25.7.25

UAS PSIKOLOGI INOVASI_KANINA HR.

 

UAS PSIKOLOGI INOVASI

 


Nama: Kanina Hanifadila Rahmawati

NIM: 23310410078

Mata Kuliah: Psikologi Inovasi

Dosen: Ibu Shinta Arundati

 

Menurut persepsi dari Paul A. Bell dan kawan-kawan bahwa ketika individu memahami objek fisik dari lingkungan, maka perspektif akan muncul. Jika menurutnya masih di batas normal, maka tingkat stress akan stabil. Stress adalah ganguan homeostasis yang menyebabkan perubahan pada keseimbangan fisiologis yang dihasilkan dari adanya rangsangan terhadap fisik (Gaol, 2016).  Sementara itu, jika di luar batas optimal, maka akan terjadi distress dan untuk mengembalikan keadaan emosi menjadi homeostatis, maka dilakukanlah coping. Dalam coping ini, maka seseorang bisa jadi dapat beradaptasi, tetapi kemungkinan terburuknya adalah mengalami stress lanjutan (Patimah, A. S., Shinta, A., Adib, A.A., 2024). Sikap yang ditunjukkan oleh Ayu Aryanti dengan remaja-remaja unik menunjukkan respon lanjutan yang berbeda. Nampak bahwa remaja-remaja unik tersebut semakin berkembang ketika diberi perlakuan barak oleh KDM. Padahal, Ayu Aryanti merupakan siswi yang gigih dan tekun.

Menurut saya, respon Ayu terhadap sistem yang dibentuk KDM dalam mengasuh tidak cukup untuk meluluhkan keyakinan Ayu untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, padahal ia memiliki potensi besar. Hal ini mungkin berkaitan dengan perspektif Ayu dalam memandang objek fisik yakni upaya KDM untuk membiayai sekolahnya. Mungkin, Ayu keberatan dengan tindakan KDM untuk membawanya, karena ia terlihat memegang nilai-nilai kolektivisme dalam keluarga. kolektivisme menggambarkan perbedaan dalam keyakinan dasar bahwa individu memegang teguh rasa hormat ketika mereka berinteraksi dengan orang lain, prioritas tujuan kelompok, dan merasakan pentingnya persatuan dengan orang lain (Widodo & Qurniawati, 2017).Ayu juga terkenal rajin, mungkin ini juga dilatarbelakangi oleh rasa terima kasih kepada orang tua. Alhasil, Ayu kurang menaruh perhatian pada pesan dan tujuan KDM. Ayu mungkin beranggapan bahwa orang tua akan selamanya ada untuknya, sementara bantuan dari KDM hanya sementara. Sementara itu, pengalaman masa lalu Ayu juga berperan penting dalam membentuk perspektifnya sekarang, yakni berpikir bahwa hidup itu cukup mencukupi. Kesadaran ini diserap Ayu sehingga lambat laun mempengaruhi motivasi intrinsik yang kurang untuk melanjutkan pendidikan. Ia mungkin berpikir bahwa hidup berkecukupan atau sederhana lebih dari cukup.

Sementara itu, para remaja unik yang sebelumnya terlibat dengan banyak masalah, bersikap membangkang, dan memiliki kebebasan karena kurang mempedulikan aturan. Para remaja ini akhirnya dimasukkan ke barak untuk diberikan pendisiplinan, nilai spiritual, dan larangan secara intens. Karakteristik aturan sendiri adalah mengatur perilaku, memaksa dan mengikat, mengandung larangan serta perintah (Safitri, 2024). Para remaja melihat kondisi fisik seperti suasana barak yang begitu ketat. Para remaja tersebut mungkin awalnya merasa berat tetapi coping yang dilakukan adalah tetap menjalani meski tekanannya begitu tinggi. Setelah sekian lama mungkin ini adalah saatnya untuk berubah. Para remaja tersebut mungkin beranggapan bahwa ini adalah peringatan keras dan kesempatan kedua dalam hidupnya sehingga dapat berinteraksi. Ia tetap berupaya untuk bersungguh-sungguh untuk menata hidup ke depannya.

Secara garis besar, para remaja unik dan Ayu memiliki perbedaan dalam memandang perspektif atas objek fisik yang berpengaruh pada respon lanjutan. Para remaja unik beranggapan bahwa barak merupakan tantangan untuk berubah sekaligus peringatan atas sikapnya di masa lampau. Sementara itu, Ayu menjunjung budaya kolektivisme dengan keluarganya, sehingga ketika diberi sebuah pertolongan oleh KDM, ia tidak sepenuhnya memercayai niatan baik KDM dan faktor lainnya. Dari sini, maka dapat dilihat bahwa perspektif setiap manusia memiliki perbedaan oleh banyak faktor. Oleh sebab itu, cara yang digunakan untuk menghadapi setiap orang kerap berbeda.

Gaol. (2016).  Teori Stres: Stimulus, Respons, dan Transaksional. Buletin Psikologi, 24(1)

Patimah, A.S., Shinta, A. & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23-29.

Widodo & Qurniawati. (2016). Pengaruh Kolektivisme, Perceived Consumer Effectiveness, Dan Kepedulian Lingkungan Terhadap Perilaku Pembelian Ramah Lingkungan. Jurnal STIE AMA.

Safitri. (2024). Ruang Lingkup dan Karakteristik Hukum. Konsensus : Jurnal Ilmu Pertahanan, Hukum dan Ilmu Komunikasi, 1(6).

 

 

0 komentar:

Posting Komentar