6.11.25

ESAI 8 - UTS PSIKOLOGI INOVASI KELAS SJ & SP

 ESAI 8 - UTS PSIKOLOGI INOVASI KELAS SJ & SP

"INOVASI PENDEKATAN PSIKOLOGI LINGKUNGAN DALAM PEMBINAAN REMAJA OLEH KANG DEDI MULYADI"

DOSEN PENGAMPU : Dr. ARUNDATI SHINTA, M.A.



RIDHO PUTRA ARMANDO / 23310410024 

KELAS SP 

FAKULTAS PSIKOLOGI 

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

NOVEMBER 2025


Fenomena sosial yang muncul dari gaya kepemimpinan Kang Dedi Mulyadi (KDM) menarik perhatian publik karena pendekatannya yang tidak biasa terhadap remaja “unik” - yaitu mereka yang berperilaku menyimpang, seperti merokok, berkelahi, membolos, atau melakukan kenakalan lainnya. Alih-alih menghukum dengan cara konvensional, KDM memilih menempatkan para remaja ini di barak militer untuk jangka waktu tertentu. Tujuannya bukan sekadar memberi efek jera, melainkan membentuk kembali perilaku dan kebiasaan mereka melalui perubahan lingkungan dan pola hidup.

Pendekatan ini dapat dianalisis melalui kerangka psikologi lingkungan sebagaimana dijelaskan oleh Paul A. Bell dan rekan-rekan (dalam Patimah, Shinta, & Al-Adib, 2024) serta Sarwono (1995). Psikologi lingkungan menekankan hubungan timbal balik antara individu dan lingkungan fisik maupun sosialnya. Persepsi terhadap lingkungan akan memengaruhi perilaku, sementara perilaku seseorang juga dapat mengubah makna lingkungan bagi dirinya.

1. Persepsi Lingkungan dan Pembentukan Perilaku

Menurut Bell (Patimah et al., 2024), perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh cara individu mempersepsikan lingkungannya. Persepsi bukan hanya hasil dari pengamatan indrawi, tetapi juga interpretasi kognitif dan emosional terhadap stimulus di sekitar.

Dalam konteks KDM, barak militer bukan sekadar tempat fisik, tetapi lingkungan dengan aturan, struktur, dan nilai-nilai tertentu yang secara sengaja dibangun untuk menstimulasi perubahan persepsi remaja terhadap disiplin, tanggung jawab, dan kerja keras.

Ketika remaja memasuki barak, mereka dihadapkan pada rutinitas yang teratur: bangun pagi, olahraga, kerja bakti, dan kegiatan belajar. Lingkungan yang penuh kontrol sosial ini membentuk persepsi baru tentang keteraturan dan penghargaan terhadap waktu. Dari yang semula memandang disiplin sebagai tekanan, remaja mulai memahami bahwa keteraturan justru memberi mereka rasa aman dan arah hidup yang jelas.

2. Mekanisme Adaptasi Lingkungan 

Sarwono (1995) menjelaskan bahwa manusia selalu beradaptasi terhadap lingkungannya. Adaptasi ini bisa bersifat fisik, psikologis, maupun sosial.

Dalam kasus KDM, remaja yang awalnya menunjukkan perilaku menyimpang berusaha menyesuaikan diri dengan aturan dan norma yang berlaku di barak. Tekanan sosial dari lingkungan militer - seperti adanya figur instruktur, sistem penghargaan dan hukuman, serta solidaritas kelompok - mendorong remaja untuk mengadopsi perilaku baru yang lebih positif.

Lingkungan fisik barak juga memiliki efek psikologis. Ruang yang tertata, aktivitas yang terstruktur, serta kedekatan dengan alam melalui kegiatan fisik menciptakan suasana yang mendukung keseimbangan emosional. Ketika remaja merasakan efek positif dari lingkungan tersebut, mereka mulai menanamkan kebiasaan baik sebagai bagian dari identitas baru mereka.

3. Pembentukan Kebiasaan dan Perubahan Sosial

Perubahan perilaku yang dicapai melalui interaksi dengan lingkungan ini dapat dijelaskan melalui konsep behavior setting dari Bell. Setiap lingkungan memiliki pola perilaku khas yang diharapkan dari individu di dalamnya.

Ketika remaja menyesuaikan diri dengan pola perilaku di barak, mereka belajar untuk meniru perilaku yang diterima secara sosial, seperti kerja sama, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Setelah keluar dari lingkungan tersebut, perilaku yang sudah terbentuk cenderung bertahan karena telah menjadi bagian dari sistem kebiasaan (habits).

KDM memahami bahwa perubahan sosial tidak bisa dilakukan hanya dengan memberikan nasihat, tetapi melalui pembentukan konteks lingkungan yang mendukung perubahan perilaku. Dengan demikian, barak militer berfungsi sebagai setting behavior yang secara sistematis menciptakan pengalaman belajar sosial dan emosional bagi remaja.

4. Inovasi dalam Pendekatan Psikologi Lingkungan

Pendekatan KDM dapat dianggap sebagai inovasi dalam praktik psikologi lingkungan, karena menggabungkan unsur rehabilitasi sosial dengan nilai-nilai budaya lokal. Ia memanfaatkan lingkungan fisik dan sosial sebagai alat intervensi psikologis untuk membentuk perilaku baru.

Pendekatan ini selaras dengan teori Bell bahwa inovasi sosial dapat muncul dari desain lingkungan yang tepat, bukan semata-mata dari instruksi verbal atau hukuman.

Dengan demikian, strategi KDM menunjukkan bahwa perubahan perilaku remaja “unik” dapat dicapai melalui pengelolaan persepsi dan adaptasi terhadap lingkungan yang terstruktur. Lingkungan bukan sekadar latar, tetapi agen aktif dalam membentuk perilaku dan kebiasaan individu.

Kesimpulan

Melalui kacamata teori Paul A. Bell dan Sarwono (1995), pendekatan KDM terhadap remaja bermasalah merupakan bentuk penerapan psikologi lingkungan yang inovatif. Ia memahami bahwa perubahan perilaku harus dimulai dari perubahan persepsi terhadap lingkungan. Dengan menciptakan lingkungan baru yang disiplin dan positif, KDM membantu remaja membentuk kebiasaan yang lebih sehat secara psikologis dan sosial.

Intervensi berbasis lingkungan ini membuktikan bahwa inovasi dalam psikologi tidak selalu bersifat teknologi, tetapi dapat lahir dari pemanfaatan nilai-nilai budaya, struktur sosial, dan tata ruang yang mendukung pembentukan perilaku adaptif.

Daftar Pustaka

Hidayat, R. (2020). “Peran Lingkungan dalam Pembentukan Karakter Remaja: Kajian Psikologi Lingkungan.” Jurnal Bimbingan dan Konseling Nusantara, 6(1), 45–54.

Mulyadi, D. (2022). Manusia Jawa Barat: Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Pembangunan Sosial. Bandung: Pustaka Jaya.

Patimah, S., Shinta, P. N., & Al-Adib, A. A. (2024). Psikologi Lingkungan: Interaksi Manusia dan Lingkungannya. Bandung: Alfabeta.

Rachmawati, F., & Nugraha, A. (2023). “Pendekatan Sosio-Kultural dalam Pembinaan Remaja di Jawa Barat: Studi Kasus Kepemimpinan Dedi Mulyadi.” Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 12(3), 187–199.

Raharjo, S. (2021). “Psikologi Lingkungan dan Pembentukan Perilaku Sosial Remaja.” Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling Indonesia, 7(2), 88–100.

Sarwono, S. W. (1995). Psikologi Lingkungan: Individu dan Ruang Hidupnya. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

0 komentar:

Posting Komentar