Nama: Nurhandika Khayata Auladi
NIM: 22310410198
Mata
Kuliah: Psikologi Inovasi
Kelas:
SJ & SP
Dosen
Pengampu: Dr. Dra. Arundati Shinta, M.A.
UAS Psikologi Inovasi - Juli 2025
Perubahan perilaku seseorang tidak bisa dilepaskan
dari proses persepsi terhadap lingkungannya. Dalam konteks Psikologi Inovasi,
kisah Ayu Aryanti dan remaja-remaja ‘unik’ yang diasuh oleh Kang Dedi Mulyadi
(KDM) menjadi contoh konkret tentang bagaimana stimulus lingkungan yang sama
bisa menghasilkan hasil yang sangat berbeda. Padahal, baik Ayu maupun para
remaja itu sama-sama mendapatkan kesempatan yang luar biasa: tinggal bersama
KDM, mendapatkan fasilitas pendidikan, perhatian, bahkan kasih sayang seperti
keluarga sendiri. Namun, Ayu justru memilih kembali ke lingkungan lamanya dan
menolak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sedangkan para
remaja 'unik' justru menunjukkan perubahan perilaku yang sangat positif dan
mulai merancang masa depan mereka secara lebih terarah.
Menurut teori persepsi Paul A. Bell dan
kawan-kawan, persepsi terbentuk melalui proses seleksi, organisasi, dan
interpretasi terhadap stimulus yang masuk dari lingkungan. Ayu Aryanti
kemungkinan besar hanya memilih stimulus yang berhubungan dengan kenyamanan
emosional dan keterikatan pada lingkungan lamanya. Ia tidak menginternalisasi
makna dari kesempatan yang diberikan sebagai peluang perubahan, melainkan
sebagai tekanan yang mengancam identitas lamanya sebagai anak dari keluarga
sederhana. Dengan kata lain, seleksi stimulus yang dilakukan Ayu lebih
diarahkan pada nostalgia dan perasaan tidak nyaman berada di luar zona
nyamannya. Sementara itu, remaja-remaja ‘unik’ yang ditempatkan dalam barak
militer justru mengalami seleksi stimulus yang bersifat keras, terstruktur, dan
berulang. Mereka tidak diberi banyak pilihan selain beradaptasi dan menerima
nilai-nilai baru seperti kedisiplinan, tanggung jawab, dan perencanaan masa
depan.
Tahapan organisasi persepsi juga memperlihatkan
perbedaan mendasar. Ayu tetap mengorganisasi pengalamannya dengan kerangka
nilai yang lama—tetap memandang pendidikan sebagai beban, dan merasa cukup
dengan berdagang makaroni walau hanya berpenghasilan kecil. Sedangkan remaja
‘unik’ mengorganisasi nilai-nilai baru yang diajarkan di barak sebagai fondasi
kehidupan baru. Mereka mulai membentuk cara pandang yang berbeda terhadap
kehidupan, terutama karena mereka mendapatkan pengalaman kolektif, perhatian
langsung dari KDM, serta lingkungan yang penuh aturan. Tahap interpretasi
menjadi titik balik terpenting: Ayu menafsirkan perubahan sebagai tekanan,
sedangkan remaja-remaja ‘unik’ menafsirkan perubahan sebagai harapan baru.
Proses persepsi inilah yang pada akhirnya membentuk
perilaku dan kebiasaan. Ayu kembali pada kebiasaan lamanya dan menghindari
tantangan baru, yang menunjukkan bahwa lingkungan yang mendukung pun tidak
selalu cukup jika persepsi individunya tidak berubah. Sebaliknya, remaja-remaja
‘unik’ membentuk perilaku baru yang lebih positif, karena mereka mengalami
stimulus yang kuat dan mampu menginternalisasi nilai-nilai perubahan sebagai
hal yang menguntungkan untuk masa depan mereka. Dengan demikian, perubahan diri
sangat ditentukan bukan hanya oleh lingkungan yang mendukung, tetapi juga oleh
persepsi individu terhadap lingkungan tersebut.
Sebagai mahasiswa Psikologi Inovasi, kita bisa
menyimpulkan bahwa perubahan yang efektif memerlukan pendekatan yang tidak
hanya menekankan pada penyediaan fasilitas, tetapi juga menyentuh aspek
persepsi dan makna yang dibentuk oleh individu. Kasus Ayu mengajarkan bahwa
tidak semua orang bisa diubah hanya dengan diberi kesempatan dan kasih sayang.
Perubahan harus dibarengi dengan strategi membentuk persepsi baru—baik melalui
pendekatan yang empatik, maupun melalui pengalaman langsung yang mengguncang
sistem nilai lama. Intervensi inovatif harus memperhitungkan bagaimana
seseorang menyaring, mengatur, dan menafsirkan stimulus, karena dari sanalah
perilaku akan terbentuk dan berubah menjadi kebiasaan.
DAFTAR
PUSTAKA:
Kadisdik. (2024). Ayu tidak
lagi tinggal di rumah Kang Dedi Mulyadi. Tamat sekolah milih jualan makaroni.
Kadisdik Jabar. Diakses 24 Juli 2025 dari https://www.youtube.com/watch?v=0SMtGmUMrds
KDM Channel (2022a). Bikin
haru Ayu Aryanti pelajar kelas 2 SMK jadi tukang sapu gantikan bapaknya yang
sk1t. Kang Dedi Mulyadi Channel. Diakses 24 Juli 2025 dari: https://www.youtube.com/watch?v=8klXb7Epq-8
Patimah, A.S., Shinta, A.
& Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23-29.
Sarwono,
S. W. (1995). Psikologi Lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program
Pascasarjana Prodi Psikologi UI.

0 komentar:
Posting Komentar