ESSAY UAS
- PSIKOLOGI INOVASI –
AMIEN
WAHYUDI
NIM :
22310410190
MATA
KULIAH : PSIKOLOGI INOVASI
DOSEN
PENGAMPU : DR. ARUNDATI SHINTA, M.A.
24 JULI 2025
Pengantar
Apa
yang dipikirkan oleh orang lain saat ada siswa dari keluarga miskin secara structural
mendapatkan kesempatan diangkat anak asuh oleh orang berpengaruh?. Mungkin saja
ada yang berfikir ‘sungguh betapa beruntungnya dia”, mungkin juga ada yang berfikir
“wah enak ya jadi anak orang kaya” atau mungkin ada yang berfikir “wah karirnya
dan masa depannya pasti cerah ini”. Boleh jadi pikiran-pikiran tersebut memang
ada dalam pikiran orang-orang yang melihatnya. Lalu bagaimana dengan pikiran siswa
yang diangkat anak tersebut?
Bayangkan
dirimu sebagai anak tersebut, hidup dalam keluarga yang sudah miskin turun
temurun. Hidup bukan sekedar hidup, tapi juga terbentuk sikap menerima apa
adanya dan menerima bahwa itu takdir yang harus dijalani. Tidak ada pikiran
akan maju atau berfikir ke depan seperti apa, karena waktu tidak memberikan
kesempatan untuk berfikir seperti itu. Waktu hanya meminta dirimu bekerja,
bekerja dan bekerja demi makan hari ini. Bahkan karena kemiskinan itu, membuat
dirimu terhambat untuk maju dan terbentuk sikap menutup diri. Dan proses itu
bukan hanya terjadi sebentar tapi talh bertahun-tahun bahkan belasan tahun.
Lalu
tiba-tiba dirimu didatangi oleh orang yang terkenal, lalu dirimu diliput media.
Dan kemana-mana dirimu “dipamerkan” sebagai bagian dari proses yang harus dijalani
karena diangkat oleh orang terkenal. Sorotan media tidak bisa lepas dari
dirimu, kemanapun dirimu berada seolah-olah media mengikuti langkah kaki
dirimu. Lalu apakah kamu akan siap dengan kondisi seperti itu. Berprestasi
diliput, gagal sangat pasti mendapatkan kritik. Mungkin saja persepsi yang
mereka lihat hidupmu dalam kenyamanan tapi pikiranmu tidak tahan denga napa yang
terjadi.
Pembahasan
Paul
A. Bell seorang ahli dalam bidang psikologi lingkungan telah menjelaskan konsep
perubahan persepsi manusia. Dalam pandangan Bell, persepsi seseorang terhadap
objek dapat menimbulkan dampak yang berkelanjutan. Bila dilihat dari kasus yang
dialami oleh siswa ini, persepsi yang dialaminya tidak berjalan dengan baik
sehingga menyebabkan proses hemeotasis tidak berjalan dengan lancar. Sisw ini terbiasa
hidup dalam dinamika yang lama, dan tentu saja saat memasuki dunia yang jauh
berbeda dengan apa yang dialaminya selama ini menjadi “gagap” dan mengalami
kecemasan dalam proses adaftasi tersebut. Ketidakmampuan Aryani dalam melakukan
strategi coping berdampak pada stress yang berkelanjutan dan berdampak pada
keenganannya untuk melangkah lebih jauh lagi.
Apa
yang dialami Aryanti tentu saja berbeda dengan apa yang dialami oleh remaja “unik”
ini. Remaja unik ini mendapatkan dukungan sosial dari yang individu-individu
yang mengalami nasib yang sama. Mereka masuk dalam barak yang sama, dan
mendapatkan pendampingan yang intens dari para ahli yang dilibatkan dalam
proses tersebut. Dinamika kelompok yang terbangun antar anggota ini, menjadikan
mereka lebih resiliensi dibandingkan Aryani yang diangkat dengan tidak memiliki
teman yang senasib dengan dia. Proses yang dialami oleh Aryani dan siswa unik
ini berbeda dalam penangannya dan dukungan sosialnya. Hal ini menjadikan
perbedaan hasil dari proses yang terjadi. Walaupun sama-sama diangkat sebagai
anak, tetapi dinamika masing-masing proses berbeda dan menajdi sebab hasilnya
berbeda juga.
Penutup
Perubahan
persepsi pada individu menjadi sebab munculnya perubahan perilaku. Kuat dan
lamanya stimulus perubahan yang dilakukan berdampak pada kuatnya ingatan
individu sehingga membuat individu terdorong untuk berubah. Apalagi dalam
menuju perubahan tersebut banyak pihak yang dilibatkan dan banyak individu yang
terlibat yang saling menguatkan anatara satu dengan yang lainnya.
Daftar
Pustaka
https://eprints.uad.ac.id/29130/2/FILE%20BUKU%20AJAR%20PSI%20LINGKUNGAN%20OK.pdf

0 komentar:
Posting Komentar