Oleh:
Nama: Fatien Muthmainnah Azzahra
NIM: 22310410185
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Lari dan Inovasi Diri: Transformasi Psikologis lewat Maraton Berbudaya dan
Festival Warna
Dalam konsep psikologi inovasi, perubahan diri dimulai dari kesadaran,
pengalaman baru, dan keberanian untuk keluar dari rutinitas. Itulah yang saya
rasakan saat mengikuti dua lomba marathon yang berbeda namun sama-sama penuh
makna: Jelajah Tamanmartani KulineRun 2025 (6K) dan Pekanbaru ColoRun Festival 2025 (5K).
Melangkah Bersama Tradisi: Jelajah Tamanmartani KulineRun 2025
kulineRun bukan sekedar ajang lari, tetapi ruang inovatif yang menggabungkan
kebugaran, eksplorasi budaya dan rasa kebersamaan. Pada tanggal 13 juli 2025,
saya menyusuri rute yang disepanjang area candi Prambanan, pemukiman warga, dan
persawahan. Lomba itu bukan hanya sekedar berlari dan mencapai finish tercepat,
namun banyak cerita lewat prosesnya, keramahan warga yang menyemangati saya
ketika berlari dan hingga ada yang memakai kostum hanya demi menyemangati kami
yang berlari. Dari perspektif psikologi inovasi, pengalaman ini membuatku
keluar dari pola pikir “lari untuk kompetisi” menjadi “lari untuk koneksi”. Saya
mulai memahami bahwa olahraga dapat menjadi jembatan untuk membentuk empati,
keterbukaan budaya dan kreativitas sosial.
Warna dan Kebebasan: Pekanbaru ColoRun Festival 2025
Berbeda dengan KulineRun, ColoRun Festival yang saya ikuti pada bulan
Januari 2025 adalah selebrasi energi dan kebebasan. Lomba ini mengajak saya mengekspresikan
diri setelah berlari ditengah lembaran bubuk warna-warni, musik DJ dan tawa. Tidak
ada tekanan untuk menang, hanya dorongan untuk menikmati momen dan terhubung
dengan orang-orang. Dalam konteks psikologi inovasi, lomba ini mematahkan
batas-batas yang saya ciptakan sendiri. Kepercayaan diri yang melimpah ditengah
keramaian dan bisa mengekspresikan diri tanpa beban. Saya belajar bahwa
kebebasan psikologis adalah kunci kreativitas dan pertumbuhan.
Melalui Jelajah Tamanmartani KulineRun 2025 dan Pekanbaru ColoRun Festival,
saya menemukan bahwa inovasi diri bisa dimulai dari kreativitas sederhana:
Lari. Dengan kombinasi budaya, seni dan komunitas, marathon menjadi alat untuk
membentuk ketahanan mental, ekspresi diri dan pemahaman sosial.
Perubahan tidak harus besar, tapi harus bermakna. Dan terkadang, inovasi
terbesar adalah saat kita memutuskan untuk melangkah maju. Meski pelan tapi
pasti.



0 komentar:
Posting Komentar