MEMBERSIHKAN LINGKUNGAN DARI SAMPAH
Cindy Auriliya Fikri Andani
NIM 24310410023
Kelas Karyawan
Mata Kuliah Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A.
ESAI 3 – BEFORE AFTER
Sampah menjadi salah satu masalah utama
lingkungan yang hingga kini belum terselesaikan dengan baik. Permasalahan ini
tidak hanya terjadi di kota besar, tetapi juga di lingkungan pedesaan dan
permukiman kecil. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada
tempatnya menyebabkan lingkungan menjadi kotor, tidak nyaman untuk ditempati,
tidak sehat, dan mengganggu keindahan. Padahal, perilaku peduli terhadap
kebersihan lingkungan adalah bentuk nyata dari perilaku pro-lingkungan yang
dapat mengurangi dampak pencemaran. Berdasarkan permasalahan tersebut, saya
berinisiatif untuk melakukan kegiatan nyata sebagai seorang “Hero Sampah”
dengan membersihkan area publik di sekitar tempat tinggal saya agar masyarakat
melihat langsung perubahan sebelum dan sesudah dari tindakan kecil yang sudah
saya lakukan ini namun penuh dengan makna.
Ilustrasi Foto Before-After
(Before) (After)
Kegiatan yang pertama saya laksanakan
pada hari Rabu, 7 Oktober 2025 di sekitar Lapangan Voli Grogolan, Ngemplak,
Sleman selama 1 jam mulai dari pukul 16.00 s.d 17.00 WIB. Sebelum kegiatan
dimulai, area sekitar lapangan dipenuhi berbagai jenis sampah seperti plastik
makanan, botol minuman, dan daun kering. Saya membawa kantong besar untuk
memilah antara sampah organik (0,8 kg) dan anorganik (2,1 kg). Setelah
terkumpul, sampah anorganik saya bersihkan dan jual ke bank sampah terdekat,
sedangkan sampah organik saya berikan kepada ayah saya untuk ditimbun atau
dikuburkan di sawah. Hasilnya, area yang sebelumnya kotor kini tampak bersih
dan lebih nyaman digunakan warga untuk bermain dan berolahraga.
(Before) (After)
Kegiatan yang kedua saya laksanakan pada
hari Minggu, 12 Oktober 2025 di Lapangan Voli Dusun tempat saya tinggal di
Ngemplak 1, Umbulmartani, Ngemplak, Sleman 1 jam mulai dari pukul 16.00 s.d 17.00
WIB. Pada awalnya, banyak sampah plastik bekas jajanan anak-anak dan daun
kering berserakan di pinggir lapangan. Saya kembali memungut dan memilahnya
menjadi 1,2 kg anorganik dan 0,6 kg organik. Setelah kegiatan, saya mengajak
anak-anak yang bermain di sana untuk ikut menjaga kebersihan dan membuang
sampah pada tempatnya. Edukasi langsung di lapangan seperti ini efektif
menumbuhkan kesadaran lingkungan sejak usia dini. Kini lapangan tersebut tampak
lebih bersih, dan warga mulai ikut serta menjaga kebersihan secara bergilir
setiap akhir pecan.
Kesimpulan
Melalui dua kegiatan tersebut, saya
belajar bahwa menjadi hero dalam bidang sampah tidak harus menunggu program
besar dari pemerintah, tetapi bisa dimulai dari lingkungan sekitar. Dengan
tindakan nyata dan komitmen yang disaksikan masyarakat, perilaku peduli
lingkungan dapat menular dan menciptakan perubahan sosial yang positif.
Membersihkan lingkungan bukan hanya sekadar aksi fisik, tetapi juga bentuk
tanggung jawab moral untuk menjaga bumi yang menjadi tempat kita hidup bersama.
0 komentar:
Posting Komentar