UAS PSIKOLOGI INOVASI
Nama : Hidayat
NIM : 23310410052
Mata Kuliah : Psikologi Inovasi
Dosen pengampu : Dra. Arundati Shinta, MA
Gubernur
Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) telah menjadi figur kontroversial yang
memicu perubahan perilaku melalui pendekatan otoritatif. Dua kelompok sasaran
kebijakannya Ayu Aryanti dan remaja 'unik' menunjukkan respons perubahan yang
bertolak belakang, meski sama-sama berada dalam program pembinaan. Perbedaan
ini dapat dijelaskan melalui skema persepsi Paul A. Bell yang menekankan pada
proses kognitif dalam membentuk persepsi yang kemudian memengaruhi perilaku dan
kebiasaan.
Menurut
Bell dkk. (dalam Patimah et al., 2024; Sarwono, 1995), persepsi terbentuk
melalui tiga komponen utama: (1) sensasi (penerimaan stimulus),
(2) interpretasi (pemaknaan subjektif), dan
(3) organisasi (penyusunan pengalaman). Proses ini dipengaruhi oleh
faktor internal (kebutuhan, pengalaman masa lalu) dan eksternal (konteks
sosial, tekanan lingkungan). Dalam kasus KDM, kedua kelompok sasaran memiliki
skema persepsi berbeda terhadap intervensi yang sama.
Ayu
Aryanti, meski mendapat kesempatan pendidikan lengkap dari KDM, memilih kembali
ke kehidupan sebelumnya sebagai penjual makaroni. Dari perspektif skema
persepsi Bell: Sensasi: Ayu menerima stimulus berupa tawaran pendidikan dan
lingkungan baru, tetapi mungkin mempersepsikannya sebagai bentuk kontrol atau
pemaksaan, Interpretasi: Latar belakangnya sebagai anak dari keluarga pedagang
kecil membentuk skema kognitif yang memandang pekerjaan praktis (berjualan)
lebih bermakna daripada pendidikan formal. Ia mungkin menginterpretasikan
program KDM sebagai ancaman terhadap identitasnya, Organisasi: Pengalaman masa
kecilnya membantu orangtua berjualan menjadi referensi dominan, sehingga ia
menolak skema baru tentang pentingnya pendidikan tinggi. Persepsi ini diperkuat
oleh ketidakmampuan program untuk menghubungkan pendidikan dengan konteks
kehidupannya. Faktor kunci penolakan Ayu adalah inkongruensi antara
tawaran program dengan skema kognitif yang sudah mapan. Program KDM gagal
menciptakan cognitive dissonance yang cukup untuk memicu perubahan.
Remaja bermasalah dalam program barak militer menunjukkan transformasi
perilaku signifikan. Skema persepsinya dapat diurai sebagai berikut: Sensasi:
Stimulus berupa disiplin ketat dan struktur jelas di barak militer diterima
sebagai bentuk kepastian, berbeda dengan kehidupan mereka yang sebelumnya
kacau, Interpretasi: Bagi remaja yang mengalami kekosongan figur otoritas,
intervensi KDM diinterpretasikan sebagai perhatian. Natalius Pigai (Menteri
HAM) menyebut program ini memenuhi kebutuhan dasar akan struktur dan bimbingan,
Organisasi: Pengalaman baru di barak (disiplin, olahraga, doa) membentuk skema kognitif alternatif yang lebih adaptif. Rutinitas yang diulang-ulang
memfasilitasi internalisasi nilai-nilai baru. Faktor pendorong perubahan
adalah kesesuaian antara intervensi dengan kebutuhan psikologis
remaja akan batasan yang jelas dan pengakuan sosial.
Perbedaan
respons kedua kelompok ini terletak pada keselarasan antara
intervensi dengan skema kognitif yang sudah ada: Kesesuaian Kebutuhan: Remaja
'unik' membutuhkan struktur yang diberikan barak militer, sedangkan kebutuhan
Ayu (otonomi dan penghargaan terhadap latar belakangnya) tidak terpenuhi,
Sumber Motivasi: Perubahan pada remaja 'unik' didorong oleh motivasi intrinsik
(ingin memperbaiki diri), sementara Ayu mungkin merasa termotivasi secara
ekstrinsik (kewajiban sebagai anak asuh), Disonansi Kognitif: Program barak
berhasil menciptakan disonansi antara perilaku lama dan konsekuensinya,
sedangkan program untuk Ayu gagal menunjukkan relevansi pendidikan dengan
kehidupannya.
Indriani,
I., Azzahra, S., Safardi, Z., Adawiyyah, R., & Suhardi, S. (2025).
MEMBANGUN KARAKTER DISIPLIN MELALUI BARAK MILITER: ANALISIS STAKEHOLDER DALAM
INOVASI PENDIDIKAN. eL-Muhbib jurnal pemikiran dan penelitian
pendidikan dasar, 9(1), 105-118.
Syaidah,
A., Ramayanti, A., Azuri, R., Hanoselina, Y., & Syafril, R. (2025). MENGUAK
TABIR KEPEMIMPINAN DEDI MULYADI: JAWA BARAT MENUJU PERUBAHAN MASIF. Jurnal
Intelek Insan Cendikia, 2(6), 11883-11895.
Viani,
P. T. O., Wulandari, C., Safe'i, R., & Kaskoyo, H. (2021). Karakteristik
Sosial Yang Mempengaruhi Persepsi dan Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan
Hutan Kemasyarakatan. Jurnal Tengkawang.
Patimah,
A. S., Shinta, A., & Al Adib, A. (2024). Persepsi Terhadap
Lingkungan. Jurnal Psikologi, 20(1), 23-29.
0 komentar:
Posting Komentar