Topik | Evaluasi diri dengan SWOT Analysis untuk menghadapi Quarter Life Crisis di usia dewasa awal |
Sumber | Eka Sufartianinsih Jafar, Andi Syairah Nabilah Cahyani. Universitas Negeri Makassar, Indonesia |
Permasalahan | Banyak individu muda mengalami tekanan emosional, kebingungan identitas, dan ketidakpastian masa depan yang memicu Quarter Life Crisis. Kurangnya refleksi diri memperparah kondisi tersebut. |
Tujuan Penelitian | Tujuan dari penelitian ini untuk mengenalkan SWOT Analysis sebagai alat bantu refleksi diri dan menguji efektivitasnya dalam membantu individu menghadapi Quarter Life Crisis melalui psikoedukasi dan diskusi kelompok. |
Isi | Penilitian ini berisi tentang penjelasan tentang masa emerging adulthood dan karakteristiknya. Definisi Quarter Life Crisis dan faktor pemicunya (karier, relasi, sosial). SWOT Analysis sebagai alat evaluasi diri: Strength, Weakness, Opportunity, Threat. Pelaksanaan psikoedukasi dan Focus Group Discussion (FGD). Perbandingan hasil pre-test dan post-test untuk melihat perubahan pemahaman dan refleksi diri. |
Metode | Pendekatan: Kualitatif deskriptif. Teknik: Kuesioner online (Google Form), Focus Group Discussion, psikoedukasi. Subjek: 20 mahasiswa usia 18–25 tahun. Jadwal: 3 hari berturut-turut (7–9 Desember 2022). |
Hasil | Hasil analisis data pre-test dan post-test dan wawancara yang dilakukan terhadap responden, menunjukkan hasil jauh lebih baik dalam melakukan analisis SWOT dan Quarter Life Crisis setelah mendapatkan Psikoedukasi dibandingkan sebelum mendapatkan Psikoedukasi. Quarter Life Crisis yang dialami oleh responden adalah perasaan khawatir yang hadir karena ketidakpastian kehidupan mendatang seputar relasi, karir, dan kehidupan sosial. Kondisi tersebut sejalan dengan teori Robbins dan Wilner (2008) mengatakan individu akan mengalami berbagai masalah psikologis, merasa terombang-ambing dalam ketidakpastian dan mengalami krisis emosional atau yang biasa disebut dengan Quarter Life Crisis. Quarter Life Crisis sebagai suatu respon terhadap ketidakstabilan yang memuncak, perubahan yang konstan, serta perasaan panik dan tidak berdaya yang biasanya muncul pada individu yang berusia 18 hingga 29 tahun. |
Diskusi | Menurut saya penelitian psikoedukasi berbasis SWOT Analysis ini efektif membantu individu usia emerging adulthood mengenali diri dan menghadapi Quarter Life Crisis dengan lebih baik. SWOT Analysis terbukti membantu individu mengenali diri dan menyusun strategi pengembangan diri. Quarter Life Crisis dapat diatasi dengan refleksi dan pemetaan potensi pribadi. Keterbatasan penelitian ini ialah : pelaksanaan daring, waktu singkat, jumlah responden terbatas. |
Psikologi Inovasi Esai 1 - Meringkas Jurnal
Mata Kuliah : Psikologi Inovasi
Tugas Esai 1
Jurnal :
0 komentar:
Posting Komentar