25.7.25

UAS PSIKOLOGI INOVASI_HIDAYAT

 UAS PSIKOLOGI INOVASI


Nama    : Hidayat

NIM    : 23310410052

Mata Kuliah    : Psikologi Inovasi

Dosen pengampu    : Dra. Arundati Shinta, MA


    Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) telah menjadi figur kontroversial yang memicu perubahan perilaku melalui pendekatan otoritatif. Dua kelompok sasaran kebijakannya Ayu Aryanti dan remaja 'unik' menunjukkan respons perubahan yang bertolak belakang, meski sama-sama berada dalam program pembinaan. Perbedaan ini dapat dijelaskan melalui skema persepsi Paul A. Bell yang menekankan pada proses kognitif dalam membentuk persepsi yang kemudian memengaruhi perilaku dan kebiasaan.

    Menurut Bell dkk. (dalam Patimah et al., 2024; Sarwono, 1995), persepsi terbentuk melalui tiga komponen utama: (1) sensasi (penerimaan stimulus), (2) interpretasi (pemaknaan subjektif), dan (3) organisasi (penyusunan pengalaman). Proses ini dipengaruhi oleh faktor internal (kebutuhan, pengalaman masa lalu) dan eksternal (konteks sosial, tekanan lingkungan). Dalam kasus KDM, kedua kelompok sasaran memiliki skema persepsi berbeda terhadap intervensi yang sama.

    Ayu Aryanti, meski mendapat kesempatan pendidikan lengkap dari KDM, memilih kembali ke kehidupan sebelumnya sebagai penjual makaroni. Dari perspektif skema persepsi Bell: Sensasi: Ayu menerima stimulus berupa tawaran pendidikan dan lingkungan baru, tetapi mungkin mempersepsikannya sebagai bentuk kontrol atau pemaksaan, Interpretasi: Latar belakangnya sebagai anak dari keluarga pedagang kecil membentuk skema kognitif yang memandang pekerjaan praktis (berjualan) lebih bermakna daripada pendidikan formal. Ia mungkin menginterpretasikan program KDM sebagai ancaman terhadap identitasnya, Organisasi: Pengalaman masa kecilnya membantu orangtua berjualan menjadi referensi dominan, sehingga ia menolak skema baru tentang pentingnya pendidikan tinggi. Persepsi ini diperkuat oleh ketidakmampuan program untuk menghubungkan pendidikan dengan konteks kehidupannya. Faktor kunci penolakan Ayu adalah inkongruensi antara tawaran program dengan skema kognitif yang sudah mapan. Program KDM gagal menciptakan cognitive dissonance yang cukup untuk memicu perubahan.

    Remaja bermasalah dalam program barak militer menunjukkan transformasi perilaku signifikan. Skema persepsinya dapat diurai sebagai berikut: Sensasi: Stimulus berupa disiplin ketat dan struktur jelas di barak militer diterima sebagai bentuk kepastian, berbeda dengan kehidupan mereka yang sebelumnya kacau, Interpretasi: Bagi remaja yang mengalami kekosongan figur otoritas, intervensi KDM diinterpretasikan sebagai perhatian. Natalius Pigai (Menteri HAM) menyebut program ini memenuhi kebutuhan dasar akan struktur dan bimbingan, Organisasi: Pengalaman baru di barak (disiplin, olahraga, doa) membentuk skema kognitif alternatif yang lebih adaptif. Rutinitas yang diulang-ulang memfasilitasi internalisasi nilai-nilai baru. Faktor pendorong perubahan adalah kesesuaian antara intervensi dengan kebutuhan psikologis remaja akan batasan yang jelas dan pengakuan sosial.

    Perbedaan respons kedua kelompok ini terletak pada keselarasan antara intervensi dengan skema kognitif yang sudah ada: Kesesuaian Kebutuhan: Remaja 'unik' membutuhkan struktur yang diberikan barak militer, sedangkan kebutuhan Ayu (otonomi dan penghargaan terhadap latar belakangnya) tidak terpenuhi, Sumber Motivasi: Perubahan pada remaja 'unik' didorong oleh motivasi intrinsik (ingin memperbaiki diri), sementara Ayu mungkin merasa termotivasi secara ekstrinsik (kewajiban sebagai anak asuh), Disonansi Kognitif: Program barak berhasil menciptakan disonansi antara perilaku lama dan konsekuensinya, sedangkan program untuk Ayu gagal menunjukkan relevansi pendidikan dengan kehidupannya.



Indriani, I., Azzahra, S., Safardi, Z., Adawiyyah, R., & Suhardi, S. (2025). MEMBANGUN KARAKTER DISIPLIN MELALUI BARAK MILITER: ANALISIS STAKEHOLDER DALAM INOVASI PENDIDIKAN. eL-Muhbib jurnal pemikiran dan penelitian pendidikan dasar9(1), 105-118.

Syaidah, A., Ramayanti, A., Azuri, R., Hanoselina, Y., & Syafril, R. (2025). MENGUAK TABIR KEPEMIMPINAN DEDI MULYADI: JAWA BARAT MENUJU PERUBAHAN MASIF. Jurnal Intelek Insan Cendikia2(6), 11883-11895.

Viani, P. T. O., Wulandari, C., Safe'i, R., & Kaskoyo, H. (2021). Karakteristik Sosial Yang Mempengaruhi Persepsi dan Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan. Jurnal Tengkawang.

Patimah, A. S., Shinta, A., & Al Adib, A. (2024). Persepsi Terhadap Lingkungan. Jurnal Psikologi20(1), 23-29.











0 komentar:

Posting Komentar