7.5.25

 

ESSAY 6 - PSIKOLOGI INOVASI –

TIPS UNTUK MENJADI RESILIENSI

AMIEN WAHYUDI

NIM : 22310410190

MATA KULIAH : PSIKOLOGI INOVASI

DOSEN PENGAMPU : DR. ARUNDATI SHINTA, M.A.

MEI  2025

 

 


Manusia pasti memiliki masalah dalam perjalanan hidupnya. Masalah yang dialami manusia disebabkan oleh berbagai faktor, dan masalah ini tidak dapat diprediksi kapan dan dimana akan terjadi. Dalam menghadapi masalah, masing masing individu akan memberikan respon berbeda, hal ini diantaranya dipengaruhi oleh resiliensi yang dimiliki individu tersebut.

Resiliensi didefinisikan sebagai kapasitas individu agar tidak mudah “patah”  dan bangkit kembali saat menghadapi masalah (Luthar et al., 2000; van Breda, 2018). Pandangan ini berangkat dari fenomena yang diteliti oleh peneliti tentang resiliensi siswa yang akan melanjutkan studi universitas di Afrika Selatan. Definisi ini menunjukkan bahwa resiliensi merupakan kapasitas individu untuk terus berusaha dan bangkit dari masalah yang dihadapinya dan menjadi baik tanpa harus melanggar aturan yang berlaku.

Sejalan dengan pendapat ini, pendapat lainnya tentang resiliensi mengatakan bahwa “resilience means the skills, abilities, knowledge, and insight that accumulate over time as people struggle to surmount adversity and meet challenges. It is an ongoing and developing fund of energy and skill that can be used in current struggles” (Anakwe & Dikko, 2018; Cyrus, 2022). Pendapat ini mengungkapkan bahwa resiliensi merupakan keterampilan, kemampuan, pengetahuan, dan wawasan yang di dapat dari waktu ke waktu sebagai orang berusaha  untuk mengatasi kesulitan dan menghadapi tantangan yang dimasa depan.  Dengan pendapat di atas maka individu idealnya memiliki kemampuan beradaptasi, bertahan, bahkan bangkit dalam menghadapi kesulitan yang akan dihadapi. Ada beberapa tips untuk menjadi pribadi yang resilien, yaitu:

Memiliki hubungan interpersonal yang baik meliputi interaksi individu dengan keluarga, teman dan kolega kerja. Hubungan ini tentu saja akan membanwa dampak positif bagi psikologi individu yang mengalami masalah.

Memiliki keyakinan bahwa apa yang dilakukan dapat tercapai merupakan faktor pendukung bagi resiliensi individu. Mengatur strategi agar tujuan individu dapat tercapai juga dapat membuat individu memiliki keyakinan bahwa usaha yang dilakukannya berada dalam koridor yang sesuai dengan tujuan pemecahan masalah yang dihadapi.

Berfikir dan fokus kepada hal-hal positif lebih ditekankan dalam pembentukan resiliensi, karena dengan fokus terhadap hal-hal positif individu akan memiliki rasa optimisme, selain itu juga lebih jauh mereka berpendapat bahwa individu yang memiliki masalah agar tidak fokus kepada hal-hal negatif.

Memiliki spritulitas diri yang baik, yang dimaksud dengan spritualitas mencakup banyak hal yaitu kreativitas, humor dan rasa ingin tau, lebih jauh diungkapkan bahwa aktivitas spritual ini menjadikan manusia dapat membentuk perdamaian dunia.

Itulah beberapa tips yang dapat dilakukan oleh indvidu untuk memiliki resiliensi diri yang baik.

 

Daftar Pustaka

Anakwe, A. I., & Dikko, S. (2018). An overview of resilience and academic achievement of adolescents in Nigeria. KIU Journal of Humanities, 2(2 (B)), 95–101.

Cyrus, M. D. (2022). The Role of Resilience in Women Veterans Overcoming Barriers to Earning a Bachelor’s Degree [PhD Thesis]. Grand Canyon University.

Luthar, S. S., Cicchetti, D., & Becker, B. (2000). The construct of resilience: A critical evaluation and guidelines for future work. Child Development, 71(3), 543–562.

van Breda, A. D. (2018). Resilience of vulnerable students transitioning into a South African university. Higher Education, 75(6), 1109–1124.

 

0 komentar:

Posting Komentar