Tugas ( Essay 1 )
Meringkas Jurnal Motivasi
MEMBANGUN TRADISI ENTREPRENEURSHIP
PADA MASYARAKAT
Agustus 2019
Helisia Margahana (STIE Trisna Negara Sumatera
Selatan) dan Eko Triyanto (STIE Surakarta)
Ibrar
Lanega Pratama ( 22310410138 )
Psikologi
Inovasi
Dosen
Pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, M.A.
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
|
Topik |
Penting mendirikan kebiasaan dan budaya
kewirausahaan (entrepreneurship) pada masyarakat, bagaimana peran keluarga,
dan terakhir peran pemerintah untuk dapat mendorong tumbuhnya tradisi ini. |
|
Sumber |
Margahana, H., & Triyanto, E. (2019). Membangun
tradisi enterpreneurship pada masyarakat. Jurnal
Ilmiah Edunomika, 3(02), Agustus 2019. |
|
Permasalahan |
Pada penelitian “Membangun
Tradisi Entrepreneurship pada Masyarakat”, masalah yang dibawakan
merupakan kategori deviasi negatif. Hal ini diperlihatkan dari adanya
kesenjangan antara kondisi ideal yang diharapkan, yakni masyarakat yang
mempunyai budaya kewirausaan mandiri dan kuat secara ekonomi, dengan
kenyataan yang terjadi pada lapangan yang menunjukkan rendahnya tradisi dan
semangat entrepreunership di kalangan masyarakat Indonesia. Walaupun jumlah
angka rasio wirausaha di Indonesia telah melebihi standar internasional
sebesar 2%, akan tetapi masih tertinggal dibandingkan dengan Negara-negara
tetangga misalnya Malaysia dan Singapura. Situasi ini menunjukkan bahwa
budaya kewirausaan belum tertanam pada kehidupan masyarakat. Akibatnya,
deviasi yang terjadi merupakan bentuk penyimpangan negatif, karena kondisi
nyata lebih rendah daripada kondisi yang diharapkan. Penelitian ini kemudia
menyoroti pada upaya menutup kesenjangan tersebut dengan mengimplementasikan
penguatan peran keluarga, pendidikan, dan pemerintah dalam menumbuhkan
tradisi entrepreneurship secara berkelanjutan. |
|
Tujuan Penelitian |
Membahas dan menganalisis bagaimana tradisi
entrepreneurship dapat dibangun di tengah-tengah masyarakat melalui: (1)
lingkungan keluarga yang mendidik anak untuk menjadi individu yang mandiri
dan kreatif, (2) Fasilitasi pendidikan yang membentuk karakter kewirausahaan,
(3) Pemerintah berperan aktif dalam mendukung dan memfasilitasi kewirausahaan
masyarakat. |
|
Isi |
·
Pentingnya entrepreneurship
: Kewirausahaan dijadikan solusi dalam menghadapi lapangan yang terbatas dan
tekanan ekonomi. Jiwa wirausaha tidak hany penting bagi pelaku usaha, namun
juga eluruh individu untuk tetap bertahan, mandiri, dan berinovasi. ·
Peran keluarga : Keluarga
merupakan tempat awal pembentukan karakter. Anak-anak yang telah dibiasakan
untuk berpikir mandiri, kreatif, serta percaya diri sejak dini cenderung
memiliki mental lebih siap untuk menjadi wirausahawan. ·
Peran pendidikan :
Pendidikan berbasis entrepreunership dapat membentuk keterampilan dan juga
pola pikir wirausaha melalui pengalaman, tidak hanya teori. Kurikulum dan
aktivitas pendidikan harus diarahkan guna membentuk sikap inovatif dan berani
mengambil resiko. ·
Peran pemerintah :
Pemerintah mempunyai tanggung jawabndalam penyediaan fasilitas, pelatihan,
regulasi, dan dana hibah untuk pengembangan UMKM. Program seperti Gerakan
Nasional membudayakan Kewirausahaan, pelatihan, dan pendirian politeknik
vokasi yang merupakan langkah konkret dalam mendukung ekosistem
kewirausahaan. |
|
Metode |
Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka
(literature review). Penulis mengumpulkan dan menelaah berbagai sumber
literature seperti jurnal, buku, artikel ilmiah, serta hasil penelitian
terdahulu yang relevan dengan topic kewirausahaan dan pembangunan ekonomi
masyarakat. |
|
Hasil |
Hasil kajian menyimpulkan bahwa terdapat tiga unsur
utama pembentuk tradisi kewirausahaan di masyarakat yakni: (1) Keluarga yang
mendidik anak untuk mandiri percaya diri, dan kreatif sejak kecil, (2)
Pendidikan yang berorientasi pada pengalaman dan membentuk pola pikir serta
karakter wirausaha, (3) Pemerintah yang menciptakan kebijakan, pelatihan, dan
program pendukung kewirausahaan, khususnya bagi generasi muda dan UMKM. |
|
Diskusi |
Penulis menekankan bahwa tradisi kewirausahaan tidak
dapat timbul secara instan melainkan dengan pembiasaan jangka panjang dalam
kehidupan sehari-hari. Keluarga berperan penting dalam membentuk nilai-nilai
dasar seperti kerja keras, kemandirian, dan kreativitas. Pendidikan memberi
bekal kemampuan teknis dan mental, sedangkan pemerintah harus memastikan
masyarakat memiliki akses terhadap modal, pelatihan, dan kebijakan yang
mendukung. Jika ketiga unsur ini bersinergi, maka masyarakat akan memiliki
mentalitas wirausaha yang kuat. Hal ini memiliki kontribusi yang besar
terhadap pengurangan kasus pengangguran, peningkatan daya saing nasional, dan
pertumbuhan ekonomi yang lebih merata. |
0 komentar:
Posting Komentar