7.5.25

ESSAY 2 – PSIKOLOGI INOVASI : WAWANCARA TENTANG DISONANSI KOGNITIF - IJLAL FADHLURRAHMAN (22310410139)

NAMA : IJLAL FADHLURRAHMAN

NIM : 22310410154

MATA KULIAH : PSIKOLOGI INOVASI 

DOSEN PENGAMPU : DR. ARUNDATI SHINTA, M.A.

MEI  2025  


“Konser Musik dan Perilaku Buang Sampah: Konflik antara Kesadaran dan Tindakan”


Konser musik bukan sekadar wadah hiburan, tetapi juga menjadi cerminan perilaku sosial masyarakat di ruang terbuka. Salah satu persoalan yang masih sering terjadi adalah kebiasaan membuang sampah sembarangan, meskipun panitia telah menyediakan fasilitas tempat sampah di sekitar lokasi acara. Situasi ini menjadi contoh nyata dari fenomena disonansi kognitif, yaitu kondisi di mana seseorang mengalami ketidaksesuaian antara pemahaman tentang pentingnya menjaga kebersihan dengan tindakan yang dilakukan di lapangan. 

Pada Tanggal 2 Mei 2025, Saya menjumpai seseorang yang terindikasi melakukan Tindakan atau perilaku yang merujuk pada fenomena Disonansi Kognitif di salah satu Acara Konser di Yogyakarta. Saya meminta izin untuk melakukan wawancara singkat secara tidak terbuka dan layaknya seperti percakapan biasa. Inisialnya adalah M (21 thn) Seorang mahasiswa yang berasal dari Jakarta. 

Wawancara Singkat : 

Saya : Dengan nada bercanda". Mas Perasaan didepan Pintu Open Gate ada deh Standing Banner tentang Aturan terhadap sampah ? hehe 

F : Iya mas hehe. (Sambil Senyum), saya sebenarnya tau itu ngga benar, Tapi gimana ya mas ? Kondisinya ramai dan nyari Tempat sampah sulit banget. Yaudah akhirnya kutinggalin aja sampahnya hehe. Lagian orang lain Juga pada begitu mas, tuh lihat aja. hehe

Dari pernyataan tersebut tampak jelas adanya ketegangan antara apa yang diyakini dan perilaku yang dilakukan. Untuk mengurangi ketegangan itu, F menerapkan rasionalisasi dengan menyalahkan situasi keramaian dan keterbatasan tempat sampah. Selain itu, F juga menggunakan mekanisme proyeksi, yaitu menganggap tindakannya wajar karena menurutnya banyak orang di sekitarnya melakukan hal serupa. “Lagian orang lain juga pada begitu mas, tuh lihat aja,” ungkapnya.

Fenomena ini berkaitan erat dengan kajian psikologi inovasi, khususnya dalam konteks penerimaan norma sosial di lingkungan publik. Sekedar menyediakan fasilitas kebersihan tidak cukup untuk mengubah perilaku. Diperlukan strategi edukasi sosial yang inovatif, misalnya melalui kampanye kreatif atau program reward seperti “Tiket Konser Peduli Lingkungan” yang memberikan keuntungan bagi penonton yang menjaga kebersihan.

Pendekatan seperti ini diharapkan mampu membantu individu menghadapi disonansi kognitif, sekaligus membangun kesadaran kolektif di ruang-ruang publik. Dengan begitu, konser musik bisa menjadi ruang rekreasi yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga berkontribusi membentuk budaya masyarakat yang lebih peduli lingkungan. 

Daftar Pustaka 

Kospa, H. S. D. (2018). Kajian persepsi dan perilaku masyarakat terhadap air sungai. Jurnal Tekno Global, 7(1), 21–27. 

Afrikah, A. N., & Setyorini, R. (2021). Mekanisme pertahanan dan konflik tokoh dalam novel Si Anak Badai karya Tere Liye. Jurnal Deiksis, 13(1).



0 komentar:

Posting Komentar