TUGAS
MATA KULIAH PSIKOLOGI INOVASI
ESSAI
6
RESILIENSI
DAN KETANGGUHAN
Dosen
Pengampu: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA
Fakultas
Psikologi Universitas Prokalmasi 45
Yogyakarta
Oleh:
Fauzan
Nurpambudi
24310420039
Kehidupan sering kali
menghadirkan berbagai tantangan yang tak terduga. Ketahanan mental, atau
resiliensi, merupakan kunci agar kita bisa bangkit dan melanjutkan hidup dengan
lebih kuat setiap kali menghadapi kesulitan, resiliensi bukanlah sifat bawaan,
melainkan kemampuan yang bisa dilatih dan ditingkatkan.
1.
Jaga pikiran positif, jangan terjebak pada
negativitas
Pikiran
kita memiliki peran besar dalam membentuk persepsi terhadap masalah. Berlatih
untuk berpikir positif bisa membantu kita menghadapi tekanan dengan lebih baik.
Ketika situasi sulit muncul, cobalah untuk mefokuskan diri pada hal-hal baik
yang masih kita miliki, atau cari sisi positif dari masalah tersebut. Dengan
begitu, kita bisa melihat masalah sebagai kesempatan untuk belajar dan
berkembang. Namun, menjaga pikiran positif bukan berarti menafikan perasaan
sedih atau marah. Emosi tersebut adalah respons alami yang penting. Yang perlu
kita lakukan adalah mengolah emosi negatif agar tidak menguasai kita. Misalnya,
dengan berbicara pada teman atau menulis jurnal harian, kita dapat mengelola
perasaan negatif dan menemukan sudut pandang baru yang lebih memberdayakan.
2. Membangun hubungan yang positif dengan orang-orang sekitar merupakan fondasi penting dalam meningkatkan resiliensi.
Dukungan dari teman, keluarga, atau rekan kerja dapat memberikan semangat dan membantu kita merasa tidak sendirian dalam menghadapi kesulitan. Berbagi cerita dengan orang yang kita percayai juga bisa meringankan beban dan memberikan sudut pandang berbeda. Tidak hanya itu, lingkungan sosial yang baik dapat menjadi sumber inspirasi. Ketika kita melihat orang lain mampu menghadapi tantangan hidup, kita pun merasa terdorong untuk lebih kuat. Jadi, luangkan waktu untuk mempererat hubungan dengan orang-orang yang bisa memberikan energi positif dan mengingatkan kita untuk terus maju.
Misalnya, olahraga seperti jalan
kaki atau yoga bisa mengurangi stres, meningkatkan suasana hati, dan memperkuat
stamina tubuh. Ketika kita menjaga tubuh tetap bugar, kita juga merasa lebih
siap dalam menghadapi berbagai tantangan. Oleh karena itu, jangan remehkan
peran gaya hidup sehat dalam membangun ketangguhan mental.
Referensi
Antonius, Nandiwardana (2020).
Perbedaan Tingkat Resiliensi Antara Mahasiswa yang Bekerja dan Mahasiswa yang
Tidak Bekerja. Jurnal Repository Universitas Sanata Dharma
e-journal.nalanda.ac.id
0 komentar:
Posting Komentar