13.10.25

Psi Lingkungan Esai 3 Membersihkan Tempat Umum Arundati Shinta Oktober 2025 Deltha Arthalia 24310430209 SPSJ


 Jejak-jejak Sampah: Sebuah Refleksi atas Perilaku Individu

oleh: Deltha Arthaliya 24310430209

Psikologi Lingkungan

 Permasalahan sampah di Yogyakarta, memang menjadi masalah yang sepertinya sulit terurai. Banyak sampah yang menumpuk dan menjadi bau. Tidak tau cara mengatasinya. Bagi saya pribadi aksi nyata dari gerakan sederhana yang muncul dari hati dan konsisten merupakan salah satu wujud yang dapat menjadi solusi, untuk mengurangi sampah, apabila mengolah sampah menjadi terasa berat.

Hal konsisten yang saya lakukan secara pribadi seperti lebih banyak menggunakan tranportasi umum, transjogja misalnya. Langkah saya tersebut sebagai bentuk kepedulian saya akan lingkungan secara pribadi, untuk mengurangi jumlah polusi yang dihasilkan dari kendaraan bermotor yang digunakan setiap individu, yang semakin bertambah tiap tahunnya. Selain itu, saya juga selalu membawa tumbler sebagai tempat minum, membawa kantong belanja, tempat makan untuk beli jajan, semua itu saya lakukan untuk mengurangi sampah plastik yang saya hasilkan secara pribadi. Bukan suatu hal yang wah dan mewah, namun saya percaya dengan langkah sederhana dan konsisten untuk saya lakukan secara pribadi, akan membawa dampak.

Akhir September 2025 saya mulai aktif memilah sampah di kantor, awalnya saya hanya ingin mengumpulkan sampah kantor untuk saya jadikan bahan daur ulang sebagai pemenuh tugas kuliah. Saya memilah sampah organik dan anorganik, kemudian saya pisahkan lagi sachet bungkus kopi dan minuman dalam plastik. Rencana saya hanya ingin menghitung berapa sachet kopi yang saya habiskan secara pribadi dalam satu bulan. Namun, saya tidak menyangka. Langkah saya dalam memilah sampah tersebut ternyata diikuti oleh teman-teman saya di kantor. Hal tersebut terbentuk begitu saja, tanpa saya minta dan saya suruh. Mereka memisahkan bungkus sachet kopi atau minuman lainnya dalam plastik yang saya sediakan. Sudah 2 minggu dan terkumpul cukup banyak ternyata. Yang dapat saya hitung, mulai dari tanggal 25 September 2025 sampai hari ini Senin, tanggal 13 Oktober 2025 terkumpul 40 bungkus sachet minuman, ada kopi dan lainnya. Selain itu terkumpul 5 buah kertas penggulung tissue toilet, 5 cup plastik bekas minuman dan ada banyak karet gelang dan sendok plastik yang belum saya hitung, karena akan saya pakai nanti untuk membuat esai daur ulang. 

Hal tersebut membuat saya sadar bahwa, tindakan lebih bermakna ketimbang beribu kata-kata. Saya menyadari, bahwa langkah-langkah kecil yang kita lakukan dengan sadar dan hati yang tulus, pasti akan membawa dampak bagi sekitar. Bahkan mampu mengubah perilaku setiap individunya. Langkah tersebuh membuat saya teringat pada satu gerakan anak muda yang peduli lingkungan di Yogyakarta, bernama Trash Hero Yogyakarta.

Trash Hero Yogyakarta merupakan sebuah komunitas anak muda yang peduli lingkungan. Mereka tidak hanya turun ke jalan untuk memungut sampah, namun juga memberikan edukasi terkait sampah. Sungguh kesempatan yang luar biasa ketika saya dapat bertemu dan mengenal mas Ipung, leader dari Trash Hero Yogyakarta, saya diajak untuk kembali turun ke jalan dan memberikan aksi nyata ke masyarakat untuk lebih peduli dengan kawasan tanpa rokok Malioboro.

Malioboro, jantung budaya Yogyakarta, telah lama menjadi ruang pertemuan antara sejarah, pariwisata, dan harapan akan masa depan yang lebih bersih. Pemerintah menetapkan kawasan tersebut sebagai Kawasan Tanpa Rokok melalui Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2017, harapan itu seolah mendapat pijakan hukum. Namun, kenyataan di lapangan menyuguhkan refleksi yang menggelitik nurani, pasalnya dalam kegiatan Jogsik yang digelar pada hari Sabtu, 11 Oktober 2025 dan diikuti sekitar 50 peserta bersama komunitas Trash Hero Yogyakartam dikumpulkan 6.423 putung rokok hanya dalam waktu 30 menit. 

Dalam kegiatan tersebut, saya diajak untuk turun ke jalan, dan melihat secara langsung bahwa masih banyak sampah yang terselip di selokan dan banyak sudut di sepanjang Malioboro. Saya juga memungut langsung sampah-sampah tersebut. Terutama sampah putung rokok dan plastik. Kenapa putung rokok, karena putung rokok yang dibuang secara sembarang itu membahayakan lingkungan. Di dalam putung rokok filter terdapat bahan plastik yang itu sulit terurai. Selain itu, putung rokok yang dibuang secara sembarangan juga dapat menjadi penyebab tidak lalngsung kebakaran, apabila pada saat dibuang bara apinya masih menyala. Teknis kegiatan tersebut, 50 peserta dibagi dalam beberapa kelompok dengan anggota 3 orang, kemudian tiap kelompok membawa peralatan dan berpencar untuk memungut putung rokok dan sampah anorganik yang dimasukan dalam kantong berbeda. Kelompok saya berhasil memungut putung rokok sebanyak 420 dan sampah plastik sejumlah 37 buah yang terdiri dari cup plastik, sedotan, plastik bekas pembungkus makanan. Total perolehan sampah tersebut dikumpulkan bersama, untuk plastik yang dapat di daur ulang dibawa ke bank sampah dan putung rokok sampai sekarang masih dikumpulkan oleh teman-teman Trash Hero Yogyakarta rencananya akan dibuat karya seni. 



Dalam kegiatan tersebut, saya juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan refleksi saya sebagai pegiat lama yang kembali turun ke jalan, untuk menginspirasi generasi berikutnya. Selengkapnya akan saya ulas dalam esai ke empat nanti ya.  

Peduli lingkungan bukan lagi sebuah tugas namun sebuah kesadaran, bahwa yang hidup di dunia ini, bukan hanya kita manusia, tetapi juga ada makhluk hidup lainnya. Sehingga sebagai manusia yang memiliki akal dan level kehidupan yang lebih tinggi dari makhluk lain, sudah sepantasnya kalau memiliki kesadaran untuk peduli lingkungan yang lebih, untuk keberlanjutan bumi dan isinya.

8 komentar:

  1. karena ‘beraksi’ sesungguhnya lebih berdampak nyata daripada sekedar ‘berteori’…

    BalasHapus
  2. Kesadaran akan kepedulian akan sampah memang harus di mulai dari diri sendiri. Dengan adanya tulisan ini semoga bisa lebih menyadarkan banyak orang2 dan menjadi semakin perduli akan sampah. Bravo Kak Artha

    BalasHapus
  3. Pentingnya meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif di mulai dari diri sendiri untuk menjaga lingkungan sekitar👍

    BalasHapus
  4. tulisan yang sangat inspiratif 👍🏻
    semoga gerakan-gerakan kecil yang kita lakukan dan disuarakan dengan vocal semakin bermakna dan menginfluence lebih banyak lagii 🥰

    BalasHapus
  5. semua dimulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil seperti bungkus permen yang sering abai, dibuang begitu saja karna ukurannya dianggap "kecil", namun dimulai dari hal kecil itu ternyata berdampak besar.

    semoga semua orang bisa tertanam kesadaran diri akan hal sampah ini. Agar terjaga kebersihan dan berdampak baik juga buat kesehatan 🤗

    BalasHapus
  6. An inspirational story! Awalnya sulit untuk memilah-milah sampah, namun memang perlu gerakan pertama dan juga 'teman' agar tetap konsisten.

    BalasHapus
  7. sangat menginspiratif dan keren sekali🔥

    BalasHapus
  8. Sedikit bicara dan langsung sikat dengan aksi nyata. mantap. Lanjutkan. Semoga selalu menginspirasi mbak

    BalasHapus