TUGAS
MATA KULIAH PSIKOLOGI INOVASI
UJIAN
AKHIR SEMESTER
Dosen
Pengampu: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA
Fakultas
Psikologi Universitas Prokalmasi 45
Yogyakarta
Oleh:
Fauzan
Nurpambudi
24310420039
Menurut Paul A. Bell
dalam kajian psikologi lingkungan, persepsi adalah proses mental yang digunakan
individu untuk memahami dan menilai situasi atau lingkungan sekitarnya (dalam
Patimah et al., 2024; Sarwono, 1995). Proses ini melibatkan tiga tahap utama:
atensi (perhatian), interpretasi, dan respons. Persepsi sangat dipengaruhi oleh
pengalaman masa lalu, latar belakang keluarga, nilai-nilai budaya, dan kondisi
sosial individu. Persepsi inilah yang nantinya membentuk cara seseorang menilai
suatu perubahan, apakah itu menguntungkan atau merugikan, serta apakah perlu
diterima atau ditolak
Ayu Aryanti contoh
seseorang yang menolak perubahan dia berasal dari keluarga sederhana,
orangtuanya bekerja sebagai penjual makaroni meskipun diberi kesempatan
istimewa dengan tinggal dan diperhatikan oleh KDM selama dua tahun, bahkan
terbebas dari masalah ekonomi dan diberi peluang untuk kuliah, Ayu tetap
memilih kembali ke pekerjaan lama, yaitu menjadi penjual makaroni seperti
orangtuanya, dengan penghasilan sekitar Rp 30.000 per bulan.
Dalam hal ini persepsi Ayu menunjukkan tingkat perhatian terhadap masa depan
dan dampak jangka panjang yang rendah interpretasi terhadap pengalaman tinggal
di KDM tidak cukup kuat untuk mengubah persepsinya terhadap kehidupan. Mungkin
karena Ayu merasa kenyamanan dan kepastian dari pekerjaan lama meskipun tidak
besar lebih sesuai dengan nilai hidup yang dia yakini. Persepsi ini membuatnya
bergerak dengan respons yang konservatif, mempertahankan gaya hidup lama dari pada
mencoba kebiasaan baru yang mungkin lebih baik
Di sisi lain, Para remaja
yang dikenal dengan sebutan 'unik' justru mengalami perubahan positif setelah
mengikuti program Barak militer yang diinisiasi oleh KDM sebelumnya, mereka dikenal
sebagai remaja yang mengalami masalah, seperti nakal, tidak hormat kepada orang
tua, tidak mau belajar, dan melakukan tindakan tidak bermoral seperti tawuran
serta konsumsi alkohol. Namun, setelah beberapa bulan menjalani kehidupan yang
teratur, penuh doa, berolahraga, dan berbagai aktivitas positif, banyak dari mereka
mengalami perubahan. Bahkan, beberapa di antaranya diangkat menjadi anak asuh
KDM dan diberi bimbingan untuk mengejar pendidikan lebih lanjut.
Para remaja unik ini
mengalami perubahan cara berpikir secara drastis, awalnya, mereka tidak terlalu
memikirkan masa depan dan kurang memperhatikan hal-hal penting namun,
lingkungan barak militer yang ketat membuat mereka mulai sadar bahwa hidup yang
teratur justru bisa memberikan rasa tenang dan harapan. Dengan mengalami
langsung hidup yang terstruktur dan positif, mereka mulai berubah: mulai
belajar, taat pada aturan, dan berpikir tentang masa depan. Dalam waktu singkat
di lingkungan yang ketat namun penuh dukungan ini memaksa mereka untuk mengubah
cara pandang terhadap diri sendiri dan masa depan, perubahan perilaku yang
dilakukan secara terus-menerus membentuk kebiasaan baru yang lebih positif.
Perbedaan utama antara
Ayu dan para remaja 'unik' bisa dijelaskan melalui tiga tahap, menurut Paul A. Bell,
yaitu perhatian, interpretasi, dan respons. Ayu kurang perhatian terhadap
pentingnya pendidikan dan masa depan. Dia sulit mengubah cara memahami
kehidupannya, tetap merasa bahwa kehidupan sederhana sudah cukup, dan akhirnya
menolak peluang besar yang diberikan KDM dengan cara yang lembut kembali ke
kehidupan yang nyaman.
Di sisi lain, para remaja 'unik' justru semakin perhatian terhadap arah hidup mereka
ketika berada dalam lingkungan yang ketat dan berbeda. Mereka terpaksa kembali melihat cara hidup yang selama ini mereka jalani,
mengerti kembali arti kebebasan dan tanggung jawab, serta akhirnya
menanggapinya dengan perbuatan yang lebih positif. Perbuatan-perbuatan mereka
yang dilakukan terus-menerus, akhirnya berubah menjadi kebiasaan yang lebih
produktif.
Oleh karena itu untuk
memahami perubahan diri penting untuk di ketahui bahwa perubahan diri itu tidak
bisa instan, membutuhkan usaha, waktu dan dukungan dari berbagai pihak dalam
skema Paul.A Bell membantu kita memahami mengapa banyak orang yang berhasil
berubah namun yang lain tidak. Pola perubahan diri dari ayu dan remaja ‘unik’
terletak pada mereka mempresepsikan situasi yang sama , sebuah peluang hidup lebih
baik lagi namun ayu melihatnya sebagai beban atau tekanan sementara pada remaja
‘unik’ mempunyai pikiran sebagai jalan keluar dan mereka bisa membuktikan
bahwasannya perubahan bukan hanya dari soal kesempatan melainkan bagimana remaja
itu bisa menanggapi kesempatan itu melalui persepsi. Keberhasilan intervensi
bergantung pada kesiapan individu untuk membuka diri terhadap makna baru dalam hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Patimah, A.S., Shinta,
A., & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi,
20(1), 23–29.
Sarwono, S. W. (1995).
Psikologi lingkungan
https://uin-malang.ac.id/r/170201/mengubah-diri-sendiri.html
0 komentar:
Posting Komentar