UAS PSILKOLOGI INOVASI
Dosen Pengampu : Dr.,Dra.ARUNDATI SHINTA MA
Oleh : Ajeng Winda Adhita (23310410061)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2025
Perubahan diri sering kali dimulai dari
satu titik sederhana: persepsi. Menurut Paul A. Bell dkk. (dalam Patimah et
al., 2024), persepsi terhadap lingkungan—baik fisik maupun sosial—adalah pintu
masuk terhadap pembentukan perilaku. Lingkungan yang diinterpretasi secara
positif akan membentuk perilaku adaptif dan inovatif, sebaliknya, lingkungan
yang dipersepsi negatif akan menimbulkan resistensi terhadap perubahan.
Fenomena perubahan diri yang ditunjukkan oleh dua kelompok remaja dalam asuhan
Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), menarik untuk dikaji melalui
lensa persepsi. Kasus pertama adalah Ayu Aryanti, seorang gadis dari keluarga
sederhana, yang diberi kesempatan tinggal bersama KDM dan mendapat jaminan
pendidikan. Namun, ia menolak melanjutkan ke perguruan tinggi dan memilih
pulang menjadi penjual makaroni. Sebaliknya, kelompok kedua adalah para remaja
‘unik’: anak-anak yang sebelumnya dianggap nakal atau menyimpang secara sosial,
namun berhasil mengalami perubahan positif setelah mengikuti barak militer dan
pola hidup disiplin bersama KDM.
Skema Persepsi Bell menyebut bahwa persepsi dipengaruhi oleh tiga komponen:
1. Stimulus dari lingkungan,
2. Karakteristik individu,
3. Kondisi situasional.
Kasus Ayu Aryanti
Stimulus lingkungan yang ia terima sangat
mendukung: fasilitas pendidikan, tempat tinggal layak, perhatian dan kasih
sayang dari KDM. Namun, karakteristik pribadinya, yang mungkin terbentuk dari
pengalaman masa kecil dan nilai-nilai keluarga, tidak selaras dengan stimulus
baru tersebut. Ia tidak merasa bahwa hidup bersama KDM dan melanjutkan studi
akan membawa keuntungan signifikan, karena persepsinya terhadap masa depan
tetap terikat pada nilai-nilai lama: cukup sederhana, cukup bertahan, cukup
berjualan. Ini menunjukkan persepsi pasif terhadap inovasi. Secara situasional,
Ayu juga tidak mengalami tekanan yang cukup untuk mendorong perubahan.
Kebebasan pilihan yang diberikan KDM justru memperkuat zona nyamannya.
Kasus Remaja "Unik"
Berbeda dengan Ayu, para remaja ‘unik’
tidak diberikan kebebasan pada awalnya. Mereka mengalami tekanan situasional
melalui barak militer: aturan ketat, jadwal rutin, dan pengawasan langsung.
Meskipun pada awalnya tampak seperti “paksaan”, justru di sinilah stimulus
lingkungan secara intensif memaksa perubahan persepsi. Mereka mulai melihat
bahwa hidup disiplin, belajar, dan merencanakan masa depan bukanlah hal
menakutkan, melainkan menyelamatkan. Karakteristik pribadi mereka yang mungkin
penuh kemarahan dan ketidakpercayaan mulai terkonversi menjadi harapan. Mereka
menjadi remaja yang bisa melihat dirinya punya masa depan. Ini adalah persepsi
aktif terhadap inovasi—mereka tidak hanya menerima perubahan, tetapi
menginternalisasinya menjadi kebiasaan dan cita-cita.
Skema Visual Perbandingan
PERSEPSI AYU ARYANTI |
PERSEPSI REMAJA UNIK |
Stimulus Lingkungan: Positif |
Stimulus Lingkungan: Positif |
Karakter Pribadi: Pasif |
Karakter Pribadi: Aktif Terbentuk |
Situasi: Longgar, Bebas |
Situasi: Ketat, Terstruktur |
Hasil: Tidak berubah |
Hasil: Perubahan nyata |
Persepsi: Tetap pada nilai lama |
Persepsi: Terbuka terhadap masa depan |
Kesimpulan
Persepsi adalah jembatan antara realitas
dan perilaku. Dalam kasus Ayu, persepsi terhadap perubahan tidak terbentuk
karena tidak ada tekanan internal maupun eksternal yang cukup untuk
menggugahnya. Sementara itu, para remaja ‘unik’ justru berhasil membentuk
persepsi baru melalui stimulus yang konsisten, keterpaksaan awal yang
sistematis, dan kedekatan emosional dengan KDM. Dari sini kita belajar bahwa
perubahan inovatif sering kali tidak cukup hanya dengan memberi fasilitas,
namun juga harus menciptakan persepsi baru yang menyentuh keyakinan dan
pengalaman seseorang secara mendalam.
Daftar Pustaka
Kadisdik
(2024). Ayu tidak lagi tinggal di rumah Kang Dedi Mulyadi. Tamat sekolah milih
jualan makroni. Kadisdik Jabar. 22 Sep. Retrieved on July 24, 2025 from:https://www.youtube.com/watch?v=0SMtGmUMrds
KDM Channel (2022a-2025b). Video-video dokumentasi Kang Dedi Mulyadi. Retrieved from:
0 komentar:
Posting Komentar