11.11.25

Mochammad Zakaria A.K (MOZA)_24310410053_Karyawan_Psi.Lingkungan_Arundati Shinta_22.30

Persepsi menjadi dasar terbentuknya keputusan dan perilaku manusia, termasuk dalam konteks lingkungan tempat tinggal. Foto sebuah perumahan kumuh di Amerika Selatan yang dipelajari dalam mata kuliah Psikologi Lingkungan menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa menganggap perumahan itu tidak layak huni dan bersikap menolak tinggal di sana kecuali terpaksa. Namun, kenyataannya ada orang-orang yang memilih dan bersedia tinggal di perumahan tersebut. Untuk memahami fenomena ini, kita dapat menggunakan skema persepsi menurut Paul A. Bell dan rekan-rekannya (Bell et al., 2001; Patimah et al., 2024; Sarwono, 1995).Skema persepsi Paul A. Bell menjelaskan bahwa persepsi merupakan hasil interaksi dinamis antara individu dengan objek fisik lingkungan secara fisik maupun psikis. Proses persepsi ini diawali dengan pengindraan, di mana individu menerima rangsangan secara fisik dari lingkungan sekitar yang kemudian diterjemahkan melalui jalur kognitif dan afektif. Faktor subjektif seperti pengalaman hidup, nilai, sikap, dan kebutuhan individu ikut membentuk bagaimana seseorang memaknai lingkungan yang ditempatinya.Dalam konteks perumahan yang tampak kumuh tersebut, sebagian orang yang tinggal di sana memiliki persepsi yang berbeda dibandingkan mahasiswa yang melihatnya dari luar. Ada beberapa alasan mengapa mereka bersedia tinggal di situ:Pertama, persepsi manfaat lingkungan. Bagi penghuni, meskipun keadaan fisik perumahan kurang ideal, mereka tetap melihat nilai manfaat yang melekat seperti tempat berteduh yang aman, kedekatan dengan sumber penghidupan, maupun komunitas sosial yang mendukung. Persepsi ini memberikan arti dan fungsi penting yang tidak dimiliki oleh lingkungan lain yang mungkin lebih “bersih” tetapi jauh dari akses atau biaya lebih tinggi.Kedua, pengalaman dan sikap hidup yang membentuk persepsi diterima atau tidaknya suatu lingkungan. Penghuni dengan latar pengalaman serupa atau yang telah lama tinggal mungkin sudah beradaptasi secara psikologis dan memiliki sikap menerima kondisi tersebut. Mereka juga mungkin memiliki harapan serta motivasi untuk memperbaiki secara bertahap kondisi lingkungannya, bukan langsung menolak.Ketiga, skema Bell menekankan adanya proses coping dalam persepsi, yaitu ketika individu tidak menerima kondisi lingkungan dan ingin melakukan penyesuaian. Para penghuni yang terpaksa tinggal di perumahan kumuh itu kadang melakukan tindakan memperbaiki—membersihkan, mengecat ulang, dan renovasi kecil—sebagai respons adaptif mengurangi ketidaknyamanan lingkungan tersebut. Ini menunjukkan proses persepsi yang tidak statis melainkan berubah sesuai dengan usaha individu memperbaiki lingkungan.Keempat, setiap individu memiliki batas toleransi psikologis berbeda terhadap kondisi lingkungan (batas optimal persepsi). Seseorang mungkin merasa perumahan tersebut “kumuh” dan tidak nyaman, tetapi bagi penghuni lain batas toleransi dan persepsinya masih bisa menerima keadaan tersebut karena adanya harapan, kebutuhan, atau keterbatasan pilihan.Dengan demikian, keberadaan orang yang bersedia tinggal di perumahan kumuh tersebut bukan semata karena ketidaktahuan atau keputusasaan, melainkan bentuk dari persepsi yang kompleks yang melibatkan interaksi antara kondisi fisik lingkungan dan faktor psikologis individu. Skema persepsi Paul A. Bell memberi kerangka bahwa persepsi bukan hanya citra pasif visual, tapi hasil interaksi dinamis yang menghasilkan keputusan dan perilaku untuk menerima, menolak, atau berusaha mengubah lingkungan tempat tinggal.Melalui pemahaman ini, dapat dilihat bahwa perumahan kumuh di Amerika Selatan bukan hanya soal kondisi fisik, melainkan juga soal bagaimana individu memaknai, menerima, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dalam konteks kebutuhan sosial, ekonomi, dan psikologis. Persepsi ini menjadi kunci untuk memahami berbagai respons manusia terhadap situasi lingkungan yang nampak buruk sekalipun.Esai ini mengintegrasikan skema persepsi Bell yang menekankan proses kognitif dan afektif dalam penilaian lingkungan, serta bagaimana persepsi tersebut mendasari keputusan tinggal dan perilaku adaptasi penghuni perumahan kumuh tersebut

Daftar Pustaka :
https://repository.upi.edu/93320/4/s_e0151_0606484_chapter3.pdf?utm_source.

https://asmianifawziah.blogspot.com/2012/10/environmental-psychology-persepsi.html?utm_source

https://id.scribd.com/doc/87600211/persepsi-ruang?utm_source



0 komentar:

Posting Komentar