24.7.25

ESSAY UJIAN AKHIR SEMESTER

 DIPUBLIKASI 24 JULI 2025

Essay- Ujian Akhir Semester

PERBEDAAN PERUBAHAN DIRI ANTARA AYU ARYANTI DAN PARA REMAJA 'UNIK' DARI SUDUT PANDANG SKEMA PERSEPSI



 

Nama : Istianah

NIM :23310410085

Kelas : Psikologi SPSJ

Mata Kuliah Psikologi Inovasi

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45

Tahun Ajaran 2025

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A

Perubahan diri merupakan proses yang tidak mudah. Seseorang bisa berubah jika ia memiliki motivasi, dukungan lingkungan, dan cara pandang yang terbuka terhadap pengalaman hidup. Namun kenyataannya, tidak semua orang bisa atau mau berubah walaupun diberi kesempatan dan fasilitas yang baik. Fenomena ini bisa kita lihat dalam kisah Ayu Aryanti dan para remaja ‘unik’ yang menjadi anak asuh Kang Dedi Mulyadi (KDM). Keduanya sama-sama mendapat bantuan luar biasa dari KDM, namun hasil akhirnya sangat berbeda. Untuk memahami perbedaan tersebut, kita bisa menggunakan skema persepsi yang dikembangkan oleh Paul A. Bell dan rekan-rekannya.

Apa Itu Skema Persepsi?

Skema persepsi adalah cara individu memahami dan menafsirkan dunia di sekitarnya. Persepsi terbentuk dari pengalaman, nilai-nilai, serta latar belakang sosial dan budaya seseorang. Menurut Bell (dalam Patimah et al., 2024), persepsi menjadi dasar awal terbentuknya perilaku. Ketika seseorang memiliki persepsi tertentu terhadap suatu situasi, maka ia akan meresponsnya dengan perilaku yang sesuai. Jika perilaku itu dilakukan berulang-ulang, akan membentuk kebiasaan. Maka, memahami persepsi seseorang sangat penting dalam melihat mengapa ada yang berubah dan ada yang tidak.

Kisah Ayu Aryanti: Tidak Semua Kesempatan Dianggap Peluang

Ayu Aryanti adalah seorang remaja SMK dari Jawa Barat. Ia berasal dari keluarga sederhana, di mana orangtuanya berjualan makaroni. KDM melihat potensi Ayu yang rajin dan cerdas, lalu mengangkatnya sebagai anak asuh dan membiayai seluruh kebutuhannya. Ia tinggal bersama KDM selama dua tahun dan dibebaskan dari beban finansial, bahkan disiapkan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Namun sayangnya, setelah lulus SMK, Ayu memilih kembali ke rumah dan menjual makaroni dengan penghasilan sekitar Rp 30.000 per bulan. Padahal, bila ia melanjutkan kuliah seperti yang sudah direncanakan oleh KDM, masa depannya bisa lebih cerah.

Jika dilihat dari skema persepsi, Ayu kemungkinan masih memandang hidup dari kacamata masa lalunya. Ia merasa lebih aman berada di lingkungan lamanya. Persepsinya terhadap perubahan adalah sesuatu yang asing, tidak nyaman, dan mungkin menakutkan. Meskipun diberi fasilitas dan kasih sayang, persepsi lamanya belum berubah. Akibatnya, perilakunya tetap sama seperti sebelum tinggal bersama KDM.

Skema Persepsi Ayu Aryanti:

Stimulus: Dukungan penuh dari KDM (fasilitas, kasih sayang, pembiayaan)

Interpretasi: Merasa tidak pantas atau takut menghadapi dunia baru

   Makna: Lebih nyaman dengan rutinitas lama yang sederhana

Perilaku: Menolak kuliah dan kembali ke lingkungan lama

Kebiasaan: Bertahan di zona nyaman, tidak ingin berubah

Para Remaja ‘Unik’: Dipaksa untuk Berubah, Akhirnya Sadar

Berbeda dengan Ayu, banyak remaja lain yang memiliki latar belakang nakal, tidak taat pada orangtua, malas belajar, bahkan terlibat tawuran atau konsumsi alkohol, justru mampu berubah setelah mengikuti program barak militer yang dirancang oleh KDM. Mereka awalnya "dipaksa" oleh orangtua atau lingkungan untuk masuk ke barak, di mana mereka dibina secara ketat,disiplin, berdoa, olahraga, tidur teratur, dan sebagainya. Beberapa dari mereka yang yatim piatu bahkan tinggal bersama KDM dan menjadi anak asuh.

Meskipun awalnya mereka tidak suka dengan aturan yang ketat, perlahan-lahan mereka mulai melihat bahwa perubahan itu membawa manfaat. Mereka menjadi lebih sopan, punya tujuan hidup, dan mau melanjutkan pendidikan.

Skema Persepsi Remaja ‘Unik’:

Stimulus: Aturan ketat dan pembinaan intensif di barak militer

Interpretasi: Awalnya terpaksa, lalu menyadari bahwa ini jalan keluar dari hidup mereka yang suram

Makna: Hidup bisa lebih baik jika mengikuti aturan dan bekerja keras

Perilaku: Berubah menjadi lebih positif, semangat belajar, patuh pada orangtua

Kebiasaan: Disiplin, berpikir positif, memiliki tujuan hidup

Perubahan ini terjadi karena persepsi mereka terhadap kehidupan berubah. Mereka yang awalnya melihat hidup sebagai tempat untuk melawan, akhirnya melihatnya sebagai tempat untuk tumbuh.

 Jadi dapat disimpulkan dari kisah Ayu Aryanti dan para remaja 'unik' menunjukkan bahwa kesempatan tidak selalu direspons dengan cara yang sama. Ayu tidak berubah karena persepsinya terhadap kehidupan tidak berubah, walaupun sudah tinggal di lingkungan yang mendukung. Sedangkan remaja 'unik', meski awalnya menolak dan merasa dipaksa, akhirnya berhasil berubah karena persepsi mereka ikut berubah seiring dengan kebiasaan baru yang mereka jalani.

Dari sini kita bisa belajar bahwa perubahan diri tidak hanya tergantung pada lingkungan atau bantuan dari orang lain, tetapi terutama pada bagaimana seseorang memaknai pengalaman hidupnya. Perubahan persepsi adalah kunci untuk mengubah perilaku dan kebiasaan dalam jangka panjang.

Daftar Pustaka :

Patimah, A.S., Shinta, A., & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi, 20(1), 23–29.
Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan. Jakarta: Grasindo.

 

0 komentar:

Posting Komentar