Komitmen Mulai Dari Langkah Kecil : Belajar Resiliensi dan Ketekunan dari Jalan Kaki
Sebagai mahasiswa psikologi yang juga bekerja
untuk membayar biaya kuliah dan memenuhi kebutuhan hidup, saya sering
berhadapan dengan berbagai tantangan yang menguji ketahanan diri. Tuntutan
akademik, beban pekerjaan, serta kebutuhan pribadi seringkali saling bertumpuk,
membuat saya harus pandai membagi waktu, menjaga fokus, dan tetap produktif
meskipun rasa lelah datang silih berganti. Dari sinilah saya mulai memahami
arti sebenarnya dari resiliensi yaitukemampuan untuk bertahan, bangkit, dan
terus melangkah meskipun jalan terasa berat.
Saya menemukan bahwa resiliensi tidak hanya bisa
dipelajari di ruang kuliah atau dari teori psikologi, tetapi juga dari hal
sederhana seperti olahraga jalan kaki. Setiap kali saya berjalan, langkah demi
langkah yang saya ambil menjadi simbol perjalanan hidup saya. Terkadang langkah
itu terasa lambat dan berat, namun setiap langkah kecil membawa saya sedikit
lebih dekat pada tujuan. Jalan kaki mengajarkan saya bahwa dalam hidup,
kecepatan bukanlah ukuran utama tetapi yang terpenting adalah konsistensi untuk
terus bergerak ke depan, seberapa pun kecilnya kemajuan itu.
Ketika tubuh mulai lelah di tengah perjalanan,
saya belajar untuk mengatur napas dan menyesuaikan ritme. Dalam konteks
kehidupan, hal ini sama artinya dengan belajar menyesuaikan diri terhadap
tekanan. Ada waktu untuk berlari, ada waktu untuk berjalan pelan, dan ada waktu
untuk berhenti sejenak untuk mengumpulkan tenaga. Melalui proses itu, saya
belajar bahwa kekuatan sejati bukanlah tentang seberapa cepat seseorang
mencapai tujuan, tetapi seberapa sabar dan tegar ia dalam menempuh jalan
panjang menuju cita-citanya.
Selain resiliensi, saya juga belajar makna
ketekunan dari setiap langkah kaki yang saya ambil. Ketekunan berarti tetap
berusaha meski hasil belum terlihat, tetap percaya meski rintangan terasa
berat. Sebagai mahasiswa yang bekerja, saya sering kali harus begadang untuk
menyelesaikan tugas kuliah setelah seharian bekerja. Ada kalanya rasa jenuh dan
lelah membuat saya ingin menyerah, tetapi seperti saat berjalan jauh, saya tahu
bahwa berhenti bukanlah pilihan jika ingin sampai tujuan. Ketekunan membuat saya
tetap melangkah, satu langkah demi satu langkah, hingga akhirnya terbiasa
dengan perjuangan itu sendiri.
Olahraga jalan kaki menjadi bagian yang saya tekuni dari perjalanan hidup saya karena sederhana, namun penuh makna. Ia mengajarkan keseimbangan antara kerja keras dan kesadaran diri, antara fisik dan mental. Dengan berjalan, saya bisa menenangkan pikiran, merefleksikan perjalanan hidup, dan menemukan kembali semangat yang sempat redup. Dalam langkah-langkah itu, saya belajar bahwa keberhasilan tidak datang dari langkah besar yang tiba-tiba, tetapi dari rangkaian langkah kecil yang dilakukan dengan tekun dan penuh kesabaran.
Kini, saya tidak lagi melihat jalan kaki hanya
sebagai olahraga untuk menjaga kesehatan, tetapi sebagai latihan mental dan
spiritual untuk terus bertumbuh. Setiap langkah menjadi simbol bahwa saya masih
berjuang, masih berproses, dan masih berusaha menjadi versi terbaik dari diri
saya. Seperti halnya dalam dunia psikologi, memahami diri sendiri adalah
fondasi dari segala bentuk pertumbuhan. Jalan kaki memberi saya ruang untuk
merenung, menerima diri, dan memperkuat tekad untuk terus melangkah maju.
Pada akhirnya, baik resiliensi maupun ketekunan
telah menjadi dua nilai yang saya pegang erat dalam menjalani kehidupan sebagai
mahasiswa psikologi sekaligus pekerja. Dari keduanya, saya belajar bahwa setiap
perjalanan, seberat apa pun, akan selalu memiliki makna jika dijalani dengan
hati yang kuat dan langkah yang konsisten. Dan seperti halnya olahraga jalan
kaki, hidup ini bukan tentang seberapa cepat kita mencapai garis akhir,
melainkan tentang bagaimana kita menikmati setiap langkah di sepanjang jalan.
PERGURUAN TINGGI : Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
FAKULTAS : Psikologi
MATA KULIAH : Psikologi Inovasi
PENGAMPU : DR. Arundati Shinta, M. A
NAMA :
Tri Widanarto
NIM :
23310410032
KELAS :
Kelas Karyawan SJ
TUGAS : Essai 3a dan 3b – Resiliensi dan Ketekunan dari Jalan Kaki
LINK VIDEO 1 : https://youtu.be/i5I0AH0k-Ek
LINK VIDEO 2 : https://youtu.be/PVhWS0XOIeg

0 komentar:
Posting Komentar