PSIKOLOGI INOVASI
"Esai 2"
Wawancara Disonansi
Kognitif
Dosen Pengampu : Dr.,
Dra. ARUNDATI SHINTA MA
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Oleh :
Nama : Kelvin Aryudi
Nim : 22310410168
Disonansi Kognitif
Disonansi
kognitif adalah ketidaknyamanan atau stres psikologis yang terjadi ketika
seseorang memegang dua keyakinan atau nilai yang saling bertentangan pada saat
yang sama, atau ketika perilaku mereka bertentangan dengan nilai-nilai atau
keyakinan mereka. Salah satu penyebabnya adalah perasaan bersalah atau malu
setelah melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai: Misalnya, seseorang
yang merokok dan merasa bersalah karena membahayakan paru-parunya.
Pada Minggu, 27 April 2025 saya melakukan wawancara dengan salah
satu rekan kerja berinisial H yang merupakan perokok.
Saya : Apa yang membuat anda merokok?
H : Lingkungan bermain sejak masa sekolah yang membuat saya
merokok sampai saat ini
Saya : apa yang anda asakan saat merokok?
H : Saya merasa rileks dan membatu saya berfikir dalam
bekerja
Saya : Apakah anda merasa menyesal sedari dulu merokok?
H : Saya sering merasa menyesal saat merokok yang pertama
saya membahayakan kesehatan saya terutama paru-paru dan saya merasa rugi secara
keuangan untuk membeli rokok setiap bungkusnya.
Saya : Saat anda merasa menyesal merokok apa yang anda
lakukan?
H : Saya memikirkan cara agar berhenti merokok namun sangat
sulit karena sudah menjadi kebiasaan sejak masa sekolah.
Kesimpulan
Merasa
menyesal karena merokok adalah perasaan yang umum dialami oleh banyak perokok,
terutama ketika mereka menyadari dampak negatifnya terhadap kesehatan dan
lingkungan sekitar.Menyadari risiko penyakit seperti kanker, penyakit jantung,
dan penyakit pernapasan akibat merokok seringkali menjadi pemicu penyesalan
bagi narasumber.
Saran
Kurangi jumlah rokok yang dihisap setiap hari secara bertahap, jangan berhenti mendadak.Cari aktivitas pengganti saat ingin merokok, seperti mengunyah permen karet, minum air, atau berolahraga.Serta tanamkan fikiran bahwa merokok merusak kesehatan dengan begitu akan selalu menyadari bahwa merokok membahayakan.
Lampiran pada saat wawancara dengan rekan


0 komentar:
Posting Komentar