Berhasil Publikasikan Artikel Di Jurnal
Sebagai
mahasiswa psikologi, saya selalu tertarik pada bagaimana fondasi karakter
manusia dibentuk sejak dini. Motivasi
saya meneliti dan menulis artikel ini berawal dari kegelisahan terhadap sistem
pendidikan yang kerap mengabaikan proses alami tumbuh kembang
anak. Banyak praktik pembelajaran saat ini masih terjebak dalam paradigma "menjejalkan
pengetahuan", alih-alih memanusiakan anak sebagai individu unik dengan
kodrat, minat, dan kecepatan belajarnya sendiri. Saya percaya bahwa masa
kanak-kanak adalah fase kritis dalam pembentukan kepribadian.
Saya bersyukur
dan bangga bahwa penelitian saya tentang "Pendidikan Karakter Anak
Usia Dini Berbasis Filosofi Ki Hajar Dewantara dalam Konteks Pendidikan
Islam" telah resmi terbit di Alzam-Jurnal Pendidikan
Islam Anak Usia Dini (Volume 05, Nomor 01, April 2025, Halaman
74–84). Publikasi ini menjadi bukti bahwa nilai-nilai humanis Ki Hajar
Dewantara tidak hanya relevan dalam pendidikan umum, tetapi juga selaras dengan
prinsip pendidikan Islam terutama dalam menanamkan akhlak, kasih sayang, dan
kemandirian sejak dini.
Dalam artikel
tersebut, saya mengeksplorasi bagaimana konsep "Tri Sentra
Pendidikan" (alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergaulan)
sejalan dengan tarbiyatul aulad dalam Islam yang menekankan
kolaborasi orang tua, guru, dan masyarakat. Beberapa temuan kunci yang saya
bahas:
- Keteladanan (Uswah Hasanah):
Prinsip Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan memberi contoh)
selaras dengan ajaran Rasulullah SAW bahwa pendidikan dimulai dengan qudwah (contoh
nyata). Anak-anak belajar
lebih banyak dari apa yang mereka lihat daripada sekadar
instruksi.
- Belajar dengan Cinta
(Tarbiyah bil Mahabbah): Ki Hajar Dewantara
menolak hukuman fisik dan tekanan, sebagaimana Islam melarang kekerasan
dalam pendidikan (Hadis: "Perintahkan anakmu shalat pada usia 7
tahun, dan pukullah mereka jika meninggalkannya pada usia 10 tahun"
akan tetapi dengan syarat pukulan yang tidak
melukai/non-violence).
- Kodrat Anak sebagai
Fitrah: Dalam Q.S.
Ar-Rum:30, Islam mengakui bahwa setiap anak lahir dalam keadaan fitrah.
Tugas pendidik adalah menjaga fitrah itu, bukan
menekannya melainkan seperti prinsip "menuntun kodrat
alam" ala Ki Hajar Dewantara.
Keberhasilan publikasi artikel ini di Alzam –
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini bukanlah akhir perjalanan,
melainkan pintu pembuka untuk terus berefleksi dan berkolaborasi. Pendidikan
karakter sejak dini adalah investasi terbesar untuk masa depan bangsa. Mari
bersama mewujudkannya dengan hati, seperti warisan abadi Ki Hajar
Dewantara: ”Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri
Handayani”.

0 komentar:
Posting Komentar