7.5.25

ESAI 6_TIPS-TIPS DANIA ULFAH RAHMAWATI

                    FAKULTAS PSIKOLOGI 


             UNIVERSITAS PROKLAMASI 45






             Dosen : Dr. Arundati Shinta, MA


                   UTS PSIKOLOGI INOVASI


             Penulis : Dania Ulfah Rahmawati


                         NIM : 23310410063


                               7 Mei 2025


Ketekunan dan Keteladanan: Fondasi Menjadi Model yang Keren

Dalam dunia yang terus bergerak cepat dan penuh tantangan, kemampuan untuk bertahan dan berkembang bukanlah masalah keberuntungan semata. Diperlukan sikap dan karakter yang kuat, di antaranya ketekunan dan kesediaan menjadi suri teladan. Dua hal ini bukan hanya saling berkaitan, tetapi juga saling menguatkan. Ketekunan adalah bahan bakar, sementara menjadi teladan adalah hasil pancaran karakter kuat yang dibentuk oleh perjalanan panjang penuh konsistensi.

Ketekunan: Membentuk Diri dalam Proses

Ketekunan tidak sama dengan sekedar rajin. Ia adalah kombinasi antara motivasi jangka panjang, disiplin, dan kemampuan untuk tetap berusaha meskipun hasil belum terlihat. Dalam konteks siswa, ketekunan berarti tetap belajar meskipun tidak memuaskan, terus mencoba meskipun pernah gagal dalam organisasi, atau tetap mengembangkan diri meskipun tidak langsung mendapat penghargaan. Ketekunan melatih mental untuk menghadapi realita hidup yang tidak selalu linier. Ketika kita konsisten memperjuangkan tujuan, kita sedang membentuk karakter kuat yang kelak akan menjadi panutan.

Menjadi Suri Tauladan: Memancarkan Nilai Positif

Seseorang yang tekun secara otomatis akan menjadi contoh bagi lingkungan sekitarnya. Namun menjadi suri tauladan bukan hanya soal pencapaian, melainkan juga soal sikap, etika, dan bagaimana seseorang menghadapi tantangan. Di era digital saat ini, menjadi "model yang keren" bukan berarti tampil sempurna di media sosial, tetapi mampu menunjukkan nilai-nilai positif yang autentik dan menginspirasi.

Seorang teladan sejati bukan hanya sekedar memberikan keberhasilan, tetapi juga proses jatuh bangun yang dilaluinya. Mereka tidak malu menampilkan perjuangan dan pembelajaran, justru dari situlah inspirasi muncul. Menjadi teladan berarti sadar bahwa setiap tindakan—kecil maupun besar—dapat berdampak pada orang lain. Ketika seorang siswa berani jujur ​​dalam ujian, berpura-pura mendukung teman, atau mengambil peran aktif dalam komunitas, ia sedang menunjukkan keteladanan nyata.

Integrasi Ketekunan dan Keteladanan dalam Kehidupan Mahasiswa

Dalam masa menjelang ujian tengah semester, kedua nilai ini menjadi sangat relevan. Ketekunan diperlukan untuk belajar secara konsisten, tidak menunda-nunda, dan terus memperbaiki kelemahan. Di sisi lain, menjadi suri tauladan berarti membantu teman yang kesulitan, menciptakan lingkungan belajar yang suportif, serta menjaga keutuhan dalam proses akademik.

Mahasiswa yang mampu mengintegrasikan ketekunan dan keteladanan dalam kesehariannya akan menjadi pribadi tangguh yang dihormati. Mereka tidak hanya fokus pada hasil, namun juga peduli pada proses dan dampaknya terhadap lingkungan. Di masa depan, karakter seperti inilah yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin perubahan bukan yang hanya pandai bicara, tapi yang mampu memberi contoh nyata.

Daftar Pustaka

Duckworth, A. (2016). Grit: Kekuatan Semangat dan Ketekunan. Scribner.

Kompasiana. (2023). Keteladanan Sebagai Pilar Kepemimpinan. Diperoleh dari https://www.kompasiana.com/

Psikologi UNPAD. (2022). Karakter Positif dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Mahasiswa.

0 komentar:

Posting Komentar