24.7.25

UAS Psi. Inovasi Zainul Danu Wijaya 24310420051

 

Nama : Zainul Danu Wijaya

Nim : 24310420051

UJIAN AKHIR SEMESTER  – Juli 2025.

PERGURUAN TINGGI         : Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

FAKULTAS                            : Psikologi, Kelas SJ & SP

MATA KULIAH                     : Psikologi Inovasi

PENGAMPU                          : Arundati Shinta

HARI / TANGGAL                 : Kamis 24 Juli 2025, pukul 18.00 WIB.

 

 

 

 

 

 

Perubahan Diri: Ayu Aryanti vs. Remaja 'Unik' dalam Skema Persepsi Paul A. Bell

 

          Perubahan diri merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Dalam konteks kepemimpinan dan program yang diinisiasi oleh figur publik seperti Kang Dedi Mulyadi (KDM), terlihat jelas bagaimana individu merespons upaya perubahan dengan cara yang berbeda. Kasus Ayu Aryanti, seorang gadis yang menolak perubahan, dan para remaja 'unik' yang berhasil bertransformasi, memberikan ilustrasi menarik tentang dinamika persepsi dalam proses perubahan diri. Untuk memahami perbedaan ini, kita dapat merujuk pada skema persepsi Paul A. Bell dan kawan-kawan (dalam Patimah et al., 2024; Sarwono, 1995), yang menekankan bahwa persepsi adalah fondasi bagi terbentuknya suatu perilaku, dan perilaku yang berulang akan membentuk kebiasaan.

         Skema persepsi Bell menguraikan proses bagaimana individu menerima, mengolah, dan menginterpretasikan informasi dari lingkungannya. Proses ini dimulai dari input sensorik, di mana indra kita menerima stimulus dari dunia luar. Kemudian, terjadi tahap seleksi, di mana individu memilih stimulus mana yang akan diperhatikan. Setelah itu, stimulus yang terpilih diorganisasikan ke dalam pola-pola yang bermakna. Tahap terakhir adalah interpretasi, di mana individu memberikan makna pada pola-pola tersebut berdasarkan pengalaman, nilai, dan keyakinan pribadi. Interpretasi inilah yang pada akhirnya memengaruhi respons perilaku individu. Dalam kasus Ayu Aryanti, meskipun ia mendapatkan kesempatan emas untuk mengubah nasibnya dengan tinggal bersama KDM dan dijamin pendidikannya, ia memilih untuk kembali ke pola hidup lamanya sebagai penjual makaroni. Melalui skema Bell, dapat dianalisis bahwa input sensorik yang diterima Ayu adalah lingkungan baru yang nyaman, fasilitas pendidikan, dan jaminan finansial. Namun, pada tahap seleksi dan organisasi, Ayu tampaknya lebih memprioritaskan atau mengorganisir informasi yang berkaitan dengan kenyamanan dan familiaritas masa lalunya. Pengalaman hidupnya yang miskin namun mandiri dan membantu orang tua mungkin membentuk filter persepsi yang kuat, membuatnya merasa "cukup" dengan kondisi tersebut.

          Pada tahap interpretasi, Ayu kemungkinan besar menginterpretasikan tawaran KDM bukan sebagai peluang untuk transformasi diri yang lebih besar, melainkan sebagai intervensi sementara atau bahkan beban yang menjauhkannya dari zona nyamannya. Keuntungan Rp. 30.000,- per bulan dari menjual makaroni, meskipun sangat kecil, mungkin diinterpretasikan sebagai kemandirian yang lebih berharga daripada janji masa depan yang belum pasti melalui pendidikan tinggi. Persepsi ini, yang mengakar pada nilai-nilai dan pengalaman masa lalunya, mendorong perilakunya untuk menolak melanjutkan pendidikan dan kembali ke kebiasaan lamanya. Lingkungan baru tidak mampu mengubah skema kognitifnya yang sudah terbentuk kuat, sehingga perilaku dan kebiasaan lamanya tetap dominan. Sebaliknya, para remaja 'unik' yang "dipaksa" masuk barak militer menunjukkan pola perubahan yang drastis. Input sensorik bagi mereka adalah lingkungan yang sangat terstruktur, disiplin ketat, jadwal yang padat (disiplin, doa, olahraga, belajar), dan bimbingan langsung dari KDM. Pada tahap seleksi dan organisasi, lingkungan barak yang kontras dengan kehidupan mereka sebelumnya (nakal, tawuran, minuman keras) memaksa mereka untuk memperhatikan dan mengorganisir stimulus baru ini. Ketiadaan pilihan lain dan konsistensi lingkungan baru ini meminimalkan distraksi dari pola perilaku lama mereka.

           Pada tahap interpretasi, awalnya mereka mungkin menginterpretasikan barak sebagai hukuman atau paksaan. Namun, seiring berjalannya waktu dan paparan konsisten terhadap kebiasaan baik serta konsekuensi langsung dari disiplin, interpretasi mereka bergeser. Mereka mulai melihat disiplin sebagai jalan menuju perbaikan diri, dan kegiatan positif sebagai sarana untuk merencanakan masa depan. Perubahan interpretasi ini diperkuat oleh hasil nyata dari perilaku baru mereka (misalnya, merasa lebih sehat, lebih fokus, atau mendapatkan pengakuan). Bagi mereka yang tidak memiliki orang tua dan diangkat anak asuh, interpretasi terhadap KDM sebagai figur otoritas sekaligus figur ayah memberikan landasan emosional yang kuat untuk menerima perubahan. Perilaku-perilaku baru yang konsisten di barak, seperti berdisiplin dan belajar, kemudian membentuk kebiasaan yang lebih positif dan berkelanjutan.

          Perbedaan mendasar antara Ayu Aryanti dan para remaja 'unik' terletak pada bagaimana mereka memproses input sensorik melalui seleksi, organisasi, dan interpretasi. Ayu, dengan skema persepsi yang sudah mapan dan cenderung mempertahankan zona nyaman, menafsirkan peluang perubahan sebagai sesuatu yang tidak selaras dengan nilai-nilai internalnya. Sebaliknya, para remaja 'unik', yang mungkin sebelumnya tidak memiliki skema positif yang kuat atau berada dalam kondisi "titik balik", lebih rentan terhadap restrukturisasi persepsi. Lingkungan yang sangat terkontrol dan konsisten di barak secara efektif "memaksa" mereka untuk menyeleksi, mengorganisir, dan menginterpretasikan stimulus baru dengan cara yang mendukung perubahan positif. Ini menunjukkan bahwa meskipun dorongan eksternal dapat menjadi pemicu, perubahan diri yang sejati dan berkelanjutan hanya terjadi ketika individu mengalami pergeseran internal dalam cara mereka mempersepsikan diri, lingkungan, dan masa depan mereka.

Daftar Pustaka

Kadisdik. (2024). [Judul Artikel/Laporan terkait Ayu Aryanti]. [Nama Media/Penerbit].

KDM Channel. (2022a-f). [Judul Video/Seri Video terkait Kisah Hidup KDM dan Ayu Aryanti]. [Platform: YouTube/Lainnya].

KDM Channel. (2025a-b). [Judul Video/Seri Video terkait Program Remaja 'Unik']. [Platform: YouTube/Lainnya].

Patimah, S., dkk. (2024). [Judul Buku/Artikel terkait Persepsi Bell dan Perilaku]. [Penerbit/Jurnal].

Sarwono, S. W. (1995). [Judul Buku/Artikel terkait Psikologi Umum/Persepsi]. [Penerbit/Jurnal].

0 komentar:

Posting Komentar