9.11.25

ESAI 1 : MERINGKAS JURNAL ENTERPREUNERSHIP

ENTREPRENEURSHIP DALAM MENCETAK STUDENTPRENEUR

ESAI 1 MERINGKAS JURNAL ENTREPRENEURSHIP

PSIKOLOGI INOVASI

DOSEN PENGAMPU : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA.




Rosita (22310410108) 



FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

2025



TOPIK

Entrepreneurship, Studentpreneur

SUMBER

Nafisah, I & Kunaifi, A. (2021). Entrepreneurship Dalam Mencetak Studentpreneur. Jurnal Keuangan dan Perbankan Syariah. 3(1), Oktober 2024.

PERMASALAHAN

Permasalahan yang diangkat adalah kurangnya jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa, terutama di lingkungan pesantren, di mana siswa cenderung fokus pada pendidikan teoritis tanpa pengalaman praktis. Hal ini diperburuk oleh sumber daya siswa yang terbatas, motivasi rendah, dan kebiasaan pendidikan yang belum mengintegrasikan entrepreneurship secara efektif. Selain itu, tantangan seperti akses teknologi terbatas, waktu praktik yang sedikit, dan mindset siswa yang lebih mengarah pada pencarian kerja daripada menciptakan lapangan kerja, menjadi hambatan dalam mencetak studentpreneur.

TUJUAN

Penelitian  ini  bertujuan untuk    meningkatkan    pemahaman    mahasiswa    mengenai konsep    dan    praktik    kewirausahaan    melalui    pendidikan, pelatihan,  dan  praktik  langsung. 

ISI

Kewirausahaan adalah   kemampuan   untuk   menemukan sesuatu  yang  berbeda  dan  baru  dengan  menggunakan  pemikiran  kreatif  dan  inovatif sebagai  landasan, saran, dan  sumber  daya  untuk  mencari  peluang  menuju  sukses. Memiliki pola pikir dan karakter wirausaha merupakan    syarat    utama    untuk    sukses    sebagai wirausaha.    Salah Satu    karakter wirausahawan yaitu seseorang yang memiliki N-Ach (Need for Achievement) tinggi, yakni seseorang  yang  selalu  ingin  berbuat  lebih  baik  dan  terus  maju,  selalu  berpikir  untuk berbuat  yang  lebih  baik,dan  memiliki  tujuan yang  realistis  dengan mengambil  tindakan berisiko yang benar benar telah diperhitungkan. 

Beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur, yaitu:

1.Sifat    instrumental    memiliki    pengertian    tanggap    terhadap    peluang dan kesempatan yang berkaitan dengan perbaikan kerja.

2.Sifat prestatif, memiliki pengertian berusaha memperbaiki prestasi, menggunakan umpan balik, menyenangi tantangan yang ada, dan berupaya agar hasil kerja yang dilakukan lebih baik dari sebelumnya.

3.Sifat  keluwesan  bergaul,  memiliki  pengertian  mampu  untuk  bergaul  dengan siapa saja serta dapat menyesuaikan diri dalam berbagai situasi.

4.Sifat  kerja  keras,  artinya  selalu  terlibat  dalam  semua  pekerjaan  serta  tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan terselesaikan.

5.Sifat  keyakinan  diri,  memiliki  pengertian  sikap  diri  penuh  keyakinan  akan keberhasilan usahanya.

6.Sifat  pengambil  resiko  yang  diperhitungkan,  artinya   adalah  tidak  memiliki kekhawatiran tentang ketidakpastian usahanya.

7.Sifat swa kendali, artinya yakin dalam menentukan apa yang akan dilakukan dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk dirinya sendiri. 

8. Sifat   inovatif,   artinya   selalu mencari    hal/cara   baru   untuk   perbaikan kinerjanya.

9. Sifat   mandiri,   memiliki   tanggung   jawab   yang   besar   untuk   dirinya,   baik keberhasilan maupun kegagalan menjadi tanggung jawab pribadinya.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui survei (untuk data kuantitatif), wawancara, dan observasi partisipan di universitas yang menerapkan program entrepreneurship. Data kuantitatif dianalisis secara statistik untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi minat dan keberhasilan siswa, sedangkan data kualitatif dianalisis untuk memahami pengalaman dan tantangan. Penelitian ini merupakan studi kasus deskriptif di SMKS Mambaul Ulum Bata-Bata, dengan fokus pada gejala-gejala yang terjadi di lingkungan pesantren.

HASIL

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan program entrepreneurship di lingkungan pendidikan memiliki dampak positif dalam membentuk karakter kewirausahaan dan meningkatkan minat siswa terhadap kewirausahaan. Siswa yang mengikuti program seperti praktikum, magang, dan TEFA (Teaching Factory) menunjukkan peningkatan soft skills dan kemampuan berinovasi. Orang tua dan siswa yang lulus program melaporkan perubahan perilaku positif, seperti kemampuan merencanakan masa depan dan membuka usaha kecil. Namun, tantangan seperti keterbatasan akses teknologi dan motivasi rendah masih perlu diatasi.

DISKUSI

Entrepreneurship bukan hanya teori, tetapi membutuhkan pengalaman praktis untuk mengembangkan jiwa wirausaha sejak dini. Program seperti TEFA efektif dalam membangun mindset bisnis realistis, namun perlu strategi untuk mengatasi kendala seperti sumber daya terbatas dan mindset siswa. Penulis merekomendasikan integrasi entrepreneurship dalam kurikulum sekolah, kolaborasi dengan pemerintah, dan inovasi metode pembelajaran untuk mendorong UMKM di Indonesia. Diskusi juga menghubungkan temuan dengan teori seperti Suryana dan Lambing tentang pola pikir wirausaha, serta pentingnya N-Ach (Need for Achievement) tinggi. Kesimpulan menyarankan pendekatan strategis untuk membentuk studentpreneur sebagai solusi pengangguran dan pemberdayaan ekonomi.


0 komentar:

Posting Komentar