10.10.25

Essay 2 : Wawancara

 Essay 2 – Wawancara tentang Disonansi Kognitif

 


Ferihana


23310410041







Psikologi Inovasi


 Dosen Pengampu Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA


 Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45


 Yogyakarta


 2025



Esai 2 – Wawancara Tentang Disonansi Kognitif


 


Disonansi kognitif merupakan teori yang membahas ketidaknyamanan seseorang oleh perilakunya yang bertentangan dengan keyakinan ataupun motivasi dalam dirinya. Disonansi kognitif terjadi misalnya pada orang "mager" atau malas gerak, dia tahu bahwa tahu bahwa olahraga dan konsumsi makanan sehat adalah hal yang penting, tapi ia sendiri tidak melakukannya dab dia tetap mengonsumsi makanan tidak sehat dan malas bergerak malas berolahraga.


Tanda-Tanda Disonansi Kognitif


Sebenarnya, disonansi kognitif sering kali kita alami dalam kehidupan sehari-hari, tetapi tanda-tandanya terkadang sulit untuk dikenali. Oleh sebab itu, mari kita kenali bersama apa tanda-tanda disonansi kognitif berikut ini:


1. Merasa tidak nyaman sebelum mengambil keputusan atau melakukan sesuatu

2. Mencoba untuk mencari pembenaran atas keputusan yang telah diambil atau tindakan yang telah dilakukan

3. Merasa malu akan suatu hal yang telah dilakukan dan berusaha menyembunyikan tindakan tersebut dari orang lain

4. Merasa bersalah atau menyesal akan suatu hal yang telah dilakukan di masa lalu

5. Sering melakukan sesuatu karena tekanan sosial atau takut ketinggalan atau fear of missing out (FOMO), meski hal tersebut sebenarnya bukan sesuatu yang ingin dilakukan


Disonansi kognitif dapat mengganggu persepsi seseorang terhadap diri dan kemampuannya sendiri. Inilah mengapa disonansi kognitif biasanya menimbulkan rasa tidak nyaman bagi orang yang mengalaminya.



Setidaknya 1 dari 4 orang dewasa ternyata tidak memenuhi tingkat aktivitas fisik yang direkomendasikan secara global. Sedentary Behavior Research Network's (SBRN) mengungkapkan perilaku hidup sedenter atau menetap ditandai dengan pengeluaran energi kurang dari 1,5 ekuivalen metabolik.


Kebiasaan ini terkait denganpeningkatan risiko hasil kesehatan yang merugikan, termasuk penambahan berat badan dan obesitas, penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, sindrom metabolik, dan peningkatan risiko semua penyebab kematian


Penelitian menunjukkan bahwa hanya perlu dua minggu tanpa aktivitas (pada orang muda dan sehat) untuk menyebabkan beberapa efek kesehatan yang cukup signifikan, termasuk berkurangnya massa otot dan perubahan metabolisme.



Wawancara


1. Berapa lama waktu yang Anda rebahan?


Jawab : lebih dari 60 menit. Untuk mengimbangi


2. Apakah melakukan beberapa gerakan sederhana? 

Jawab : tidak hanya main game dan scrolling sosial media, sambil order makanan dan camilan junk food dan soda


3 . Di akhir setiap jam, adakah gerakan selama tiga hingga enam menit? 


Jawaban : tidak


4. Apakah memaasang alarm dan berdiri saja, jalan-jalan. Atau melakukan sit-to-stand dari kursi Anda? 

Jawaban : tidak pernah


5. Apakah Anda makan sayur dan buah? Apa saja yang Anda makan 

Jawab : saya tidak pernah makan sayur dan buah, saya suka cilok, mie yang viral, gorengan, seblak


6. Minuman apa yang Anda beli? 


Jawab : soda, boba, kopi, minuman viral (latte dan lain-lain)


7. Apakah Anda tau mageran dan makanan junk food adalah tidak sehat bagi Anda? 

Jawaban : tau 


8. Lalu mengapa Anda tetap menjalankan life style seperti itu? 

Jawaban : karena lidah saya suka yang demikian


9. Apakah Anda pernah ingin  berubah dan mencoba berolahraga dan makan makanan yang sehat? 

Jawaban : pernah tapi hanya berjalan beberapa hari, tidak nyaman hidup sehat



Kesimpulan : pelaku mageran dan konsumsi makanan tidak sehat merasa hidup dengan life style seperti itu adalah menyenangkan dan tidak ada keinginan berubah. Alasannya untuk tidak mau berjuang berubah menjalani hidup sehat hanya karena  ketidaksukaan, keterbatasan daya beli, keterbatasan stok, tidak terbiasa, rasa bosan atau malas, hingga anggapan bahwa hidup sehat belum tentu panjang umur. 


Sumber :


• WRI Indonesia

https://wri-indonesia.org

Bahaya, Faktor Penyebab, dan Cara Mengatasi Pola Makan Tidak Sehat, 2025 


• PUSAT RISET DAN INOVASI NASIONAL

https://prin.or.id

PDF

Studi Kualitatif Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Makan pada Remaka, NA Fawwaz, 2025 


• Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

https://journal.lpkd.or.id

Hubungan Kebiasaan Makan dan Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi


• 2024, Kekurangan energi dan protein berdampak terhadap tubuh yang mengakibatkan obesitas, kurang energi kronik (gizi buruk) dan anemia.


• Ners Unair

http://ners.unair.ac.id

Dampak Buruk dari Malas Gerak (Mager) - Ners Unair


• Malas Gerak Tingkatkan Kegemukan dan Risiko Penyakit

By Humas BKPK -21 November 20233738

0 komentar:

Posting Komentar