Nama: Rama Yudha Perwira
NIM: 22310410152
Dosen Pengampu: DR. ARUNDATI SHINTA, M.A.
Perubahan diri merupakan elemen utama dalam psikologi inovasi. Namun, pada kenyataannya, tidak semua individu mampu atau mau mengubah hidupnya meskipun berada dalam lingkungan yang sangat mendukung. Contoh yang menarik terlihat dalam kisah Ayu Aryanti remaja perempuan yang pernah diangkat sebagai anak oleh Kang Dedi Mulyadi (KDM) dan kelompok remaja "unik" yang memiliki latar belakang bermasalah lalu dididik dalam sistem barak militer oleh KDM. Kedua kelompok ini menunjukkan hasil perubahan yang sangat kontras: Ayu menolak berubah, sementara para remaja lainnya justru mengalami transformasi positif. Salah satu teori yang bisa digunakan untuk menjelaskan fenomena ini adalah skema persepsi menurut Paul A. Bell dan kawan-kawan. Teori ini menekankan bahwa persepsi terhadap lingkungan menjadi landasan bagi terbentuknya perilaku seseorang. Lima tahap dalam proses persepsi ini meliputi: stimulus dari lingkungan, perhatian, organisasi persepsi, interpretasi, dan akhirnya respons perilaku.
Skema
Perubahan Diri pada Ayu Aryanti
Ayu
telah mendapatkan kesempatan besar untuk mengubah hidupnya. Ia tinggal bersama
KDM, memperoleh pendidikan gratis, dan mendapatkan dukungan emosional. Namun,
ketika lulus SMK, ia memilih kembali ke rumah dan melanjutkan pekerjaan lama
sebagai penjual makaroni. Jika ditelaah melalui tahapan persepsi Paul A. Bell,
kegagalan perubahan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Stimulus
Lingkungan: Meski berada di lingkungan yang penuh dukungan, Ayu tidak
memaknai kondisi tersebut sebagai dorongan untuk berkembang.
- Perhatian:
Fokus Ayu masih tertuju pada kehidupan lamanya. Ia tampaknya tidak
sepenuhnya terbuka terhadap peluang baru dan merasa tidak percaya diri
terhadap perubahan yang ditawarkan.
- Organisasi
Persepsi: Ia memandang lingkungan barunya sebagai sesuatu yang membebani
dan bertentangan dengan identitas dirinya sebagai gadis sederhana.
- Interpretasi:
Ayu menilai pengalaman bersama KDM bukan sebagai bentuk kasih sayang atau
peluang, melainkan sebagai kondisi yang tidak nyaman dan tidak sesuai
dengan jati dirinya.
- Respons
Perilaku: Alhasil, ia kembali ke kehidupan sebelumnya. Tidak ada perubahan
perilaku atau pembentukan kebiasaan baru karena persepsinya terhadap
lingkungan tidak berubah.
Skema
Perubahan Diri pada Remaja Unik Asuhan KDM
Sebaliknya,
para remaja yang pernah mengalami masalah sosial seperti tawuran,
ketidakpatuhan, dan penyalahgunaan alkohol justru menunjukkan perubahan
signifikan setelah dibina dalam lingkungan barak militer. Proses perubahan
mereka melalui tahapan persepsi Paul A. Bell tampak sebagai berikut:
- Stimulus
Lingkungan: Lingkungan barak yang penuh disiplin dan aturan ketat menjadi
pemicu awal yang mengguncang kenyamanan mereka.
- Perhatian:
Karena berada dalam sistem yang tegas dan tidak memberi banyak celah,
perhatian mereka sepenuhnya tertuju pada rutinitas dan aturan yang
berlaku.
- Organisasi
Persepsi: Mereka mulai membentuk sudut pandang baru terhadap hidup.
Disiplin dan aturan tidak lagi dipandang sebagai tekanan, tetapi sebagai
struktur yang membantu mereka bangkit.
- Interpretasi:
Dukungan KDM ditafsirkan sebagai bentuk kasih sayang sejati, terutama bagi
mereka yang kehilangan figur orangtua. Ini menciptakan rasa aman dan
keinginan untuk berubah.
- Respons
Perilaku: Mereka pun mengembangkan kebiasaan positif, seperti bangun tepat
waktu, belajar rutin, berdoa, dan menghargai sesama. Kebiasaan ini
dilakukan berulang-ulang hingga menjadi bagian dari kepribadian baru
mereka.
Solusi
dan Refleksi
Perbedaan hasil perubahan antara Ayu dan para remaja unik menunjukkan bahwa lingkungan yang baik saja tidak cukup—yang lebih penting adalah bagaimana individu memersepsi lingkungan tersebut. Pada Ayu, pendekatan yang digunakan terlalu halus dan tidak memberikan tantangan yang mampu menggoyahkan cara pandangnya. Ia tidak merasa perlu berubah karena semua kebutuhan telah dipenuhi. Berbeda halnya dengan remaja unik yang mengalami shock sistemik di lingkungan barak dan kemudian menafsirkan pengalaman itu sebagai peluang untuk memperbaiki diri. Untuk kasus seperti Ayu, diperlukan pendekatan transformatif yang menyentuh aspek emosional dan identitas diri. Ia perlu diberi ruang untuk menemukan makna hidupnya sendiri, bukan hanya disiapkan fasilitas. Perubahan tidak akan terjadi tanpa adanya proses reflektif yang dalam, atau momen emosional yang menyentuh kesadarannya tentang arah masa depan.
Perubahan
diri tidak bisa dipaksakan hanya melalui fasilitas atau kenyamanan. Yang paling
menentukan adalah bagaimana individu membangun makna atas pengalamannya. Dalam
psikologi inovasi, keberhasilan perubahan sangat bergantung pada cara seseorang
menginterpretasi realitas dan tantangan hidupnya. Oleh karena itu, memahami
persepsi adalah kunci utama dalam membangun strategi perubahan perilaku yang
berhasil.
Daftar Pustaka
Patimah, A.S., Shinta, A. & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23-29.
Sarwono, S. W. (1995). Psikologi
lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI

0 komentar:
Posting Komentar