30.10.25

ESSAI 1 : Meringkas Jurnal

 ESSAI 1 : MERINGKAS JURNAL TENTANG ENTREPRENEURSHIP

POLA PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN INKUBATOR BISNIS

Ferihana

23310410041

Psikologi Inovasi

Dosen Pengampu Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

2025



Topik : Entrepreneurship Development Model, inkubator bisnis, penelitian kualitatif metode coding. 

Sumber : Virgiawan, R. (2023). Pola Pengembangan Kewirausahaan melalui Inkubator Bisnis pada Lingkungan Universitas di Daerah Istimewa Yogyakarta . 

Jurnal : Kewirausahaan dan Bisnis (JKB). 28(2), Desember 2023, 76-90. 

Permasalahan : Penelitian ini melalui sebagian deviasi negatif, dimana terletak pada adanya deviasi antara konsep ideal pengembangan kewirausahaan melalui inkubator bisnis dan praktik nyata di lingkungan universitas di Daerah Istimewa Yogyakarta. Deviasi tersebut menyebabkan pola pengembangan kewirausahaan sebagai variabel dependen belum berjalan optimal. 

Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola pengembangan kewirausahaan melalui inkubator bisnis di universitas-universitas Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan menelaah tahapan rekrutmen, proses inkubasi, pengawasan, serta dukungan pasca inkubasi, guna merumuskan pola pengembangan kewirausahaan yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Isi : Dalam era ekonomi kreatif dan persaingan global yang semakin ketat, universitas memiliki peran penting dalam menumbuhkan generasi muda yang inovatif dan berjiwa wirausaha. Inkubator bisnis hadir sebagai sarana untuk mengembangkan ide bisnis mahasiswa agar mampu tumbuh menjadi usaha yang mandiri. 

Pembahasan utama :  menunjukkan bahwa pola pengembangan kewirausahaan di universitas-universitas DIY mengikuti alur yang relatif serupa, yaitu melalui empat tahapan utama: rekrutmen tenant, proses inkubasi, pengawasan dan evaluasi, serta dukungan pasca inkubasi.

Dari keempat tahapan tersebut, paling signifikan terjadi pada konsistensi program dan kesinambungan pendampingan. Inkubator bisnis universitas cenderung kuat pada tahap awal (rekrutmen dan pelatihan), tetapi melemah pada tahap evaluasi dan pasca inkubasi. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pengembangan kewirausahaan di universitas belum sepenuhnya terintegrasi.

Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pendekatan ini dipilih karena penelitian berfokus pada pemahaman mendalam terhadap proses dan pola pengembangan kewirausahaan yang terjadi di universitas. 

Subjek penelitian terdiri atas pengelola inkubator bisnis universitas dan pelaku bisnis binaan (tenant) dari beberapa perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah memiliki lembaga inkubasi bisnis. Beberapa universitas yang menjadi lokasi penelitian meliputi Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Universitas AMIKOM Yogyakarta. 

Dalam mengumpulkan informasi, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu wawancara mendalam dengan pengelola inkubator dan pelaku usaha, diskusi kelompok terarah (FGD) yang melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholders), dan studi dokumentasi dengan menelaah dokumen program inkubasi, laporan kegiatan, dan data pendukung lainnya. 

Untuk memastikan validitas dan reliabilitas data, peneliti menerapkan prinsip triangulasi sumber dan metode. Selain itu, peneliti juga menggunakan software analisis kualitatif N-Vivo untuk melakukan proses coding dan kategorisasi data. 

Hasil : Pengembangan kewirausahaan di universitas-universitas Daerah Istimewa Yogyakarta telah dijalankan melalui lembaga inkubator bisnis yang berperan penting dalam membina dan mencetak wirausaha muda. Namun, pola pengembangan yang diterapkan masih menunjukkan variasi dan deviasi antara konsep ideal dan praktik di lapangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pengembangan kewirausahaan di universitas terbentuk melalui empat tahap utama, yaitu rekrutmen tenant, proses inkubasi, pengawasan dan evaluasi, serta dukungan pasca inkubasi. Dukungan pasca inkubasi menjadi aspek yang paling lemah, banyak tenant yang tidak lagi mendapatkan pendampingan setelah program berakhir, sehingga usahanya sulit berkelanjutan.

Meski demikian, keberadaan inkubator bisnis tetap memberikan dampak positif terhadap peningkatan keterampilan, jaringan, dan kepercayaan diri mahasiswa dalam berwirausaha. 

Dikusi Inkubator bisnis pada dasarnya dirancang sebagai sistem yang menyiapkan mahasiswa menjadi wirausaha mandiri melalui tahapan rekrutmen, pelatihan, pendampingan, evaluasi, dan dukungan pasca inkubasi. 

Pentingnya sustainability atau keberlanjutan program. Banyak tenant yang berhasil mengembangkan ide bisnis selama inkubasi, tetapi tidak memperoleh dukungan lanjutan setelah program berakhir. Kondisi ini menunjukkan perlunya model pengembangan kewirausahaan yang berkelanjutan dengan dukungan ekosistem yang lebih luas, termasuk kolaborasi dengan dunia industri, lembaga keuangan, dan pemerintah daerah.

Inkubator yang dikelola dengan baik mampu meningkatkan kapasitas wirausaha mahasiswa secara signifikan. Melalui pembinaan yang terstruktur, mahasiswa memperoleh pengalaman praktis, jejaring bisnis, serta kemampuan manajerial yang tidak didapat di ruang kuliah. Hal ini memperkuat peran universitas sebagai entrepreneurial university kampus yang tidak hanya mencetak sarjana, tetapi juga melahirkan wirausaha muda yang inovatif.

0 komentar:

Posting Komentar