakit berbasis
lingkungan (seperti diare, penyakit kulit, dan ISPA) di masyarakat. Permasalahan
ini didominasi oleh kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak yang
ditimbulkan oleh sampah. |
|
Tujuan
penelitian |
1.
Menganalisis
perilaku buang sampah masyarakat di kawasan pesisir Desa Pengambengan. 2.
Menganalisis
kesehatan masyarakat di kawasan pesisir Desa Pengambengan. 3.
Menganalisis
hubungan antara perilaku buang sampah dan kesehatan masyarakat di lokasi
tersebut. |
|
·
Permasalahan
sampah merupakan isu kompleks yang dihadapi oleh Indonesia. Produksi sampah
di negara ini terus-menerus meningkat, yang didorong oleh beberapa faktor,
seperti pertambahan jumlah penduduk, serta perubahan pada pola konsumsi dan
gaya hidup masyarakat. ·
Secara
spesifik, sampah plastik masih menjadi tantangan utama yang dihadapi
Indonesia. Sebuah penelitian pada tahun 2015 bahkan menempatkan Indonesia
sebagai negara peringkat kedua di dunia (setelah Tiongkok) sebagai penyumbang
sampah plastik ke laut. Menurut riset Greeneration, rata-rata satu orang di
Indonesia dapat menghasilkan 700 kantong plastik setiap tahunnya. ·
Peningkatan
volume sampah ini sangat signifikan. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa pada tahun 2020, total produksi sampah
nasional di Indonesia telah mencapai 67,8 juta ton. Angka ini setara dengan
sekitar 185.753 ton sampah yang dihasilkan setiap hari oleh 270 juta penduduk
, atau sekitar 0,68 kilogram sampah per penduduk per hari. Dari segi
komposisi, sampah yang paling dominan dihasilkan di Indonesia adalah sampah
organik (sisa makanan, kayu, ranting, daun) sebesar 57%, diikuti oleh sampah
plastik sebesar 16%. ·
Konteks
permasalahan ini juga sangat relevan di lokasi penelitian, yaitu wilayah
pesisir Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana. Dalam kesehariannya, kawasan
pesisir di desa ini selalu dipenuhi oleh tumpukan sampah. Akibatnya,
lingkungan terlihat sangat kotor, dipenuhi lalat beterbangan dan nyamuk,
serta menyebarkan aroma yang tidak sedap. ·
Keberadaan
sampah yang terus-menerus ini disebabkan oleh perilaku masyarakat setempat
yang memiliki kebiasaan membuang sampah rumah tangga langsung di pinggiran
pantai. Perilaku ini tidak hanya berdampak pada pencemaran laut, tetapi juga
berpotensi mengakibatkan terganggunya kesehatan masyarakat dan memicu
timbulnya penyakit berbasis lingkungan, seperti diare, Demam Berdarah (DBD),
penyakit kulit, hingga Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). |
|
|
Metode |
·
Penelitian
ini menggunakan rancangan deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode
pengumpulan data utama adalah wawancara dan dokumentasi. Responden berjumlah
99 orang, terdiri dari masyarakat yang tinggal di Desa Pengambengan dan tokoh
masyarakat. ·
Data
primer mencakup perilaku buang sampah (diukur melalui aspek pengetahuan,
tindakan, dan sikap ) dan data kesehatan masyarakat. Data sekunder diperoleh
dari Dinas Lingkungan Hidup (data timbunan sampah) dan Puskesmas II Negara
(data jenis penyakit). Analisis data menggunakan teknik deskriptif dan
analisis korelasional Product Moment untuk menguji hubungan antar
variabel. |
|
Hasil |
·
Perilaku
Buang Sampah: Latar belakang perilaku buang sampah didominasi oleh faktor
pengetahuan (42%), diikuti tindakan (31%) dan sikap (27%). Secara
keseluruhan, tingkat perilaku buang sampah masyarakat mayoritas berada pada
kategori "sedang" (49%). ·
Kesehatan
Masyarakat: Berdasarkan data primer 2021 (meliputi frekuensi sakit, jenis
penyakit, dan tempat pengobatan), kriteria kesehatan masyarakat secara
dominan berada pada kriteria "rendah" (34%). ·
Hubungan:
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perilaku buang sampah
(X) dengan kesehatan masyarakat (Y). Nilai koefisien korelasi (r_hitung)
adalah 0,227, yang lebih besar dari r_tabel (0,196). |
|
Dikusi |
·
Rendahnya
pengetahuan masyarakat tentang sampah dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
formal yang rendah (banyak yang tidak tamat SD) dan kurangnya penyuluhan. Selain
itu, terdapat faktor budaya di mana masyarakat menganggap membuang sampah ke
laut adalah hal yang biasa. ·
Dari
segi tindakan, masyarakat masih banyak yang tidak memanfaatkan fasilitas
seperti TPS karena alasan malas atau merasa lebih cepat membuang di lahan
kosong atau pesisir. Meskipun pembakaran sampah pribadi dilarang dan program
Bank Sampah telah diinisiasi , sampah yang sudah terlanjur menumpuk di pantai
belum ditangani. ·
Sikap
masyarakat juga cenderung negatif, seperti tidak memilah sampah , dengan
anggapan bahwa sampah tersebut nantinya akan dicampur lagi di TPA. |

0 komentar:
Posting Komentar