Essai ke-3 Psikologi Lingkungan
Membersihkan Tempat Umum
Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta M. A.
Oleh: Rika Amelia (24310420062)
Topik: Kurangnya Kesadaran Masyarakat Terhadap Sampah dan Minimnya Tempat Sampah di Ruang Publik
Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa Yogyakarta memasuki kondisi darurat sampah. Seperti yang dapat kita lihat di berbagai tempat atau wilayah di Yogya, sampah berserakan dimana-mana sedangkan fasilitas umum seperti tempat sampah dan TPS masih menjadi masalah yang umum dan topik hangat selama beberapa bulan terakhir ini.
Ditambah dengan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap dampak yang dapat ditimbulkan oleh sampah, jelas memperburuk kondisi Yogyakarta sekarang ini. Maka dari itu pada tanggal 5 oktober saya melakukan kegiatan dengan membersihkan sampah di area depan Stadion Maguwoharjo, saya memulai kegiatan ini pada pukul 4 sd 5 sore hari.
Dengan mengambil fokus pada sampah botol dan cup minuman yang sangat umum berjejeran di area depan dan pinggir jalan, dengan begitu banyaknya penjual minuman saya tidak menjumpai satupun Tempat Sampah yang mereka sediakan. Dan dalam kurun waktu 1 jam saya berhasil mendapatkan 50 sampah botol dan cup minuman, 45 untuk cup minuman dari ukuran kecil sd ukuran besar dan 5 untuk botol.
Jumlah yang cukup banyak menurut saya, karena ternyata pada bagian belakang tempat penjual minuman mereka membakar sampah-sampahnya di sana. Yang mana mereka sendiri tinggal dan tidak mereka bersihkan (saya lupa mengambil gambar), selama kegiatan tersebut banyak orang yang memperhatikan dan merasa heran. Ini membuktikan bahwa masyarakat masih sangat asing dan kurang kesadaran terhadap sampah.
Berangkat dari keprihatinan terkait sampah, saya mengikuti kegiatan Josik (Jogja Resik) yang diadakan oleh Plaza Malioboro dan berkolaborasi dengan komunitas peduli lingkungan yaitu Trash Hero Yogyakarta.
Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 11 Oktober lalu, yang berlokasi di Kawasan Wisata Malioboro. Kegiatan ini berfokus pada sampah puntung rokok, plastik, botol dan atau cup bekas minuman. Dalam kurun dari waktu 30 menit kelompon saya mendapatkan 420 batang puntung rokok, 37 botol dan cup minuman, dan 16 sedotan bekas.
Kawasan Wisata Malioboro sangat ramai pengunjung namun untuk fasilitas umum seperti tempat sampah kurang memadai, ditambah dengan kurangnya ketatnya peraturan serta kesadaran masyarakat sudah jelas memperburuk masalah sampah di kawasan tersebut, banyak sekali sampah dari berbagai jenis mulai dari puntung rokok, botol, plastik, cup minuman, sedotan, dan wadah pop mie berjejeran di sela-sela tanaman pinggir area wisata.
Tidak sedikit juga sampah yang berada di dalam selokan dan tentu saja itu sangat menyusahkan petugas kebersihan di kawasan tersebut, karena susah dijangkau jika sudah masuk ke dalam selokan yang berbahan besi baja.
Ini menjadi renungan kembali untuk kita semua baik dari Pemerintah Yogyakarta, Pemerintah di kawasan Wisata Malioboro, dan tentunya kita sebagai masyarakat. Pemerintah harus sering mengadakan sosialisasi terkait sampah baik dari dampak yang ditimbulkan, manfaat sampah, dan kerajinan dari sampah. Sehingga masyarakat mempunyai pandangan baru terhadap sampah yang sudah mendarah daging di masyarakat berkesan menjijikkan dan tidak menguntungkan.
Memperbanyak fasilitas umum seperti tempat sampah dan TPS juga akan sangat membantu dalam mengontrol pembuangan sampah sembarangan, mempermudah ijin pembukaan tempat pengolahan sampah akan sangat memberi dampak yang baik bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.




0 komentar:
Posting Komentar