ESSAY IX
TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI INOVASI
PERBEDAAN PERUBAHAN DIRI AYU
ARYANTI DAN REMAJA UNIK DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI INOVASI: PERSEPSI PAUL A.
BELL, DKK.
Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati
Shinta., MA
Oleh : Ellenia Ika Aprilliani
(22310410174)
PROGAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2025
Menurut psikologi inovasi, perubahan pada perilaku sangat erat kaitannya dengan persepsi individu terhadap lingkungan. Persepsi juga menjadi dasar dari terbentuknya perilaku, perilaku yang dilakukan secara terus menerus itulah yang akan berkembang menjadi suatu kebiasaan. Menurut Paul A. Bell dan kawan-kawannya, memberikan penjelasan bahwa persepsi terbentuk melalui suatu proses stimulus, interpretasi, seleksi dan respon. Maka dengan hal ini, perubahan diri pada Ayu Aryanti dan para remaja yang unik dapat dianalis untuk memahami pola-pola perubahan perilaku mereka. Menurut skema persepsi Paul A. Bell dan kawan-kawannya, berikut penjelasannya: stimulus, merupakan suatu informasi atau pengalaman dari lingkungan sekitarnya. Seleksi, merupakan pemilihan suatu informasi yang dianggap penting oleh individu tersebut. Interpretasi, merupakan suatu pemaknaan atas informasi yang diterima. Sedangkan respon, merupakan suatu perilaku yang menunjukkan berdasarkan hasil dari interpretasi.
Pada kasus Ayu Aryanti merupakan
seorang remaja perempuan yang diangkat oleh KDM sebagai anak, karena
kehidupannya yang cukup sulit. Selama dua tahun, Ayu hidup dengan fasilitas
yang terjamin pendidikan, kehidupan dan lingkungan yang positif dengan harapan bisa
merubah nasibnya melalui fasilitas dan pendidikan yang sudah diberikan. Namun,
pada kenyataannya, Ayu memilih untuk kembali ke rumah dan berjualan dengan
penghasilan yang minim. Sedangkan pada kasus remaja unik merupakan anak-anak
yang awalnya bermasalah, seperti anak yang tidak patuh aturan, melawan orang
tua, nakal, pergaulan bebas dan mengonsumsi miras. Mereka justru mengalami
suatu perubahan yang signifikan setelah dipaksa masuk ke barak militer. Di barak
tersebut, mereka diajarkan dan dilatih dalam kedisiplinannya, pembelajaran
serta kebiasaan untuk memberikan perubahan positif. Sehingga menunjukkan
perilaku baru yang positif dan mampu merencanakan masa depannya secara matang.
Dalam menanggapi diantara kedua kasus ini, pertama pada kasus
Ayu menunjukkan bahwa lingkungan yang baik tidak selalu menujukkan atau
memberikan suatu persepsi yang baik. Hal ini dikarenakan, jika seorang individu
tidak mempunyai keterbukaan untuk menangkap maknanya. Sedangkan pada kasus
remaja unik, menunjukkan bahwa suatu tekanan dapat memberikan perubahan jika
dapat merubah persepsi mereka pada masa depan. Kesimpulan diantara kedua kasus
ini, perbedaan bukan terletak pada kesempatan yang sudah diberikan, namun terletak pada bagaimana
cara individu dalam memaknai sebuah kesempatan yang diberikan melalui persepsinya.
Maka, perubahan yang inovatif juga harus dimulai dari perubahan persepsi
terhadap diri bukan hanya dari perubahan lingkungan.
0 komentar:
Posting Komentar