24.7.25

Esai 9_UAS_PSIKOLOGI INOVASI_KRISNA_22310410142

Esai 9-UAS- PSIKOLOGI INOVASI 
Disusun oleh: Krisna
NIM: 22310410142
Dosen  Pengampu: Dra. Arundati Shinta MA
Mata kuliah Psikologi Inovasi 
Ujian Akhir Semester (UAS)
24 Juli 2025
 Persepsi dan Perubahan Diri: Studi Kasus Ayu Aryanti dan Remaja Unik  Binaan Kang Dedi Mulyadi (KDM)

            Ayu Aryanti  seseorang yang mendapatkan kesempatan untuk  bertemu dengan Gubernur Jawa Barat yaitu Kang Dedi Mulyadi (KDM)  hingga segala hal yang ada di diri Ayu Aryanti pendidikan dan juga semua sisi sosialnya di bentuk dan juga di di didk secara tepat, jauh dari lingkungan sebelumnya yang aksw masih terbatas dan juga fasilitas serta harus bertarung dengan kehidupan yang keras dan serba pahit. Namun,  Ayu Aryanti   memutuskan untuk meninggalkan segala fasilitas yang diberikan oleh Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM)  untuk kembali ke lingkungan. Memilih untuk menjual makaroni dengan keuntungan sekitar Rp. 30.000/bulan. Sebetulnya banyak sekali anak-anak yang ingin memiliki kesempatan serupa seperti Ayu Aryanti, apalagi yang menolong bukan orang biasa melainkan seorang Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) selain bertugas di instansi seorang Gubner yang penuh inspirasi ini juga suka menolong dan turun secara langsung baik kegiatan sosial dan lainnya, bisa dikenal sebagai Gubernur  gemar turun lapangan.
           Ayu Aryanti  sangat di sayangkan harus melepaskan segala fasilitas yang diberikan harusnya bisa melanjutkan pendidikan tinggi, namun itu sudah menjadi keputusan seorang Ayu Aryanti sehingga pihak manapun tidak berhak menahan berlebihan agar tidak kembali ke lingkungan yang semula dengan keterbatasan yang harus Ayu Aryanti lalui kembali. Mungkin hal ini banyak sekali sudut pandang yang menilai, akan tetapi  dibalik itu semua tentunya ada faktor yang mempengaruhi dan juga seiring berjalannya waktu yang dilalui oleh Ayu Aryanti. Nah, hal ini berbanding terbaik dengan  anak-anak  remaja yang latarbelakang berkebutuhan  khusus, gemar tawuran konsumsi miras,, tidak patuh pada orang tua, tidak mau belajar serta kenakalan lainnya. Kemudian Kang Dedi Mulyadi (KDM) memberikan suatu kebijakan agar anak-anak tersebut untuk di bina di abrak militer mualia dari disiplin, berolahraga, beristirahat yang cukup,  ibadah,  dan juga ada peran psikolog yang ikut serta membimbing  di barak militer tersebut beberapa bulan. Anak-anak tersebut di angkat menjadi anak asuh Kang Dedi Mulyadi (KDM). Bahkan ada pula yang tidak didalam remaja-remaja yang dbina, bersedia  dibarak militer dan ingin mendapatkan pengalaman dan juga pendidikan dibarak militer.
        Ayu Aryanti dengan remaja unik  melalui skema Paul A. Bel dan kawan-kawan ( dalam  Patimah et al., 2024; Sarwono 1995). Memiliki beberapa  tahapan  yang mempengaruhi individu terlibat dan juga mengintepretasikan sumber infor yang didapatkan  melalui lingkup sekitarnya  reta reaksinya.  Dari sisi Aryanti yakni;
 a) stimuli yang di dapatkan dari lingkungan sosial barunya yaitu di pendidikan harus di sesuaikan dan juga seragam, lalu penerimaan mengingat teman sebayanya yang ditemui  dan juga berdasarkan mode tren  yang ada sehingga menimbulkan suatu gejolak bagi dirinya.
b) proses adaptasi dengan lingkungan  yang berisi atensi selektif sehingga memunculkan suatu reaksi penolakan  dan beberapa dengan dirinya.
c) Pengalaman yang penuh perjuangan didalui dan ini menjadi  proses interpretasi Ayu Aryanti  untuk  menyepadankan dengan lingkungan baru dan luas baginya itu sebagai simbol sukses. Namun kan jika berbeda dengan pengalaman masa lalunya menjadikan aura positif bahwa  menyesuaikan diri dengan berani tampil beda. 
d) Habit atau kebiasaan  yang diingkan oleh orang-orang atau netizen  agar seperti yang diarahkan oleh sang pemberi fasilitas. Hal ini  memunculkan suatu  yang ada pada diri Ayu Aryanti yang lebih menyukai dan nyaman hal yang biasa baginya tanpa suatu tekanan atau tuntutan sosial nantinya.
Remaja- remaja yang yang dbina di barak militer merasakan suatu hal yang berbeda dan juga karakter dan juga kepribadiannya terbentuk, lalu merskan lingkungan yang nyaman semua dengan terstruktur dan disiplin. Lingkungan baginya tempat di tempat ini sangat bermanfaat, atensi mereka sangat  tinggi, laluremja yang unik ini memliki intepretasi  Jiak didikan di barak sebagai refleksi  untuk lebih baik kedepannya, selanjutnya adalah perubahan diri atau habit yang dibentuk lebih adaptif, mandiri dan inovasi ketika kembali di masyarakat  memiliki dampak yang baik an positif. Jadi kesimpulannya yaitu perbedaan fundamental dan vital  terletak pada bagaimana masing-masing individu mentransfer stimuli  yang serupa (baik  gesekan sosial, ataupun lingkungan).  Ayu Aryanti  didalam  mengintepretasikan stimuli sebagai cara  adaptasi dengan menyesuaikan diri dan bisa diterima. Sedangkan  para remaja unik lebih memberikan suatu  peluang dan juga kesempatan diri didalam memperkokoh identitas uniknya. Kemudian interpretasi ini yang memiliki lingkup berbeda  lalu  membentuk  tahapan perilaku yang berbeda, pada titik puncaknya habit atau kebiasaan dan perubahan diri yang saling berlawanan. Sehingga solusinya sebaiknya Ayu Aryanti  pertimbangkan secara matang  setiap keputusannya dan juga dari pihak pemberi fasilitas adanya kordinasi dan melihat perkembangan dari Ayu Aryanti ketika memutuskan kembali ke lingkungan awalnya yaitu sebagai penjual makaroni dan berusaha agar fasiltas yang diberikan sebelumnya bukan sekedar sepintas tetapi harus benar-benar tepat dan juga  Ayu Aryanti bisa memiliki mas adepan cerah dan kehidupan yang layak. Kemudian untuk remaja yang yang unik setelah mendapatkan fasilitas yang baik dan berdampak positif di barak militer, adanya pemantauan atau bisa mendeteksi perkembangannya jangan sampai kembali ke masyarakat nanti menimbulkan perubahan seperti sedia kala. Sehingga adanya kordinasi yang matang dan tepat sasaran serta bisa berkelanjutan untuk programnya.


Daftar Pustaka 
Patimah, A.S., Shinta, A. & Al-Adin, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal  Psikologi.  20(1), Maret, 23-29. https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1807
Sarwono, S.W. (1995). Psikologi   Lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI
 

0 komentar:

Posting Komentar