NAMA: FATIEN MUTHMAINNAH AZZAHRA
NIM: 22310410185
MATA KULIAH: PSIKOLOGI INOVASI
DOSEN PENGAMPU: DR. ARUNDATI SHINTA, M. A
Perbedaan Pola Perubahan Diri Remaja dalam Program KDM: Telaah Psikologis Berdasarkan Skema Persepsi Paul A. Bell dkk.
Perubahan diri bukanlah proses instan, melainkan hasil dari interaksi kompleks antara stimulus eksternal dan persepsi internal individu. Dalam konteks sosial di Indonesia, salah satu figur yang konsisten mendorong perubahan sosial adalah Kang Dedi Mulyadi (KDM), Gubernur Jawa Barat, yang dikenal karena pendekatannya yang humanis dan tegas dalam merangkul remaja bermasalah dan ana-anak dari keluarga kurang mampu. Melalui kanal media sosialnya, KDM sering menampilakan kisah nyata tentang upaya mengubah perilaku remaja agar memiliki masa depan yang lebih baik. Namun tidak semua intervensi tersebut berhasil. Sebagian berhasil membentuk perubahan positif, sementara sebagian lainnya menunjukkan resistensi terhadap perubahan.
Salah satu contoh yang menarik adalah kisah Ayu Aryanti, seorang siswi SMK kelas 1 yang berasal dari keluarga penjual makaroni yang sempat diangkat menjadi anak asuh oleh KDM. Dalam sudut pandang KDM ini adalah bentuk stimulus yang bertujuan mendorong perubahan positif dalam kehidupan Ayu, namun setelah dua tahun tinggal bersama KDM, Ayu memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah dan memilih kembali ke rumah untuk berjualan makaroni. Keputusan ini menunjukkan bahwa stimulus yang baik tidak selalu menghasilkan perilaku yang diharapkan jika tidak dibarengi dengan persepsi yang tepat dari individu yang menerima stimulus tersebut.
Sebaliknya, banyak remaja yang dikenal unik karena kenakalan remaja mereka, menyimpang dari norma sosial, bahkan memiliki lataran keluarga yang bermasalah, justru menunjukkan perubahan signifikan setelah mengikuti program barak militer yang diinisiasi oleh KDM. Di barak tersebut mereka dilatih dengan keras: bangun pagi, berdoa, olahraga, belajar tepat waktu, dan hidup dengan disiplin. Dalam waktu beberapa bulan, banyak diantara mereka berubah secara drastis: menjadi lebih santun, berprestasi, dan memiliki rencana hidup yang jelas. Beberapa dari mereka bahkan diangkat menjadi anak asuh KDM, dengan jaminan pendidikan hingga perguruan tinggi.
Perbedaan hasil dari dua cerita tersebut dapat dijelaskan melalui skema persepsi Paul A. Bell dkk, yang menjelaskan bahwa perubahan perilaku dimulai dari stimulus, diproses oleh individu, lalu menghasilkan persepsi tertentu yang membentuk perilaku, dan jika dilakukan terus-menerus, menjadi kebiasaan. Dalam kasus Ayu, stimulus positif dari KDM tidak direspon dengan persepsi yang mengarah pada kebutuhan untuk berubah. Ia mungkin merasa bahwa hidupnya sudah cukup nyaman tanpa harus menjalani proses panjang seperti kuliah. Persepsinya terhadap masa depan mungkin masih terbatas pada zona nyaman yang ia kenal, sehingga tidak muncul dorongan kuat untuk berubah. Sebaliknya, para remaja di barak menghadapi stimulus dalam bentuk tekanan dan disiplin ketat, yang menciptakan persepsi bahwa mereka berada dalam kondisi darurat yang menuntut perubahan.
Dalam psikologi, situasi seperti ini disebut sebagai titik balik yanng memicu evaluasi secara mendalam. Perbedaan ini juga menegaskan bahwa persepsi adalah kunci dalam proses perubahan diri. Dua individu dapat menerima stimulus yang sama, tetapi meresponnya secara berbeda karena latar belakang, nilai, pengalaman, dan harapan yang berbeda pula. Ayu dan para remaja “unik” menerima stimulus dari KDM dalam bentuk perhatian, fasilitas dan dukungan. Namun hanya yang mampu memaknai stimulus tersebut sebagai peluang dan tantangan yang perlu direspon dengan perilaku yang positif, yang akhirnya mengalami perubahan signifikan.
Pada akhirnya, perubahan diri yang berkelanjutan tidak cukup hanya mengandalkan faktor eksternal, tetapi sangat bergantung pada persepsi internal individu. Persepsi inilah yang akan membentuk perilaku baru, dan jika diperkuat oleh kebiasaan baikm akan menjadi bagian dari kepribadian yang berubah. KDM, melalui berbagai pendekatannya, telah membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari siapa saja dan dari mana saja, asalkan persepsi yang terbentuk mampu mendorong individu keluar dari zona nyaman untuk menuju masa depan yang lebih baik.
Daftar Pustaka
Kadisdik Jawa Barat. (2024). Laporan Perkembangan Peserta Didik dan Kebijakan Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Bandung: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
KDM Channel. (2022). Kisah Ayu Aryanti, gadis penjual makaroni yang jadi anak asuh KDM [Video]. Youtube. https://www.youtube.com/@kangdedichannel

0 komentar:
Posting Komentar