8.5.25

ESSAY 2:PSIKOLOGI INOVASI_DISONASI KOGNITIF_ELLENIAIKAA (22310410174)


 

ESSAY II

DISONASI KOGNITIF

TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI INOVASI



Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta., MA

Oleh : Ellenia Ika Aprilliani (22310410174)







PROGAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

2025






Pada suatu hari saat saya sedang menikmati waktu sore di teras rumah, saudara saya laki-laki yang berinisial R datang berkunjung ke rumah saya. Karena lumayan lama tidak berjumpa saya sedikit terkejut dengan perubahannya sekarang. Tidak berselang lama saya pun ngobrol-ngobrol dengan saudara saya dan menanyakan beberapa pertanyaan padanya. Saya pun bertanya dengannya “sekarang kamu ngerokok to, loh bukannya dulu kamu itu paling anti sama rokok ya?”, ia pun menjawab “iya itukan dulu”. Lalu saya bertanya lagi “padahal dulu kamu itu bilang kalau merokok itu sangat bahaya dan tidak menyehatkan”, dan dia pun menjawab “iya sih bener, tapi sekarang itu kalau tidak merokok gimana gitu ya, lagian juga engga banyak itu juga untuk ngilangin stress saja”. Mendengar jawabannya saya berpikir bahwa terdapat ketentangan pada dirinya, dia mengetahui bahwa merokok itu berbahaya untuk kesehatan tetapi dia tetap memilih untuk merokok caranya untuk menenangkan pikirannya, dia akan mencari alasan agar tetap bisa merokok tanpa merasa salah arah (disonasi kognitif).

Menurut buku Theories of Human Communication, teori disonasi kognitif dibagi menjadi dua hal, yaitu kognitif dan disonasi. Kognitif merupakan suatu elemen yang terdiri dari sikap persepsi, pengetahuan dan keyakinan. Sedangkan disonasi merupakan konflik inkonsistensi atau tidak inkonsistensi (Littlejohn, Karen, & Oetzel 2017). Menurut teori Festinger, suatu pengalaman yang tidak menyenangkan bagi para perokok sebagai akibat dari disonasi kognitif yang kemungkinan besar dialami para perokok karena perilaku mereka bertentangan dengan fakta yang mereka dapati mengenai dampak merokok bagi kesehatan. Sedangkan pada kasus di atas, dirinya mengalami ketentangan. Menurutnya jaman sekarang ini merokok bisa mengurangi stress dan kalau tidak merokok itu kurang keren, tetapi dia tahu bahwa merokok itu bahaya untuk kesehatannya. Hal itu mungkin juga bisa terpengaruh karena lingkungan sosial dan pergaulannya. Dirinya bisa merubah perilakunya dengan cara mengedukasi diri tentang rokok, mencari support sistem, dan merubah perilaku-perilaku ke dalam hal yang lebih positif, misalnya olahraga. 

Kesimpulannya yaitu, bahwa suatu perubahan pada perilaku seseorang tidak bisa hanya dilakukan dengan suatu ancaman atau peraturan yang sudah ditetapkan. Melainkan dengan kesadaran pada dirinya bahwa perubahan perilaku yang positif perlu adanya suatu motivasi dari diri sendiri terlebih dahulu. Pada psikologi inovasi juga mengajarkan bahwa perilaku perubahan ini dapat menginovasi dan memotivasi untuk membantu seseorang menjadi lebih baik dan berkembang ke hal-hal yang lebih positif. 




DAFTAR PUSTAKA:

Suatan, T, A., & Irwansyah. 2021. Studi Riview Sistematis: Aplikasi Teori Disonansi Kognitif dan Upaya Reduksinya pada Perokok Remaja. Jurnal Lensa Mutiara Komunikasi Vol. 5. No. 1 (Juni 2021) 72-82 ISSN 2579-8332

0 komentar:

Posting Komentar