TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI INOVASI
ESSAI 6
Kita hidup di masa yang tidak bisa ditebak. Perubahan terjadi cepat sekali hari ini kita merasa nyaman, besok bisa saja keadaan sudah berbeda. Dunia usaha, dunia kerja, bahkan kehidupan pribadi pun dipenuhi ketidakpastian. Dalam situasi seperti ini, yang paling dibutuhkan bukan sekadar kepintaran atau koneksi, tapi karakter yang tangguh. Terutama bagi mereka yang memilih jalan sebagai wirausahawan atau pemimpin, punya karakter kuat bukan cuma penting, tapi wajib.
Karakter pertama yang harus dimiliki adalah resiliensi, atau daya tahan mental. Resiliensi ini bukan berarti kita tidak pernah jatuh, tapi kita tahu cara bangkit setiap kali terjatuh. Misalnya, saat bisnis tidak berjalan sesuai rencana, saat omset turun, atau saat kita gagal mendapatkan klien penting orang yang tangguh tidak langsung menyerah. Dia mungkin sedih, kecewa, bahkan frustasi, tapi dia tidak tinggal di sana terlalu lama. Dia bangkit lagi, belajar dari kesalahan, dan berusaha lebih baik. Tanpa resiliensi, semua rencana besar akan runtuh saat pertama kali bertemu kegagalan.
Namun, resiliensi tidak bisa berdiri sendiri. Kita juga perlu memiliki dorongan untuk berprestasi. Ini adalah semangat dari dalam diri yang mendorong kita untuk ingin lebih baik, lebih maju, dan mencapai sesuatu yang bermakna. Orang yang punya dorongan berprestasi tidak akan puas hanya dengan hasil yang biasa-biasa saja. Ia punya standar tinggi untuk dirinya sendiri. Tapi bukan berarti perfeksionis. Ia justru menikmati proses belajar dan berkembang. Ia mau bekerja lebih keras karena ia tahu, semua pencapaian yang baik butuh usaha yang luar biasa.
Lalu, ada ketangguhan mental. Ketangguhan ini sangat berkaitan dengan bagaimana kita menghadapi tekanan. Dalam perjalanan membangun usaha atau memimpin orang lain, tekanan itu pasti datang. Bisa berupa target yang tinggi, komentar negatif dari orang sekitar, masalah internal, dan sebagainya. Orang yang tangguh secara mental tidak mudah goyah. Ia tetap tenang meskipun kondisi sedang tidak ideal. Ia mampu mengendalikan emosinya, berpikir rasional, dan tidak mengambil keputusan gegabah saat panik.
Selain tangguh, seorang pemimpin atau wirausahawan juga harus tekun. Ketekunan ini mungkin terdengar sederhana, tapi justru inilah pembeda antara mereka yang sukses dan yang menyerah di tengah jalan. Ketekunan adalah kesediaan untuk terus mencoba meski hasil belum kelihatan. Ini tentang kerja keras yang dilakukan setiap hari, meskipun kadang membosankan atau melelahkan. Banyak orang yang punya ide bagus, tapi tidak punya ketekunan untuk mengeksekusinya. Maka ide itu tinggal jadi wacana. Sebaliknya, orang yang tekun bisa membawa ide sederhana menjadi sesuatu yang besar, karena dia tidak berhenti.
Di tengah ketekunan dan kerja keras itu, kita juga perlu peka terhadap perubahan. Dunia terus bergerak. Apa yang relevan hari ini bisa jadi tidak laku besok. Misalnya, dalam bisnis makanan, selera konsumen bisa berubah cepat. Dalam dunia kerja, sistem digital dan AI mulai menggantikan cara lama. Kalau kita tidak peka, kita akan tertinggal. Oleh karena itu, penting untuk selalu membuka diri terhadap informasi baru. Dengarkan pelanggan, amati tren, dan pelajari apa yang sedang berubah di sekitar kita.
Tetapi, kepekaan saja tidak cukup. Kita juga harus mampu merencanakan perubahan. Artinya, kita tidak hanya bereaksi ketika perubahan sudah terjadi, tapi juga siap mengantisipasi sebelum itu terjadi. Ini adalah kemampuan berpikir strategis, membayangkan berbagai kemungkinan, lalu menyiapkan rencana untuk menghadapi skenario terbaik dan terburuk. Dengan begitu, kita tidak panik ketika hal-hal tak terduga muncul. Kita sudah punya pegangan dan bisa mengambil keputusan dengan lebih tenang.
Terakhir, semua karakter tadi akan semakin kuat jika dibarengi dengan kesediaan untuk menjadi suri teladan. Baik sebagai pemimpin, wirausahawan, atau bahkan sebagai anggota keluarga—kita harus siap menjadi contoh. Perilaku kita akan diamati, ditiru, dan diikuti orang lain. Maka penting untuk menjaga integritas, konsistensi, dan sikap positif. Kalau kita ingin tim kita disiplin, maka kita harus menunjukkan kedisiplinan lebih dulu. Kalau kita ingin orang lain jujur, kita harus jujur lebih dulu. Kepemimpinan yang baik selalu dimulai dari diri sendiri.
Menjadi pribadi yang tangguh, tekun, peka, dan inspiratif bukan hal yang mudah. Tapi ini bisa dilatih. Kita bisa mulai dari hal kecil: disiplin waktu, belajar menerima kritik, tidak mudah menyerah, dan berani mencoba hal baru. Lama-lama, hal kecil itu membentuk karakter besar.
Karakter ini bukan hanya akan membantu kita sukses secara pribadi, tapi juga membuat kita punya nilai lebih di mata orang lain. Kita bukan hanya jadi orang yang sukses, tapi juga orang yang bermanfaat. Dan di tengah dunia yang cepat berubah ini, menjadi pribadi yang kuat dan berkarakter adalah kunci utama untuk bertahan, berkembang, dan memberi dampak nyata.

0 komentar:
Posting Komentar