24.7.25

UAS PSIKOLOGI INOVASI RIFAN ADI NUGRAHA_NIM 23310410029

 FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

 

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA

Penulis : Rifan Adi Nugraha

NIM : 23310410029



Skema Persepsi Paul A. Bell:

Menurut Bell (dalam Patimah et al., 2024), persepsi terhadap lingkungan dibentuk oleh beberapa faktor:

  1. Stimulus lingkungan (fisik maupun sosial)
  2. Organisme (kepribadian, pengalaman, motivasi)
  3. Kognisi (interpretasi dan penilaian terhadap stimulus)
  4. Respons perilaku
  5. Lingkaran umpan balik (feedback)


Analisis Perbandingan:

1. Ayu Aryanti:

  • Stimulus Lingkungan: Hidup di rumah KDM, lingkungan suportif, akses ke pendidikan & fasilitas.
  • Organisme: Ayu tumbuh dengan nilai sederhana, rasa kasihan pada orang tua, dan mungkin motivasi yang belum matang atau lemah.
  • Kognisi: Ia menilai keberhasilan hidup bukan dari pendidikan tinggi, tapi dari tetap bersama keluarga dan hidup sederhana. Kognisi ini bisa jadi dibentuk dari pengalaman masa kecil dan rasa tidak nyaman dalam lingkungan baru.
  • Respons Perilaku: Menolak kuliah, kembali ke rumah, dan memilih berjualan makaroni.
  • Umpan Balik: KDM kecewa, publik kaget, namun Ayu merasa tenang karena bisa kembali ke zona nyamannya.

2. Remaja Unik di Barak Militer:

  • Stimulus Lingkungan: Masuk barak militer, aturan ketat, disiplin tinggi, figur otoritatif (KDM), komunitas baru yang mendukung.
  • Organisme: Mereka sebelumnya tidak terarah, namun cenderung terbuka terhadap perubahan karena kekacauan hidup sebelumnya.
  • Kognisi: Mereka menilai barak sebagai "kesempatan kedua", merasa dihargai, dan menyadari masa depan lebih cerah jika berubah.
  • Respons Perilaku: Mengikuti kegiatan barak, berubah menjadi lebih baik, disiplin, dan punya tujuan hidup.
  • Umpan Balik: Mendapat pujian, diperhatikan, bahkan diangkat anak oleh KDM — memperkuat perilaku positif.


Kesimpulan:

Perbedaan utama antara Ayu dan remaja "unik" tersebut terletak pada kognisi (penilaian terhadap stimulus). Ayu tidak merasa stimulus dari KDM sebagai kebutuhan mendesak, karena dia masih nyaman dalam dunia lamanya. Sedangkan remaja lain melihat lingkungan KDM sebagai titik balik hidup mereka.

Dalam skema Paul A. Bell, perubahan bukan hanya soal stimulus, tapi juga bagaimana stimulus itu diinterpretasikan oleh individu. Oleh karena itu, keberhasilan perubahan diri sangat bergantung pada kesiapan kognitif dan motivasi internal individu untuk mengubah hidupnya.



Solusi:

Jika pendekatan KDM ingin berhasil ke lebih banyak remaja seperti Ayu, maka perlu ada intervensi kognitif lebih dalam, seperti:

  • Pendekatan psikologis untuk menggali motivasi.
  • Peningkatan rasa percaya diri dan makna hidup.
  • Mentoring atau coaching pribadi yang lebih konsisten dan intensif.
  • Melibatkan Ayu dalam proses yang memberdayakan, bukan hanya memberi fasilitas.


Daftar Pustaka:

  • Patimah, A.S., Shinta, A. & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi, 20(1), 23-29.
  • Sarwono, S. W. (1995). Psikologi Lingkungan. Jakarta: Grasindo.
  • KDM Channel (2022a–2025b). Diakses dari berbagai video di YouTube Channel Kang Dedi Mulyadi.
  • Kadisdik (2024). Ayu tidak lagi tinggal di rumah Kang Dedi. YouTube.


0 komentar:

Posting Komentar