UAS PSIKOLOGI INOVASI
Nama: Kanina Hanifadila Rahmawati
NIM: 23310410078
Mata Kuliah: Psikologi Inovasi
Dosen: Ibu Shinta Arundati
Menurut persepsi
dari Paul A. Bell dan kawan-kawan bahwa ketika individu memahami objek fisik
dari lingkungan, maka perspektif akan muncul. Jika menurutnya masih di batas
normal, maka tingkat stress akan stabil. Stress adalah ganguan homeostasis yang
menyebabkan perubahan pada keseimbangan fisiologis yang dihasilkan dari adanya
rangsangan terhadap fisik (Gaol, 2016). Sementara itu, jika di luar batas optimal,
maka akan terjadi distress dan untuk mengembalikan keadaan emosi menjadi
homeostatis, maka dilakukanlah coping. Dalam coping ini, maka seseorang bisa
jadi dapat beradaptasi, tetapi kemungkinan terburuknya adalah mengalami stress
lanjutan (Patimah, A. S., Shinta, A., Adib, A.A., 2024). Sikap yang ditunjukkan
oleh Ayu Aryanti dengan remaja-remaja unik menunjukkan respon lanjutan yang
berbeda. Nampak bahwa remaja-remaja unik tersebut semakin berkembang ketika
diberi perlakuan barak oleh KDM. Padahal, Ayu Aryanti merupakan siswi yang
gigih dan tekun.
Menurut saya, respon
Ayu terhadap sistem yang dibentuk KDM dalam mengasuh tidak cukup untuk meluluhkan
keyakinan Ayu untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, padahal ia
memiliki potensi besar. Hal ini mungkin berkaitan dengan perspektif Ayu dalam memandang
objek fisik yakni upaya KDM untuk membiayai sekolahnya. Mungkin, Ayu keberatan
dengan tindakan KDM untuk membawanya, karena ia terlihat memegang nilai-nilai
kolektivisme dalam keluarga. kolektivisme menggambarkan perbedaan dalam keyakinan
dasar bahwa individu memegang teguh rasa hormat ketika mereka berinteraksi
dengan orang lain, prioritas tujuan kelompok, dan merasakan pentingnya
persatuan dengan orang lain (Widodo & Qurniawati, 2017).Ayu juga terkenal
rajin, mungkin ini juga dilatarbelakangi oleh rasa terima kasih kepada orang tua.
Alhasil, Ayu kurang menaruh perhatian pada pesan dan tujuan KDM. Ayu mungkin
beranggapan bahwa orang tua akan selamanya ada untuknya, sementara bantuan dari
KDM hanya sementara. Sementara itu, pengalaman masa lalu Ayu juga berperan
penting dalam membentuk perspektifnya sekarang, yakni berpikir bahwa hidup itu
cukup mencukupi. Kesadaran ini diserap Ayu sehingga lambat laun mempengaruhi motivasi
intrinsik yang kurang untuk melanjutkan pendidikan. Ia mungkin berpikir bahwa
hidup berkecukupan atau sederhana lebih dari cukup.
Sementara itu,
para remaja unik yang sebelumnya terlibat dengan banyak masalah, bersikap
membangkang, dan memiliki kebebasan karena kurang mempedulikan aturan. Para
remaja ini akhirnya dimasukkan ke barak untuk diberikan pendisiplinan, nilai
spiritual, dan larangan secara intens. Karakteristik aturan sendiri adalah
mengatur perilaku, memaksa dan mengikat, mengandung larangan serta perintah (Safitri,
2024). Para remaja melihat kondisi fisik seperti suasana barak yang begitu
ketat. Para remaja tersebut mungkin awalnya merasa berat tetapi coping yang dilakukan
adalah tetap menjalani meski tekanannya begitu tinggi. Setelah sekian lama
mungkin ini adalah saatnya untuk berubah. Para remaja tersebut mungkin
beranggapan bahwa ini adalah peringatan keras dan kesempatan kedua dalam hidupnya
sehingga dapat berinteraksi. Ia tetap berupaya untuk bersungguh-sungguh untuk
menata hidup ke depannya.
Secara garis
besar, para remaja unik dan Ayu memiliki perbedaan dalam memandang perspektif
atas objek fisik yang berpengaruh pada respon lanjutan. Para remaja unik
beranggapan bahwa barak merupakan tantangan untuk berubah sekaligus peringatan
atas sikapnya di masa lampau. Sementara itu, Ayu menjunjung budaya kolektivisme
dengan keluarganya, sehingga ketika diberi sebuah pertolongan oleh KDM, ia tidak
sepenuhnya memercayai niatan baik KDM dan faktor lainnya. Dari sini, maka dapat
dilihat bahwa perspektif setiap manusia memiliki perbedaan oleh banyak faktor. Oleh
sebab itu, cara yang digunakan untuk menghadapi setiap orang kerap berbeda.
Gaol. (2016). Teori Stres: Stimulus, Respons, dan
Transaksional. Buletin Psikologi, 24(1)
Patimah, A.S., Shinta, A. & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23-29.
Widodo & Qurniawati.
(2016). Pengaruh Kolektivisme, Perceived Consumer Effectiveness, Dan Kepedulian Lingkungan Terhadap
Perilaku Pembelian Ramah Lingkungan. Jurnal STIE AMA.
Safitri. (2024). Ruang
Lingkup dan Karakteristik Hukum. Konsensus : Jurnal Ilmu Pertahanan, Hukum
dan Ilmu Komunikasi, 1(6).
0 komentar:
Posting Komentar