1.5.25

ESSAI 2 - WAWANCARA TENTANG DISONANSI KOGNITIF TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI INOVASI

WAWANCARA TENTANG DISONANSI KOGNITIF

TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI INOVASI

Essai 2

1 Mei 2025

Dosen Pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA


 

 

 

Rengga Fernando (22310410137)

Kelas : SP



R adalah mahasiswa yogyakarta yang aktif dalam kegiatan kampanye atau edukasi tentang bahayanya merokok bagi tubuh dan lingkungan. Melalui program-programnya seperti edukasi bahanya merokok di kalangan masyarakat dan memposting hal - hal yang berkaitan dengan bahayanya merokok harapanya dapat menyadarkan masyarakat betapa bahayanya merokok dan mengurangi konsumen perokok.

Tetapi realitanya dia dibalik layar pada saat nongkrong bersama teman - temannya malah merokok. Hal ini bertolak belakang dengan apa yang telah digembor - gemborkan didepan umum, untuk mengetahui penyebab saya melakukan wawancara dengan si R.

Aku        :"Bahaya merokok itu apa aja sih bagi kesehatan dan lingkungan?"

R            :"Bagi kesehatan merokok itu dapat menyebabkan kecanduan karena ada zat nikotin jadi kita akan terus - menerus merokok dan akan menyebabkan kerusakan paru - paru dan organ tubuh lainya. Bagi lingkungan rokok itu dapat mencemari udara dan mengganggu pernafasan orang lain disekitar kita".

Aku        :"Apakah orang yang sudah kecanduan akan sulit berhenti merokok?"

R            :"Kalau berhenti bisa tetapi rata rata orang pada kesulitan berhenti merokok karena selain kecanduan, penyebab lainnya adalah teman atau lingkungan kita yang mengajak kita untuk merokok".

Aku        :"Lalu dengan kamu sadar tau bahayanya merokok dan sulitnya berhenti merokok, kenapa malah merokok dan tidak sesuai dengan apa yang kamu gembor - gemborkan didepan umum?"

R            :"hehehe iya maaf, aku sulit berhenti merokok karena terpengaruh lingkunganku dan sudah berusaha buat berhenti tapi gagal".

Kalimat dibawah ini memperlihatkan mekanisme pertahanan diri berupa rasionalisasi, yaitu berusaha membenarkan ketidakpedulian dengan alasan kondisi sosial. 

R            :"Lagian aku merokok juga pada saat temenku pada merokok kalau engga pas keadaan sendiri itu juga merugikan orang lain yang tidak merokok kan".

Dapat disimpulkan dari wawancara tersebut, bahwa si R tidak bisa mempertahankan perubahan atau perilaku yang sudah dia pelajari. Menurut materi Psikologi Inovasi dari Arundati Shinta, inovasi perilaku memerlukan internalisasi nilai dan kemauan untuk berubah, bukan sekadar keterlibatan sesaat. Pada kuliah psikologi inovasi dijelaskan bahwa individu sering menolak perubahan karena merasa malas, takut berbeda dengan kelompok, atau terlalu nyaman dengan kebiasaan lama.

Dari kejadian tersebut, kita bisa ambil pelajaran penting bahwa dalam dunia nyata, untuk membangun perilaku inovatif dibutuhkan lebih dari sekadar pengetahuan tetapi juga dibutuhkan komitmen, kreativitas, dan keberanian untuk melawan kenyamanan lama untuk bergerak keluar dari zona nyaman untuk membangun dan mengembangkan diri, sesuai prinsip Psikologi Inovasi yang menekankan keberanian menghadapi perubahan.


Daftar Pustaka :

 

Arundati, S. (2025). Psikologi Inovasi. Materi Kuliah Psikologi Inovasi, Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.

0 komentar:

Posting Komentar