24.7.25

ESSAY 9 UAS PSIKOLOGI INOVASI FAUZAN NURPAMBUDI 24310420039

 

TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI INOVASI

 

UJIAN AKHIR SEMESTER

 

 

Dosen Pengampu: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA

 

Fakultas Psikologi Universitas Prokalmasi 45

Yogyakarta

 

Oleh:

Fauzan Nurpambudi

24310420039

 

 

 

 

 

 

Menurut Paul A. Bell dalam kajian psikologi lingkungan, persepsi adalah proses mental yang digunakan individu untuk memahami dan menilai situasi atau lingkungan sekitarnya (dalam Patimah et al., 2024; Sarwono, 1995). Proses ini melibatkan tiga tahap utama: atensi (perhatian), interpretasi, dan respons. Persepsi sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, latar belakang keluarga, nilai-nilai budaya, dan kondisi sosial individu. Persepsi inilah yang nantinya membentuk cara seseorang menilai suatu perubahan, apakah itu menguntungkan atau merugikan, serta apakah perlu diterima atau ditolak

Ayu Aryanti contoh seseorang yang menolak perubahan dia berasal dari keluarga sederhana, orangtuanya bekerja sebagai penjual makaroni meskipun diberi kesempatan istimewa dengan tinggal dan diperhatikan oleh KDM selama dua tahun, bahkan terbebas dari masalah ekonomi dan diberi peluang untuk kuliah, Ayu tetap memilih kembali ke pekerjaan lama, yaitu menjadi penjual makaroni seperti orangtuanya, dengan penghasilan sekitar Rp 30.000 per bulan.

Dalam hal ini persepsi Ayu menunjukkan tingkat perhatian terhadap masa depan dan dampak jangka panjang yang rendah interpretasi terhadap pengalaman tinggal di KDM tidak cukup kuat untuk mengubah persepsinya terhadap kehidupan. Mungkin karena Ayu merasa kenyamanan dan kepastian dari pekerjaan lama meskipun tidak besar lebih sesuai dengan nilai hidup yang dia yakini. Persepsi ini membuatnya bergerak dengan respons yang konservatif, mempertahankan gaya hidup lama dari pada mencoba kebiasaan baru yang mungkin lebih baik

Di sisi lain, Para remaja yang dikenal dengan sebutan 'unik' justru mengalami perubahan positif setelah mengikuti program Barak militer yang diinisiasi oleh KDM sebelumnya, mereka dikenal sebagai remaja yang mengalami masalah, seperti nakal, tidak hormat kepada orang tua, tidak mau belajar, dan melakukan tindakan tidak bermoral seperti tawuran serta konsumsi alkohol. Namun, setelah beberapa bulan menjalani kehidupan yang teratur, penuh doa, berolahraga, dan berbagai aktivitas positif, banyak dari mereka mengalami perubahan. Bahkan, beberapa di antaranya diangkat menjadi anak asuh KDM dan diberi bimbingan untuk mengejar pendidikan lebih lanjut.

Para remaja unik ini mengalami perubahan cara berpikir secara drastis, awalnya, mereka tidak terlalu memikirkan masa depan dan kurang memperhatikan hal-hal penting namun, lingkungan barak militer yang ketat membuat mereka mulai sadar bahwa hidup yang teratur justru bisa memberikan rasa tenang dan harapan. Dengan mengalami langsung hidup yang terstruktur dan positif, mereka mulai berubah: mulai belajar, taat pada aturan, dan berpikir tentang masa depan. Dalam waktu singkat di lingkungan yang ketat namun penuh dukungan ini memaksa mereka untuk mengubah cara pandang terhadap diri sendiri dan masa depan, perubahan perilaku yang dilakukan secara terus-menerus membentuk kebiasaan baru yang lebih positif.

Perbedaan utama antara Ayu dan para remaja 'unik' bisa dijelaskan melalui tiga tahap, menurut Paul A. Bell, yaitu perhatian, interpretasi, dan respons. Ayu kurang perhatian terhadap pentingnya pendidikan dan masa depan. Dia sulit mengubah cara memahami kehidupannya, tetap merasa bahwa kehidupan sederhana sudah cukup, dan akhirnya menolak peluang besar yang diberikan KDM dengan cara yang lembut kembali ke kehidupan yang nyaman.

Di sisi lain, para remaja 'unik' justru semakin perhatian terhadap arah hidup mereka ketika berada dalam lingkungan yang ketat dan berbeda. Mereka terpaksa kembali melihat cara hidup yang selama ini mereka jalani, mengerti kembali arti kebebasan dan tanggung jawab, serta akhirnya menanggapinya dengan perbuatan yang lebih positif. Perbuatan-perbuatan mereka yang dilakukan terus-menerus, akhirnya berubah menjadi kebiasaan yang lebih produktif.

Oleh karena itu untuk memahami perubahan diri penting untuk di ketahui bahwa perubahan diri itu tidak bisa instan, membutuhkan usaha, waktu dan dukungan dari berbagai pihak dalam skema Paul.A Bell membantu kita memahami mengapa banyak orang yang berhasil berubah namun yang lain tidak. Pola perubahan diri dari ayu dan remaja ‘unik’ terletak pada mereka mempresepsikan situasi yang sama , sebuah peluang hidup lebih baik lagi namun ayu melihatnya sebagai beban atau tekanan sementara pada remaja ‘unik’ mempunyai pikiran sebagai jalan keluar dan mereka bisa membuktikan bahwasannya perubahan bukan hanya dari soal kesempatan melainkan bagimana remaja itu bisa menanggapi kesempatan itu melalui persepsi. Keberhasilan intervensi bergantung pada kesiapan individu untuk membuka diri terhadap makna baru dalam hidupnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Patimah, A.S., Shinta, A., & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi, 20(1), 23–29.

Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan

https://uin-malang.ac.id/r/170201/mengubah-diri-sendiri.html

0 komentar:

Posting Komentar