Essay 9_Membuat Tulisan untuk Ujian Akhir
PERSEPSI DALAM KESADARAN UNTUK BERUBAH
Rizka Latifa NIM 23310410058
Dosen Pengampu : Dr.Dra. Arundati Shinta, M.A.
Di sisi lain, remaja-remaja "unik" (nakal, tawuran, atau peminum)
justru berubah drastis setelah ikut program KDM. Mereka dilatih di barak
militer, diajari disiplin, dan dibimbing hingga perilakunya berubah. Bedanya
dengan Ayu? Mereka memiliki persepsi berbeda tentang arti
perubahan. Menurut skema persepsi Paul A. Bell, persepsi seseorang terbentuk
dari pengalaman, kebutuhan, dan harapan. Remaja "unik" ini mungkin
melihat program KDM sebagai kesempatan untuk lepas dari masa lalu buruk,
sementara Ayu menganggap kehidupan keluarganya lebih nyaman.
Ayu tumbuh dalam lingkungan sederhana, membantu orang tua berjualan sejak
kecil. Bagi dia, menjadi penjual makaroni mungkin sudah dianggap
"cukup". Persepsinya tentang masa depan terbentuk dari pengalaman
langsung, bukan dari cita-cita tinggi. Sedangkan remaja "unik" yang
sempat terpuruk justru melihat program KDM sebagai jalan keluar.
Mereka punya motivasi untuk berubah karena sudah merasakan dampak negatif dari
perilaku lama.
Perbedaan ini bisa dijelaskan lewat teori persepsi selektif yaitu manusia
cenderung memilih informasi yang sesuai dengan keyakinannya. Ayu mungkin
mengabaikan ajakan KDM karena tidak sesuai dengan pandangannya, sementara
remaja "unik" justru terbuka karena merasa program itu menjawab
masalah mereka. Jika ingin mengubah seseorang, kita harus paham dulu bagaimana
persepsi mereka terbentuk.
Saya memahami niat baik Kang Dedi Mulyadi (KDM) dalam mendorong perubahan,
tetapi metode "pemaksaan" seperti program barak militer atau
pengasuhan paksa memiliki kelemahan mendasar. Perubahan yang datang dari
tekanan eksternal seringkali tidak bertahan lama karena tidak muncul dari
kesadaran diri. Lihat saja kasus Ayu Aryanti meskipun diberi fasilitas
pendidikan lengkap, ia tetap memilih kembali ke keluarganya. Ini membuktikan
bahwa perubahan sejati harus dimulai dari dalam, bukan sekadar dipaksakan dari
luar.\
Mahatma Gandhi justru mengajarkan bahwa transformasi manusia harus dibangun
melalui kesadaran diri, dialog, dan keteladanan, bukan paksaan.
Prinsip Satyagraha-nya (berpegang pada kebenaran dengan cara damai)
menekankan bahwa perubahan sosial yang abadi hanya terjadi ketika orang merasa
diyakinkan, bukan dipaksa. Gandhi percaya bahwa setiap manusia memiliki
kemampuan untuk berubah asalkan diberi ruang untuk berpikir kritis, bukan
diatur seperti tentara.
Pertentangan antara pendekatan KDM dan filosofi Gandhi mengungkap perbedaan
mendasar dalam memandang perubahan manusia. KDM mengandalkan kontrol eksternal
melalui disiplin ketat dan fasilitas materi, sementara Gandhi menekankan
transformasi internal melalui kesadaran dan keteladanan. Kasus Ayu Aryanti
membuktikan bahwa perubahan paksaan sering gagal ketika tidak selaras dengan
persepsi dan nilai individu. Sebaliknya, remaja di barak militer mungkin
menunjukkan perubahan perilaku, tetapi belum tentu perubahan mindset yang
berkelanjutan. Teori persepsi Paul A. Bell memperkuat bahwa efektivitas
intervensi bergantung pada pemahaman terhadap sudut pandang subjek. Gandhi
menawarkan solusi lebih humanis melalui pendidikan karakter dan pemberdayaan
berbasis komunitas. Integrasi antara pemahaman psikologis tentang persepsi dan
pendekatan transformatif ala Gandhi dapat menciptakan perubahan yang lebih
autentik. Pada akhirnya, perubahan sejati harus datang dari dalam, didukung
oleh lingkungan yang memahami, bukan sekadar memaksa.
Referensi:
Gandhi, M.K. (1938). Harijan: Kumpulan Pemikiran
tentang Pendidikan dan Pembebasan. Navajivan Press.
KDM
Channel (2022-2025). Documentary Series on Youth Rehabilitation.
YouTube.
Kadisdik Jawa Barat (2024). Laporan Evaluasi
Program Rehabilitasi Remaja. Dinas Pendidikan Jawa Barat.
Patra, G. (1953). Educational Philosophy of Mahatma Gandhi.
Patimah, A.S., Shinta, A. & Al-Adib,
A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal
Psikologi. 20(1), Maret, 23-29.
https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1807.
0 komentar:
Posting Komentar