15.5.25

ESSAY 1 - PSIKOLOGI INOVASI - MERINGKAS JURNAL MOTIVASI - NURHANDIKA KHAYATA AULADI (22310410198)

 

Nama                           : Nurhandika Khayata Auladi

NIM                            : 22310410198

Mata Kuliah                : Psikologi Inovasi

Tugas Ke                     : 1

Nama Tugas                : Esai 1Meringkas Jurnal tentang Enterpreneurship

Dosen Pengampu        : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A.

Waktu Terbit               : Mei 2025

 

MARKETPLACE SHOPEE SEBAGAI MEDIA PROMOSI PENJUALAN UMKM DI KOTA BLITAR

Topik

Marketplace Shopee, promosi digital, UMKM, e-commerce, penjualan online.

Sumber

Sulistiyawati, ES, & Widayani, A (2020). Marketplace Shopee Sebagai Media Promosi Penjualan UMKM di Kota Blitar. Jurnal Pemasaran Kompetitif, researchgate.net, https://www.researchgate.net/profile/Anna-Widayani-2/publication/344768640_Marketplace_Shopee_Sebagai_Media_Promosi_Penjualan_Umkm_di_Kota_Blitar/links/5f8e998192851c14bcd55b54/Marketplace-Shopee-Sebagai-Media-Promosi-Penjualan-UMKM-di-Kota-Blitar.pdf

Permasalahan

Perkembangan e-commerce membuka peluang besar bagi pelaku UMKM untuk memasarkan produknya secara digital. Namun, di Kota Blitar, UMKM Sambel Pecel dan Bumbu Gado-Gado Kuncit masih belum memaksimalkan penggunaan marketplace Shopee untuk promosi dan penjualan produk. Kendala utama terletak pada keterbatasan sumber daya manusia, kurangnya waktu, serta rendahnya respon terhadap konsumen yang membeli secara online. Meskipun sudah terdaftar di Shopee sejak 2016, performa penjualan online masih sangat rendah dibandingkan penjualan offline.

Tujuan Penelitian

Untuk mendeskripsikan dan mengevaluasi penggunaan marketplace Shopee sebagai media promosi penjualan pada UMKM Sambel Pecel dan Bumbu Gado-Gado Kuncit Kota Blitar.

Isi

  • Internet dan e-commerce telah berkembang pesat di Indonesia dan menjadi sarana utama jual beli digital.
  • Shopee merupakan salah satu marketplace terpopuler di Indonesia, terutama sejak 2018, dengan jumlah pesanan mencapai ratusan juta.
  • UMKM di Blitar sudah mulai memanfaatkan Shopee, tetapi penggunaannya belum optimal karena:
    • Admin akun kurang memahami operasional Shopee
    • Tidak ada pembaruan stok rutin
    • Respon terhadap konsumen lambat
    • Fokus masih lebih banyak ke penjualan offline
  • Perbandingan penjualan antara online dan offline menunjukkan ketimpangan besar: hanya 47 produk terjual online selama 7 bulan, sedangkan penjualan offline mencapai 482 produk.
  • Pelanggan lebih percaya bertransaksi langsung (offline) atau melalui WhatsApp daripada menggunakan Shopee.
  • Fitur Shopee seperti tampilan produk dan foto sudah cukup baik, namun pemanfaatan fitur lainnya masih sangat terbatas.

Metode

·       Jenis Penelitian: Kualitatif deskriptif

·       Subjek: UMKM Sambel Pecel dan Bumbu Gado-Gado Kuncit, Kota Blitar

·       Teknik Pengumpulan Data: Wawancara langsung dengan pemilik UMKM

·       Teknik Analisis: Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

Hasil

·       Shopee mulai digunakan sejak 2016, namun pemanfaatannya belum maksimal.

·       Jumlah penjualan online sangat kecil dibandingkan dengan offline.

·       Kendala utama adalah sumber daya manusia (admin yang tidak fokus), kurangnya waktu, dan kepercayaan masyarakat terhadap transaksi online yang masih rendah.

·       Shopee dinilai mudah secara teknis, namun kurang mendapatkan perhatian khusus dari pelaku UMKM untuk pengelolaan akun secara profesional.

Diskusi

·       Penggunaan e-commerce seperti Shopee sangat potensial untuk mempromosikan produk UMKM, tetapi harus diimbangi dengan kesiapan pelaku UMKM dari segi teknologi dan manajemen.

·       Faktor kepercayaan konsumen masih menjadi hambatan dalam transaksi digital. Perlu edukasi konsumen dan pelaku UMKM secara paralel.

·       Kurangnya admin atau SDM terlatih menyebabkan respon lambat dan manajemen akun yang buruk, sehingga konsumen beralih ke jalur offline.

·       Promosi digital belum sepenuhnya dipahami sebagai strategi jangka panjang oleh pelaku UMKM.

·       Penelitian ini menunjukkan bahwa transformasi digital pada UMKM bukan sekadar soal teknologi, tetapi juga kesiapan struktur organisasi dan budaya kerja.

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar