24.7.25

Psikologi Inovasi Esai Prestasi_Rizka Latifa NIM 23310410058

 

                                            Berhasil Publikasikan Artikel Di Jurnal


              Rizka Latifa NIM 23310410058

Dosen Pengampuh : Dr.Dra. Arundati Shinta, M.A. 



Sebagai mahasiswa psikologi, saya selalu tertarik pada bagaimana fondasi karakter manusia dibentuk sejak dini. Motivasi saya meneliti dan menulis artikel ini berawal dari kegelisahan terhadap sistem pendidikan yang kerap mengabaikan proses alami tumbuh kembang anak. Banyak praktik pembelajaran saat ini masih terjebak dalam paradigma "menjejalkan pengetahuan", alih-alih memanusiakan anak sebagai individu unik dengan kodrat, minat, dan kecepatan belajarnya sendiri. Saya percaya bahwa masa kanak-kanak adalah fase kritis dalam pembentukan kepribadian.

Saya bersyukur dan bangga bahwa penelitian saya tentang "Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Berbasis Filosofi Ki Hajar Dewantara dalam Konteks Pendidikan Islam" telah resmi terbit di Alzam-Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini (Volume 05, Nomor 01, April 2025, Halaman 74–84). Publikasi ini menjadi bukti bahwa nilai-nilai humanis Ki Hajar Dewantara tidak hanya relevan dalam pendidikan umum, tetapi juga selaras dengan prinsip pendidikan Islam terutama dalam menanamkan akhlak, kasih sayang, dan kemandirian sejak dini.

Dalam artikel tersebut, saya mengeksplorasi bagaimana konsep "Tri Sentra Pendidikan" (alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergaulan) sejalan dengan tarbiyatul aulad dalam Islam yang menekankan kolaborasi orang tua, guru, dan masyarakat. Beberapa temuan kunci yang saya bahas:

  1. Keteladanan (Uswah Hasanah): Prinsip Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan memberi contoh) selaras dengan ajaran Rasulullah SAW bahwa pendidikan dimulai dengan qudwah (contoh nyata). Anak-anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat daripada sekadar instruksi.
  2. Belajar dengan Cinta (Tarbiyah bil Mahabbah): Ki Hajar Dewantara menolak hukuman fisik dan tekanan, sebagaimana Islam melarang kekerasan dalam pendidikan (Hadis: "Perintahkan anakmu shalat pada usia 7 tahun, dan pukullah mereka jika meninggalkannya pada usia 10 tahun" akan tetapi dengan syarat pukulan yang tidak melukai/non-violence).
  3. Kodrat Anak sebagai Fitrah: Dalam Q.S. Ar-Rum:30, Islam mengakui bahwa setiap anak lahir dalam keadaan fitrah. Tugas pendidik adalah menjaga fitrah itu, bukan menekannya melainkan seperti prinsip "menuntun kodrat alam" ala Ki Hajar Dewantara.

Keberhasilan publikasi artikel ini di Alzam – Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini bukanlah akhir perjalanan, melainkan pintu pembuka untuk terus berefleksi dan berkolaborasi. Pendidikan karakter sejak dini adalah investasi terbesar untuk masa depan bangsa. Mari bersama mewujudkannya dengan hati, seperti warisan abadi Ki Hajar Dewantara: ”Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”.




0 komentar:

Posting Komentar