Adytya
Septriyanto Nugroho
23310410044
Psikologi
Inovasi
Dosen Pengampu Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
2025
Esai 2 –
Wawancara tentang disonansi kognitif
Disonansi
kognitif merupakan teori yang membahas ketidaknyamanan seseorang oleh
perilakunya yang bertentangan dengan keyakinan ataupun motivasi dalam dirinya.
Disonansi kognitif terjadi misalnya pada perokok, dia tahu bahwa merokok itu
berbahaya bagi dirinya namun dia tetap mengonsumsi rokok.
Tanda-tanda
disonansi kognitif pada perokok maunpun non perokok meliputi :
- Merasa
cemas sebelum melakukan sesuatu
- Merasa
malu pada tindakan yang diambil dan cenderung menyembunyikan
- Merasa
bersalah dan menyesali sesuatu yang dilakukannya.
- Menghindari
percakapan tentang topik tertentu .
- Mengabaikan informasi yang menyebabkan disonansi.
Terlepas
dari tanda-tanda disonasi kognitif diatas, merokok sudah menjadi kebiasaan bagi
sebagian masyarakat Indonesia, bahkan berbagai negara baik nasional maupun
internasional. Rokok sendiri adalah produk tembakau yang dikeringkan dan
dicampur dengan bahan tambahan Tembakau kemudian dibungkus dalam kertas untuk
dibakar. Saat dibakar, rokok menghasilkan asap yang mengandung berbagai
bahan kimia berbahaya. Terlepas dari sebarapa berbahayanya yang akan
ditimbulkan dari merokok, para perokok aktif masih sering ditemukan atau bahkan
sudah menjadi kebiasaan khusunya bagi laki-laki atau perempuan, Bagi
pemakainya, merokok bisa memberikan rasa rileks, mengurangi stres bahkan ada
kepuasan tersendiri saat mengisapnya. Namun, efek tersebut hanya sementara
dan selanjutnya perokok akan mengalami ketergantungan yang kuat.
Sebagian
perokok aktif biasanya memiliki kecanduan terhadap efek dari merokok tersebut,
jika mereka berhenti merokok maka rata-rata perokok aktif akan mengalami
kecemasan bahkan stress hanya karena kebiasaan merokok mereka terhenti.
Rokok
sendiri memiliki berbagai macam jenis, yaitu Rokok Kretek, Rokok Sharing, Rokok
elektronik ( Vape ),Rokok tanpa asap ( Snuff ). Untuk kandungan dari rokok
sendiri yaitu :
Nikotin. Zat
ini memberikan efek stimulan sementara dan dapat menyebabkan ketergantungan.
Tar. Zat
pekat yang terbentuk saat tembakau dibakar. Tar dapat menempel di paru-paru dan
menyebabkan berbagai penyakit pernapasan.
Karbon
monoksida. Gas beracun yang dihasilkan ketika tembakau dibakar.
Jika terhirup dapat mengganggu fungsi jantung dan mengurangi kadar oksigen
dalam darah.
Benzena,
formaldehid, dan amonia. Bahan kimia berbahaya yang juga
ditemukan dalam asap rokok. Semuanya bisa menyebabkan berbagai masalah
kesehatan.
Terlepas
dari semua penjelasan diatas yang notabene semuanya hampir berkonotasi
negative, saya memiliki 1 teman kerja yang menjadi seorang perokok aktif di
Kantor tempat saya bekerja yaitu seorang Driver yang biasanya menjemput barang
untuk dibawa ke Gudang, inisialnya yaitu Mas H***H, dia sendiri adalah laki-laki
berusia 28 Tahun yang sudah menikah dan memiliki 1 orang anak. Sepengamatan
saya, Mas H ini selalu merokok setiap hari karena penjemputan barang setiap
hari jadi saya dapat melihat dia merokok waktu menjemput barang, disini saya
akan melakukan sedikit wawancara dengan Mas H untuk mengetahui penyebab, alasan
dia merokok, serta berbagai mengetahui bagaimana dia menjalani hidupnya dengan
merokok.
A : Pewawancara
H : Pelaku
A : Sejak kapan anda mulai
merokok ? dan berapa banyak batang rokok yang biasa anda habiskan dalam 1 hari
?
B : SMP Kelas 2, 24 Batang per hari
A : Apakah anda tahu jika
merokok bisa menimbulkan dampak berbahaya baik bagi diri sendiri maupun orang
lain ? mengapa anda tetap merokok jika tahu itu berbahaya ?
B : tahu, karena merasa nyaman
dengan merokok
A : Apakah anda pernah berusaha
berhenti merokok ?
B : belum pernah sama sekali
A : alasan apakah yang membuat
anda menjadi seorang perokok
B :untuk mengurangi stress dan sebagai
penenang dalam berbagai masalah
A : Faktor apa sajakah yang
membuat anda sulit berhenti Merokok ?
B : jika tidak merokok rasa kepuasaan
dalam sesuatu menjadi kurang
Dari
wawancara tersebut Mas H memang mengakui bahwa dia merokok secara aktif karena
keinginan dia sendiri tanpa adanya rasa penyesalan ataupun memahami bahaya yang
dikandung dari rokok tersebut. Mungkin tidak semua orang sadar tentang bahaya
yang ditimbulkan dari ulahnya sendiri di kemudian hari.
Analisis Disonansi Kognitif
Perokok terhadap Produktivitas di Usia Produktif 1*Triworo Ardhaniswari, 2Gusti
Aulia Ryansyah, 3Gina Aulia Qotrunnada,4 Dini Safitri 1,2,3 Program Studi
Sarjana Ilmu Komunikasi, Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka Raya,
Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13220
*triworo_1410622091@mhs.unj.ac.id, gusti.aulia2004@gmail.com, gina_1410622085@mhs.unj.ac.id,
dinisafitri@unj.ac.id,
COMMUNICATIONS Vol.6(2) 2024, p.147-164 e-ISSN: 2684-8392
|https://doi.org/Communications6.2.3
Centers for Disease Control and
Prevention. Diakses pada 10 September 2025. Cigarette Smoking.
World Health Organization.
Diakses pada 10 September 2025. Tobacco.
Cleveland Clinic. Diakses pada
10 Septmber 2025. Smoking: Effects, Risks, Diseases, Quitting & Solutions.
Advances in Dermatology and
Allergology. Diakses pada 10 September 2025. Does smoking affect your skin?
0 komentar:
Posting Komentar