23.10.25

ESSAI 1 - MERINGKAS JURNAL MOTIVASI

 The Influence of Innovation and Entrepreneurial Self-Efficacy to Digital Startup Success

Ibnu Rafie Junaidi

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Dosen: Arundati Shinta


  1. Topik : Inovasi, Entrepreneurial Self-Efficacy, Startup Digital, Psikologi Kewirausahaan
  2. Sumber : Dessyana, A., & Riyanti, B. P. D. (2017). The Influence of Innovation and Entrepreneurial Self-Efficacy to Digital Startup Success. International Research Journal of Business Studies, 10(1), 57–68.
  3. Permasalahan : Meningkatnya jumlah startup digital di Indonesia tidak selalu diiringi dengan keberhasilan bisnis. Banyak startup gagal di tahap awal, sehingga diperlukan pemahaman mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kesuksesan tersebut, khususnya inovasi dan efikasi diri kewirausahaan (entrepreneurial self-efficacy). Penelitian ini ingin mengetahui apakah kedua faktor psikologis tersebut berpengaruh terhadap keberhasilan startup digital.
  4. Tujuan Penelitian : Mengetahui pengaruh inovasi dan entrepreneurial self-efficacy (ESE) terhadap keberhasilan startup digital di Indonesia, baik secara parsial maupun simultan, untuk memahami peran faktor psikologis dalam mendukung kesuksesan bisnis digital.
  5. Isi : Penelitian ini didasarkan pada teori psikologi kewirausahaan yang menjelaskan bahwa keberhasilan bisnis tidak hanya ditentukan oleh faktor eksternal seperti modal dan pasar, tetapi juga oleh faktor internal yaitu pola pikir, keyakinan diri, dan kemampuan berinovasi. Entrepreneurial Self-Efficacy (ESE) merupakan konsep utama yang menggambarkan keyakinan individu terhadap kemampuannya menjalankan berbagai tugas kewirausahaan, seperti mengidentifikasi peluang, membuat keputusan bisnis, menghadapi risiko, dan mengelola tim. Semakin tinggi tingkat ESE, semakin besar pula motivasi, ketekunan, dan kemampuan seseorang untuk menghadapi tantangan bisnis. Sementara itu, inovasi dipandang sebagai kemampuan wirausaha untuk menciptakan ide baru, memperbaiki produk, atau mengembangkan metode baru yang bernilai tambah bagi perusahaan. Inovasi juga menjadi strategi penting bagi startup digital yang harus terus beradaptasi dengan perubahan teknologi dan kebutuhan pasar. Penelitian ini menggabungkan dua faktor tersebut karena inovasi membutuhkan keberanian untuk mencoba hal baru, yang biasanya muncul dari individu dengan tingkat efikasi diri tinggi. Beberapa teori yang menjadi dasar penelitian ini antara lain teori Bandura (1977) tentang self-efficacy, yang menyatakan bahwa kepercayaan diri terhadap kemampuan diri akan memengaruhi perilaku dan hasil kerja seseorang, serta teori inovasi Kirton (1976) yang membedakan antara individu adapter (lebih suka perbaikan bertahap) dan innovator (lebih suka perubahan besar dan ide orisinal). Peneliti berasumsi bahwa keseimbangan antara dua tipe ini akan memengaruhi bagaimana pendiri startup mengelola perubahan dan risiko bisnis. Dalam konteks startup digital, kreativitas dan keberanian berinovasi harus diimbangi dengan kemampuan membuat keputusan strategis yang realistis agar bisnis dapat bertahan dan berkembang.
  6. Metode Penelitian : Pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi berganda. Sampel terdiri dari 64 pendiri startup digital di Indonesia (pengembang aplikasi, website, dan game) yang sudah beroperasi minimal tiga bulan. Teknik pengambilan sampel: convenience sampling.
    Instrumen: Inovasi (skala Kirton Adaption-Innovation (KAI)), ESE (skala Likert 24 item), keberhasilan startup (aspek keuangan, pelanggan, proses internal, dan pembelajaran organisasi)
  7. Hasil Penelitian : Hasil menunjukkan bahwa ESE berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan startup digital, sedangkan inovasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Secara bersama-sama, kedua variabel menjelaskan 20,8% variasi keberhasilan startup. Hal ini berarti faktor psikologis, terutama kepercayaan diri wirausaha, memainkan peran penting dalam menentukan keberhasilan bisnis digital.
  8. Diskusi : Peneliti menyimpulkan bahwa kepercayaan diri wirausaha (ESE) memiliki peranan lebih besar dibanding inovasi dalam menentukan keberhasilan startup digital. Pendiri dengan ESE tinggi lebih mampu menghadapi risiko, mengambil keputusan, dan mengembangkan produk. Rendahnya pengaruh inovasi mungkin karena sebagian startup masih berada pada fase awal, sehingga hasil inovasi belum terlihat signifikan.
    Peneliti menyarankan adanya pelatihan dan komunitas yang dapat meningkatkan ESE melalui mentoring dan kolaborasi antarpendiri. Dengan demikian, peningkatan aspek psikologis wirausaha dapat menjadi kunci utama kesuksesan startup digital di Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar