24.7.25

UAS PSIKOLOGI INOVASI_RAMA YUDHA PERWIRA_22310410152

Nama: Rama Yudha Perwira

NIM: 22310410152

Dosen Pengampu: DR. ARUNDATI SHINTA, M.A.



Perubahan diri merupakan elemen utama dalam psikologi inovasi. Namun, pada kenyataannya, tidak semua individu mampu atau mau mengubah hidupnya meskipun berada dalam lingkungan yang sangat mendukung. Contoh yang menarik terlihat dalam kisah Ayu Aryanti remaja perempuan yang pernah diangkat sebagai anak oleh Kang Dedi Mulyadi (KDM) dan kelompok remaja "unik" yang memiliki latar belakang bermasalah lalu dididik dalam sistem barak militer oleh KDM. Kedua kelompok ini menunjukkan hasil perubahan yang sangat kontras: Ayu menolak berubah, sementara para remaja lainnya justru mengalami transformasi positif. Salah satu teori yang bisa digunakan untuk menjelaskan fenomena ini adalah skema persepsi menurut Paul A. Bell dan kawan-kawan. Teori ini menekankan bahwa persepsi terhadap lingkungan menjadi landasan bagi terbentuknya perilaku seseorang. Lima tahap dalam proses persepsi ini meliputi: stimulus dari lingkungan, perhatian, organisasi persepsi, interpretasi, dan akhirnya respons perilaku.

Skema Perubahan Diri pada Ayu Aryanti

Ayu telah mendapatkan kesempatan besar untuk mengubah hidupnya. Ia tinggal bersama KDM, memperoleh pendidikan gratis, dan mendapatkan dukungan emosional. Namun, ketika lulus SMK, ia memilih kembali ke rumah dan melanjutkan pekerjaan lama sebagai penjual makaroni. Jika ditelaah melalui tahapan persepsi Paul A. Bell, kegagalan perubahan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Stimulus Lingkungan: Meski berada di lingkungan yang penuh dukungan, Ayu tidak memaknai kondisi tersebut sebagai dorongan untuk berkembang.
  2. Perhatian: Fokus Ayu masih tertuju pada kehidupan lamanya. Ia tampaknya tidak sepenuhnya terbuka terhadap peluang baru dan merasa tidak percaya diri terhadap perubahan yang ditawarkan.
  3. Organisasi Persepsi: Ia memandang lingkungan barunya sebagai sesuatu yang membebani dan bertentangan dengan identitas dirinya sebagai gadis sederhana.
  4. Interpretasi: Ayu menilai pengalaman bersama KDM bukan sebagai bentuk kasih sayang atau peluang, melainkan sebagai kondisi yang tidak nyaman dan tidak sesuai dengan jati dirinya.
  5. Respons Perilaku: Alhasil, ia kembali ke kehidupan sebelumnya. Tidak ada perubahan perilaku atau pembentukan kebiasaan baru karena persepsinya terhadap lingkungan tidak berubah.

Skema Perubahan Diri pada Remaja Unik Asuhan KDM

Sebaliknya, para remaja yang pernah mengalami masalah sosial seperti tawuran, ketidakpatuhan, dan penyalahgunaan alkohol justru menunjukkan perubahan signifikan setelah dibina dalam lingkungan barak militer. Proses perubahan mereka melalui tahapan persepsi Paul A. Bell tampak sebagai berikut:

  1. Stimulus Lingkungan: Lingkungan barak yang penuh disiplin dan aturan ketat menjadi pemicu awal yang mengguncang kenyamanan mereka.
  2. Perhatian: Karena berada dalam sistem yang tegas dan tidak memberi banyak celah, perhatian mereka sepenuhnya tertuju pada rutinitas dan aturan yang berlaku.
  3. Organisasi Persepsi: Mereka mulai membentuk sudut pandang baru terhadap hidup. Disiplin dan aturan tidak lagi dipandang sebagai tekanan, tetapi sebagai struktur yang membantu mereka bangkit.
  4. Interpretasi: Dukungan KDM ditafsirkan sebagai bentuk kasih sayang sejati, terutama bagi mereka yang kehilangan figur orangtua. Ini menciptakan rasa aman dan keinginan untuk berubah.
  5. Respons Perilaku: Mereka pun mengembangkan kebiasaan positif, seperti bangun tepat waktu, belajar rutin, berdoa, dan menghargai sesama. Kebiasaan ini dilakukan berulang-ulang hingga menjadi bagian dari kepribadian baru mereka.

Solusi dan Refleksi

Perbedaan hasil perubahan antara Ayu dan para remaja unik menunjukkan bahwa lingkungan yang baik saja tidak cukup—yang lebih penting adalah bagaimana individu memersepsi lingkungan tersebut. Pada Ayu, pendekatan yang digunakan terlalu halus dan tidak memberikan tantangan yang mampu menggoyahkan cara pandangnya. Ia tidak merasa perlu berubah karena semua kebutuhan telah dipenuhi. Berbeda halnya dengan remaja unik yang mengalami shock sistemik di lingkungan barak dan kemudian menafsirkan pengalaman itu sebagai peluang untuk memperbaiki diri. Untuk kasus seperti Ayu, diperlukan pendekatan transformatif yang menyentuh aspek emosional dan identitas diri. Ia perlu diberi ruang untuk menemukan makna hidupnya sendiri, bukan hanya disiapkan fasilitas. Perubahan tidak akan terjadi tanpa adanya proses reflektif yang dalam, atau momen emosional yang menyentuh kesadarannya tentang arah masa depan.

Perubahan diri tidak bisa dipaksakan hanya melalui fasilitas atau kenyamanan. Yang paling menentukan adalah bagaimana individu membangun makna atas pengalamannya. Dalam psikologi inovasi, keberhasilan perubahan sangat bergantung pada cara seseorang menginterpretasi realitas dan tantangan hidupnya. Oleh karena itu, memahami persepsi adalah kunci utama dalam membangun strategi perubahan perilaku yang berhasil.

 

Daftar Pustaka

Patimah, A.S., Shinta, A. & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23-29.

Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI



0 komentar:

Posting Komentar