ESSAY 6 -
PSIKOLOGI INOVASI –
TIPS
UNTUK MENJADI RESILIENSI
AMIEN
WAHYUDI
NIM :
22310410190
MATA
KULIAH : PSIKOLOGI INOVASI
DOSEN
PENGAMPU : DR. ARUNDATI SHINTA, M.A.
MEI 2025
Manusia pasti memiliki
masalah dalam perjalanan hidupnya. Masalah yang dialami manusia disebabkan oleh
berbagai faktor, dan masalah ini tidak dapat diprediksi kapan dan dimana akan
terjadi. Dalam menghadapi masalah, masing masing individu akan memberikan
respon berbeda, hal ini diantaranya dipengaruhi oleh resiliensi yang dimiliki
individu tersebut.
Resiliensi didefinisikan sebagai kapasitas individu agar tidak
mudah “patah” dan bangkit kembali saat
menghadapi masalah (Luthar et al., 2000; van Breda,
2018). Pandangan
ini berangkat dari fenomena yang diteliti oleh peneliti tentang resiliensi
siswa yang akan melanjutkan studi universitas di Afrika Selatan. Definisi ini
menunjukkan bahwa resiliensi merupakan kapasitas individu untuk terus berusaha
dan bangkit dari masalah yang dihadapinya dan menjadi baik tanpa harus
melanggar aturan yang berlaku.
Sejalan dengan pendapat ini, pendapat lainnya
tentang resiliensi mengatakan bahwa “resilience
means the skills, abilities, knowledge, and insight that accumulate over time
as people struggle to surmount adversity and meet challenges. It is an ongoing
and developing fund of energy and skill that can be used in current struggles”
(Anakwe
& Dikko, 2018; Cyrus, 2022). Pendapat ini
mengungkapkan bahwa resiliensi merupakan keterampilan, kemampuan, pengetahuan, dan wawasan yang
di dapat dari waktu ke waktu sebagai orang berusaha untuk mengatasi kesulitan dan menghadapi
tantangan yang dimasa depan. Dengan
pendapat di atas maka individu idealnya memiliki kemampuan beradaptasi,
bertahan, bahkan bangkit dalam menghadapi kesulitan yang akan dihadapi. Ada
beberapa tips untuk menjadi pribadi yang resilien, yaitu:
Memiliki hubungan interpersonal yang baik meliputi interaksi individu dengan keluarga, teman dan kolega kerja. Hubungan ini tentu saja akan membanwa dampak positif bagi psikologi individu yang mengalami masalah.
Memiliki keyakinan bahwa apa yang dilakukan dapat tercapai merupakan faktor pendukung bagi resiliensi individu. Mengatur strategi agar tujuan individu dapat tercapai juga dapat membuat individu memiliki keyakinan bahwa usaha yang dilakukannya berada dalam koridor yang sesuai dengan tujuan pemecahan masalah yang dihadapi.
Berfikir dan fokus kepada hal-hal positif lebih ditekankan dalam pembentukan resiliensi, karena dengan fokus terhadap hal-hal positif individu akan memiliki rasa optimisme, selain itu juga lebih jauh mereka berpendapat bahwa individu yang memiliki masalah agar tidak fokus kepada hal-hal negatif.
Memiliki spritulitas diri yang baik, yang dimaksud dengan spritualitas mencakup banyak hal yaitu kreativitas, humor dan rasa ingin tau, lebih jauh diungkapkan bahwa aktivitas spritual ini menjadikan manusia dapat membentuk perdamaian dunia.
Itulah beberapa tips yang dapat dilakukan oleh indvidu untuk
memiliki resiliensi diri yang baik.
Daftar Pustaka
Anakwe, A. I., & Dikko, S.
(2018). An overview of resilience and academic achievement of adolescents in
Nigeria. KIU Journal of Humanities, 2(2 (B)), 95–101.
Cyrus, M. D. (2022). The Role of
Resilience in Women Veterans Overcoming Barriers to Earning a Bachelor’s Degree
[PhD Thesis]. Grand Canyon University.
Luthar, S. S., Cicchetti, D., &
Becker, B. (2000). The construct of resilience: A critical evaluation and
guidelines for future work. Child Development, 71(3), 543–562.
van Breda, A. D. (2018). Resilience
of vulnerable students transitioning into a South African university. Higher
Education, 75(6), 1109–1124.

0 komentar:
Posting Komentar